Please use this identifier to cite or link to this item: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106452
Title: Formulasi Strategi Bisnis pada Unit Bisnis Training di PT PTC
Authors: Asmara, Alla
Djohar, Setiadi
Amertha, Denada Tirta
Issue Date: 2021
Publisher: IPB University
Abstract: Persaingan bisnis training di pasar captive maupun non-captive semakin ketat, adanya overlapping penyelenggara training di internal Pertamina Grup seperti adanya anak dan cucu perusahaan Pertamina yang menjadikan training sebagai bisnis sampingan (non-core business), adanya learning center dan corporate university yang berada didalam struktur induk maupun didalam struktur anak perusahaan yang menjalankan aktivitas training teknikal Migas, training manajemen maupun training leadership bagi pekerja di internal grup serta adanya kekuatan pendatang baru seperti Ruang Guru dan provider training external lain yang bermain disegmen training manajerial maupun training leadership di pasar Pertamina Grup melalui pengadaan secara swakelola oleh masing-masing anak atau cucu perusahaan maupun berdampak pada lambatnya pertumbuhan bisnis training PT PTC. Melihat adanya overlapping penyelenggara training di internal grup, maka PT Pertamina (Persero) selaku induk perusahaan di Tahun 2019 menerbitkan kebijakan melalui Surat Keputusan Direksi PT Pertamina (Persero) sebagai upaya penataan lingkup bisnis anak perusahaan sekaligus menunjuk PT PTC sebagai lead training provider di pasar Pertamina Grup. Penunjukan tersebut belum memberikan leverage signifikan terhadap pertumbuhan revenue dan gross profit bisnis training PT PTC. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan internal dan eksternal terhadap bisnis training PT PTC, merumuskan alternatif strategi bisnis yang berkelanjutan dalam upaya meningkatkan pertumbuhan bisnis training PT PTC dan merekomendasikan road map implementasi strategi bisnis training PT PTC. Pendekatan yang digunakan adalah deskriptif dalam bentuk studi kasus pada strategi bisnis training PT PTC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Metode deskripsif kualitatif dilakukan melalui wawancara untuk memperoleh data, fakta dan faktor kunci internal dan faktor kunci eksternal serta didukung melalui studi pustaka. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Metode deskriptif kuantitatif dilakukan dengan pembobotan dan penilaian terhadap hasil pengisian kuesioner. Setelah dilakukan pengumpulan data, selanjutnya data tersebut diolah dan dianalisa menggunakan analisa tiga tahap formulasi strategi untuk menjawab tujuan dari penelitian ini. Tahap pertama dari formulasi strategi bisnis pada unit bisnis training PT PTC adalah dengan menganalisis lingkungan internal menggunakan analisis VRIO, menganalisis faktor eksternal menggunakan analisis Porter’s Five Force, dan mengidentifikasi harapan stakeholder menggunakan alat bantu kuesioner. Setelah diperoleh lima faktor kunci dari faktor internal berupa kekuatan dan kelemahan)serta lima faktor eksternal berupa peluang dan ancaman, selanjutnya dilakukan pembobotan setiap faktor dengan metode paired comparison yang kemudian dilakukan rating untuk dianalisa menggunakan Matriks IFE dan EFE. Berdasarkan hasil analisa faktor internal menggunakan Matriks IFE diketahui kemampuan internal yang dimiliki cukup baik atau pada posisi rata-rata (sedang) dalam menggunakan kekuatan dan meminimalkan kelemahan dengan skor 2,570, sedangkan hasil analisa pada faktor eksternal menggunakan Matriks EFE diketahui bisnis training PT PTC dalam posisi kuat untuk merespon peluang dan ancaman dengan skor 3,042. Dengan menggunakan analisis VRIO, dihasilkan 15 (lima belas) kompetensi inti kemudian dikelompokan untuk pengembangan kompetensi masa depan dalam membangun strategi intensif dan strategi integratif yang berkelanjutan, sehingga diperoleh 4 (empat) kompetensi masa depan bisnis training PT PTC adalah: (1) optimasi pengelolaan training, (2) digitalisasi produk dan jasa training, (3) optimalisasi sinergi pertamina grup, dan (4) digital data analitik. Tahap kedua adalah tahap pencocokan yang dilakukan melalui dua tahap, yaitu: tahap pertama, memasukan faktor kunci yang telah diidentifikasi kedalam IE Matriks untuk mengetahui positioning bisnis training PT PTC dan tahap kedua melakukan perumusan strategi bisnis training berdasarkan posisi perusahaan di IE Matriks menggunakan SWOT Matriks. Hasil dari pencocokan pada Matriks IE terlihat bahwa bisnis training PT PTC berada pada posisi tumbuh dan bina (kuadran II pada Matriks IE) sehingga strategi yang dapat disusun adalah strategi intensif dan strategi integratif. Hasil dari formulasikan strategi menggunakan Matriks SWOT diperoleh 10 alternatif strategi yang dikelompokan menjadi 9 strategi intensif dan 1 strategi integratif. Tahap ketiga adalah penetapan prioritas strategi dengan menggunakan QSPM yang kemudian dituangkan kedalam roadmap implementasi strategi bisnis training PT PTC. Berdasarkan hasil QSPM diperoleh susunan prioritas strategi yang dapat diimplementasikan pada roadmap implementasi strategi bisnis training PT PTC. Rekomendasi yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan memanfaatkan kompetensi masa depan dan menetapkan sasaran yang mengacu pada RJPP (Rencana Jangka Panjang Perusahaan) serta aspirasi stakeholder. Berikut adalah rekomendasi roadmap implementasi strategi bisnis training yang dikelompokan sesuai kompetensi masa depan dengan fokus: (1) Melakukan optimasi pengelolaan training dengan cara meningkatkan kapabilitas proses produksi melalui kerjasama atau kemitraan dengan LSP (Lembaga Sertifikasi Profesi) dan edutech startup sekaligus dilakukan penyesuaian target bisnis yang diturunkan ke kinerja individu. (2) Penguatan lead training provider di Pertamina Grup dengan optimalisasi sinergi Pertamina Grup melalui KSO (Kerjasama Operasi) program pelatihan dengan provider training yang berada di entitas induk perusahaan. Sinergi dapat dimanfaatkan untuk memenangkan persaingan di pasar captive dengan cara memberlakukan standart harga pada produk dan layanan training di internal grup serta membuat program customer loyalty, selain itu sinergi dapat dimanfaatkan untuk mengintegrasikan kanal digital marketing yang dimiliki untuk melakukan pemasaran dan penjualan secara online di pasar non-captive. (3) Pengembangan digital data analitik diperlukan untuk memantau perubahan trend pelanggan di captive maupun di non captive sehingga dapat diantisipasi lebih dini. Selanjutnya perlu didukung dengan prosedur dan tools untuk menganalisa cost and benefit atas pekerjaan yang akan dikerjakan guna memastikan keuntungan bisnis dapat dimaksimalkan sebagai return ke induk perusahaan.
URI: http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/106452
Appears in Collections:MT - Business

Files in This Item:
File Description SizeFormat 
Cover,Lembar Pernyataan,Abstrak,Lembar Pengesahan,Prakata, dan Daftar Isi.pdf
  Restricted Access
Cover655.42 kBAdobe PDFView/Open
K15181294_Denada Tirta Amertha.pdf
  Restricted Access
Fulltext1.7 MBAdobe PDFView/Open
Lampiran.pdf
  Restricted Access
Lampiran1.56 MBAdobe PDFView/Open


Items in DSpace are protected by copyright, with all rights reserved, unless otherwise indicated.