Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143368
Title: Pengaruh beberapa perlakuan menggunakan ijuk terhadap nilai penyusutan enam jenis kayu Indonesia
Authors: Sadiyo, Sucahyo
Wahyudi, Imam
Wijaya, Rinni Maryana
Issue Date: 2003
Publisher: IPB University
Abstract: Ketidakstabilan kayu akan menimbulkan masalah dalam pemakaian, dan dalam beberapa hal akan menyulitkan proses pengolahannya. Dengan demikian perlu usaha-usaha yang bertujuan untuk memperbaiki tingkat ksetabilan dimensi kayu sehingga kelemahan-kelemahan kayu dapat diatasi. Sebagai langkah awal, penelitian ini mencoba menggunakan ijuk sebagai bahan untuk meningkatkan stabilisasi dimensi kayu. Macam perlakuan yang dicobakan adalah merebus kayu dan ijuk dalam air secara bersamaan, dan mengimpregnasikan ijuk baik tepung maupun abu ke dalam kayu. Untuk perebusan, ijuk yang dipakai adalah ijuk dalam kondisi alamiahnya, sedang untuk perlakuan impregnasi baik tepung maupun abu ijuk dilarutkan terlebih dahulu dalam larutan asam asetat 10%. Kayu yang dipilih mewakili kelas kuat yang berbeda (dicirikan oleh nilai BJ kayu yang berbeda), karena diketahui bahwa kembang-susut kayu dipengaruhi oleh nilai BJ kayu (Stamm dalam Sitorus, 1983), Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian ijuk terhadap beberapa sifat fisis kayu, meliputi KA, BJ, dan besar penyusutan yang terjadi. Dalam penelitian ini, ijuk diharapkan mampu berperan sebagai bahan yang dapat meningkatkan kestabilan dimensi kayu dan/atau setidaknya mengurangi besar penyusutan yang terjadi. Selain itu, tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk menetapkan kombinasi perlakuan yang paling baik pengaruhnya terhadap nilai penyusutan kayu, dan mengetahui hubungan antara BJ kayu dengan penyusutan kayu pada berbagai perlakuan menggunakan ijuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai Kadar Air dari ke-6 jenis kayu yang diteliti barvariasai. Kayu Balsa dan Sengon (yang mewakili kayu ber-BJ rendah) mempunyai KA yang lebih besar dari 100% pada saat basah, sedangkan Bangkirai (yang mewakili kayu ber-BJ tinggi) memiliki nilai KA yang paling kecil saat Basah. Diketahui pula bahwa kayu yang mengalami perlakuan cenderung memiliki nilai KA yang lebih tinggi dibandingkan dengan kontrolnya, baik KA basah maupun KA kondisi Kering Udara. Hanya saja pada kayu Bangkirai, peningkatan yang terjadi akibat perlakuan relatif kecil sehingga dapat dianggap kayu tidak mengalami perubahan nilai KA -akibat perlakuan....
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/143368
Appears in Collections:UT - Forestry Products

Files in This Item:
File SizeFormat 
E03rmw.pdf
  Restricted Access
10.76 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.