Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151195
Title: Kajian Strategi Pola Kemitraan Pt. Agro Inti Pratama Dalam Pengembangan Bisnis Produk Ubi Jalar Olahan Pada Pt. Galih Estetika, Kuningan, Jawa Barat
Authors: Gumbira, Said, E
Kirbrandoko
Sulianti, Andrini
Issue Date: 2000
Publisher: IPB University
Abstract: Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia khususnya Indonesia menyebabkan terjadinya peningkatan harga yang relatif tinggi pada bahan-bahan baku, produk jadi maupun setengah jadi, terutama pada produk-produk makanan impor. Salah satu produk kebutuhan bahan makanan yang merupakan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, dan sampai saat ini masih memerlukan impor dalam upaya pemenuhannya adalah beras dan gandum. Kedua jenis bahan makanan tersebut merupakan salah satu kebutuhan vital yang diperlukan oleh masyarakat. Kondisi Indonesia yang merupakan salah satu negara agraris didunia memiliki potensi yang sangat besar didalam upaya mengembangkan jenis komoditi yang memiliki kemampuan dalam mensubstitusi kedua bahan makanan tersebut. Salah satu jenis komoditi yang memiliki keunggulan untuk dikembangkan sebagai produk substitusi adalah ubi jalar (Ipomea batatas). Kandungan yang dimiliki oleh ubi jalar ini sangat besar, yaitu untuk 100 gram ubi jalar terkandung kalori sebesar 123 kal, protein 1,8 mgrm, dan lemak sebesar 0,7 gram. Selain itu prospek ubi jalar dibidang industri untuk pada masa yang akan datang sangat baik, hal ini dapat terlihat dari semakin meningkatnya penggunaan ubi jalar sebagai bahan baku pada industri dunia. Disamping itu kemampuan produksi ubi jalar di Indonesia sangat tinggi yaitu sebesar 40 ton/ha dengan peningkatan produksi sebesar 0,03%/tahun dan keragaman varietas yang dimiliki sebanyak 1000 jenis, yang memiliki karakteristik berbeda-beda. Kondisi diatas merupakan salah satu faktor yang mendorong PT. Galih Estetika didalam upaya pengembangan industri pengolahan ubi jalar dengan produk unggulannya antara lain pasta dan tepung ubi jalar. Dalam upaya pemenuhan bahan baku bagi proses produksinya, PT. Galih Estetika melakukan kerjasama dengan PT. Agro Inti Pratama (PT. AIP), yang berfungsi untuk menjalin kerjasama dengan para petani ubi jalar, khususnya petani ubi jalar untuk daerah Kuningan dan sekitarnya, melalui sistem kontrak harga dan kontrak hasil. Kerjasama ini telah dilakukan sejak tahun 1998 dan dalam prosesnya memiliki permasalahan-permasalahan antara lain: 1) bagaimana mengembangkan sistem kerjasama atau kemitraan yang sesuai antara perusahaan dengan petani dan lembaga terkait, agar mampu mendukung produktivitas dan upaya pengembangan perusahaan di masa yang akan datang; 2) bagaimana strategi pemenuhan bahan baku bagi pengolahan ubi jalar yang tepat, agar kualitas dan kuantitas bahan baku sesuai dengan kebutuhan produksi; 3) bagaimana sistem kemitraan yang telah dilakukan oleh perusahaan oleh perusahaan dengan para petani dalam upaya pengadaan bahan baku; 4) bagaimana sistem kerjasama yang telah dilakukan perusahaan dengan lembaga-lembaga terkait, dalam upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas ubi jalar; 5) hal-hal apa yang mempengaruhi keputusan perusahaan, petani serta lembaga- lembaga terkait didalam melakukan kerjasama; 6) strategi apa yang harus dikembangkan oleh perusahaan, agar kerjasama yang telah terbentuk tersebut dapat terus berlanjut pada masa yang akan datang. Berdasarkan permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pola kemitraan dan sistem kerjasama yang baik antara perusahaan, petani dan lembaga terkait, sehingga mampu mendukung pengembangan bisnis produk olahan ubi jalar bagi perusahaan, serta memberikan rekomendasi alternatif strategi kerjasama yang tepat antara PT. Galih Estetika, petani dan lembaga terkait bagi perusahaan. Adapun ruang lingkup yang ditentukan dalam melakukan penelitian tersebut difokuskan untuk mencari pemecahan masalah kemitraan yang terjadi pada saat ini, serta menentukan pola kemitraan dan kerjasama yang sesuai antara PT. Galih Estetika, PT. AIP, petani dan lembaga terkait sehingga mampu mendukung upaya pengembangan perusahaan dalam jangka panjang. Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini didasari oleh faktor eksternal dan internal perusahaan, khususnya kemitraan yang telah terbentuk selama ini. Dalam kemitraan ini pelaku-pelaku kemitraan yang dikaji terdiri dari petani, koperasi dan instansi terkait, serta perusahaan. Petani dan koperasi serta instansi terkait merupakan pelaku yang mendukung dari sisi eksternal kemitraan, sedangkan perusahaan merupakan pelaku yang mendukung dari sisi internal kemitraan. Data yang diperoleh untuk menentukan variabel-variabel didalam faktor eksternal dan internal diambil dari data deskriptif, melalui pengamatan dan wawancara dari beberapa pelaku kemitraan yang mampu mewakili tiap-tiap bagian tersebut. Jumlah responden yang digunakan sebanyak dua belas orang yang terdiri dari tiga orang investor, lima orang petani, tiga orang koordinator dan satu orang pengelola koperasi ubi jalar. Dari hasil survey diperoleh kekuatan (strengths), yang terdiri dari kejelasan pasar, Kabupaten Kuningan sebagai daerah sentra ubi jalar, kemampuan para petani dalam budidaya ubi jalar, teknologi yang digunakan oleh perusahaan, kapasitas dan kemampuan produksi perusahaan serta luas lahan yang tersedia bagi penanaman. Dilain pihak kelemahan (weaknesses), yang terjadi didalam kemitraan selama ini terdiri dari rendahnya loyalitas petani, keterbatasan teknisi yang dibutuhkan, hasil produksi panen, keterbatasan modal bagi petani, tingkat kemampuan petani yang masih rendah, kualitas hasil panen, tradisi menanam padi bagi masyarakat Kuningan, serta kualitas bibit dari varietas ubi jalar yang digunakan. Dari sisi peluang (opportunity) diperoleh variabel seperti tingginya kebutuhan bahan baku, permintaan pasar terhadap produk olahan ubi jalar yang tinggi, kebijakan mengenai bantuan modal dari pemerintah, tingginya nilai tukar uang rupiah terhadap dolar Amerika dan terbukanya pangsa pasar ekspor. Dari sisi ancaman (threats) diperoleh variabel-variabel yang terdiri dari kurang informasi teknologi yang dimiliki, terbukanya pasar global, persaingan dari bisnis sejenis, persaingan dengan tengkulak, fluktuasi harga ubi jalar dipasaran, serta aliran dana untuk pembayaran yang lambat. Setelah diperoleh variabel-variabel tersebut, kemudian dilakukan pembobotan melalui sistem perbandingan berpasangan (pair comparison), yang dilanjutkan dengan penilaian menggunakan corporate social performance matrix (CSPM). Dari hasil CSPM tersebut diperoleh hasil evaluasi berupa nilai nilai, yang memperlihatkan besar kecilnya masalah yang terjadi selama ini. Kemudian selain CSPM juga digunakan ethical audit of strategy (EAS), yang bertujuan untuk mengetahui penerapan strategi yang dapat digunakan dalam upaya memperbaiki pola kemitraan yang telah terbentuk. Dari hasil penilaian dan evaluasi terhadap faktor-faktor internal yang terjadi didalam kerjasama melalui kemitraan selama ini diperoleh analisa yaitu kejelasan pasar merupakan faktor utama yang mendorong terjadinya kemitraan tersebut, dengan nilai nilai evaluasi tertinggi sebesar 1,440. Berdasarkan hasil evaluasi, kemampuan kapasitas produksi dengan nilai evaluasi sebesar 1,273 merupakan faktor kedua yang mendorong kemitraan tersebut. Selain itu berdasarkan peringkat nilai yang diperoleh, besarnya kekuatan berturut-turut adalah kemampuan budidaya petani dengan nilai sebesar 1,232, Kabupaten Kuningan sebagai sentra penanaman ubi jalar, dengan nilai 1,220; luas lahan dengan nilai 1,071 dan yang terendah adalah teknologi perusahaan dengan nilai 0,871. Dari sisi kelemahan, faktor-faktor yang merupakan kelemahan utama dalam melakukan kemitraan selama ini adalah keterbatasan teknisi dengan nilai sebesar 1,300; keterbatasan modal kerja bagi petani sebesar 1,264; kualitas bibit untuk varietas ubi jalar sebesar 1,155; tingkat loyalitas petani dengan nilai 1,139; tingkat produktivitas panen dengan nilai sebesar 1,095; kualitas hasil panen sebesar 0,984; tradisi menanam padi sebesar 0,980 dan tingkat kemampuan petani sebesar 0,852. Analisis pada kelemahan ini menunjukkan bahwa semakin besar nilai evaluasi yang diperoleh, maka semakin besar faktor tersebut mempengaruhi kelanjutan dari kerjasama yang telah dilakukan selama ini. Dari sisi ekternal kemitraan diperoleh analisa yang terdiri faktor peluang dan ancaman. Berdasarkan variabel-variabel dan penilaian yang terdapat pada analisa peluang maka diperoleh hasil penilaian evaluasi sebagai berikut, kebutuhan bahan baku dengan nilai evaluasi sebesar 1,843 memberikan peluang yang sangat besar dalam keberlanjutan kemitraan tersebut, sedangkan terbukanya pangsa pasar ekspor dengan nilai 1,680 merupakan peluang kedua yang dapat dimanfaatkan oleh perusahaan dan pelaku kemitraan, disamping itu permintaan pasar yang tinggi dengan nilai sebesar 1,568, tingginya nilai tukar rupiah terhadap dolar dengan nilai 1,530. Kebijakan bantuan modal merupakan variabel terendah dengan nilai 1,440. Dalam hal peluang semakin besar nilai evaluasi yang diperoleh, maka para stakeholder menganggap bahwa peluang tersebut dapat dimanfaatkan untuk keberlanjutan kemitraan. dst....
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/151195
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File SizeFormat 
R16ASA.pdf
  Restricted Access
6.16 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.