Uji Patogenisitas dan Pengendalian Cendawan Terbawa Benih Bawang Merah (Allium cepa var. aggregatum).
Abstract
Bawang merah (Allium cepa var. aggregatum) adalah salah satu komoditas
rempah-rempah unggulan Indonesia. Penggunaan benih botani dalam budidaya
bawang merah yang disebut true shallot seed (TSS) saat ini sedang
dikembangkan. Keuntungan TSS yaitu dapat meningkatkan produktivitas
tanaman, tetapi TSS juga memiliki kelemahan, yaitu adanya cendawan terbawa
benih bersifat patogenik. Hot water treatment, aplikasi PGPR, dan Trichoderma
harzianum dilaporkan dapat mengurangi infeksi cendawan terbawa benih.
Penelitian ini bertujuan mengetahui patogenisitas cendawan terbawa TSS pada
skala rumah kaca dan pengaruh hot water treatment, aplikasi PGPR, dan T.
harzianum untuk mengendalikannya. Ada empat varietas benih yang digunakan
yaitu Bauji, Bima, Brebes, dan Tuk tuk. Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian,
uji patogenisitas cendawan dan perlakuan benih, berupa hot water treatment,
aplikasi PGPR, dan T. harzianum, dilanjutkan dengan evaluasi keefektifan
masing-masing perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa Aspergillus
terreus, Fusarium moniliforme, Fusarium semitectum, dan Penicillium sp. bersifat
patogenik terhadap benih bawang merah dan mengurangi persentase
perkecambahan benih pada semua varietas. Hot water treatment dengan suhu 47
°C selama 60 menit dengan perendaman awal pada 37 °C selama 10 menit dapat
mengurangi tingkat infeksi cendawan terbawa benih, tetapi menurunkan
perkecambahan benih. T. harzianum dengan kerapatan konidia 106 dapat
menurunkan tingkat infeksi cendawan terbawa benih, tetapi menurunkan
perkecambahan benih. Aplikasi PGPR dapat mengurangi tingkat infeksi cendawan
terbawa benih dan meningkatkan perkecambahan benih pada semua varietas.
Collections
- UT - Plant Protection [2417]