Show simple item record

dc.contributor.advisorWidanarni
dc.contributor.advisorBudiardi, Tatag
dc.contributor.advisorSetiawati, Mia
dc.contributor.advisorSujono
dc.contributor.authorHandajani, Hany
dc.date.accessioned2019-05-13T07:47:02Z
dc.date.available2019-05-13T07:47:02Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/97323
dc.description.abstractProduksi ikan sidat (Anguilla bicolor bicolor) dapat ditingkatkan melalui usaha budidaya secara intensif. Permasalahan yang dihadapi pada kegiatan budidaya secara intensif yaitu tingginya limbah berupa bahan organik yang berasal dari sisa pakan dan sisa metabolisme ikan sidat. Hal ini berdampak negatif terhadap lingkungan pemeliharaan dan kinerja pertumbuhan ikan sidat. Oleh karena itu diperlukan suatu usaha untuk mempertahankan kondisi kualitas air dalam keadaan optimum pada budidaya intensif. Salah satu usaha yang dapat dilakukan adalah mengurangi beban limbah pakan melalui pemilihan bahan baku dan perbaikan formulasi pakan. Selain itu, penerapan teknologi resirkulasi berbasis fitoremediasi pada budidaya intensif ikan sidat, diharapkan dapat meningkatkan produksi budidaya intensif ikan sidat yang ramah lingkungan. Tujuan umum penelitian ini adalah mengevaluasi kinerja budidaya ikan sidat dengan penerapan teknologi fitoremediasi dan pemberian pakan berbahan silase ikan, serta mendapatkan jenis tanaman hias air tawar yang mampu mereduksi limbah budidaya ikan sidat. Secara garis besar penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, yaitu: 1) evaluasi retensi nutrien dan ekskresi ikan sidat yang diberi pakan berbahan silase ikan, 2) kinerja budidaya intensif ikan sidat pada sistem resirkulasi berbasis fitoremediasi menggunakan tanaman hias air, dan 3) peningkatan kapasitas tanaman melati air (Echinodorus palaefolius) sebagai fitoremediator pada budidaya intensif ikan sidat. Penelitian tahap pertama bertujuan untuk mengevaluasi retensi nutrien, ekskresi amonia, kinerja pertumbuhan, dan limbah budidaya yang dihasilkan dari budidaya ikan sidat yang diberi pakan berbahan silase ikan. Percobaan menerapkan lima (5) perlakuan dosis penggunaan silase pada pakan uji, yaitu: silase ikan 0% (S0), silase ikan 25% (S25), silase ikan 50% (S50), silase ikan 75% (S75), dan silase ikan 100% (S100). Pakan yang digunakan isoprotein 45% dan isoenergi E/P 12 kkal g-1 pakan. Bobot rata-rata ikan sidat yang digunakan 7.35±0.95 g ekor-1, dengan padat tebar 4 g L-1, dan dipelihara selama 90 hari dalam akuarium dengan volume air 48 L. Hasil penelitian menunjukkan retensi protein, retensi energi, protein efisiensi rasio, ekskresi amonia, laju pertumbuhan spesifik, rasio konversi pakan S0, S25, dan S50 tidak berbeda nyata, tetapi ketiganya berbeda nyata dengan S75 dan S100. Ekskresi amonia ikan sidat yang tertinggi pada S100 sebesar 0.02 mg TAN g-1 jam-1 dan terendah S50 sebesar 0.012 mg TAN g-1 jam-1. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa substitusi silase ikan dalam pakan ikan sidat bisa mencapai 50%, untuk menghasilkan retensi nutrien dan kinerja pertumbuhan yang tinggi, serta ekskresi amonia dan limbah budidaya yang rendah. Penelitian tahap kedua bertujuan mengevaluasi kinerja budidaya intensif ikan sidat pada sistem resirkulasi berbasis fitoremediasi menggunakan tanaman hias air. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan lima perlakuan (empat jenis tanaman air dan satu tanpa tanaman air) dan diulang 3 kali, yaitu Cryptocoryne backetti (Cb), Bacopa serpyllifolia (Bs), Echinodorus amazonicus (Ea), Echinodorus palaefolius (Ep) dan tanpa tanaman air (Tp). Ikan sidat yang digunakan berbobot rata-rata 7.01±0.18 g ekor-1 dengan padat tebar 4 g L-1. Ikan dipelihara dalam akuarium dengan sistem resirkulasi memanfaatkan tanaman hias air tawar sebagai fitoremediator. Pakan yang diberikan berupa pasta kadar protein 45.30% (silase ikan 50%) dari hasil penelitian tahap 1 yang diberikan secara at satiation dengan frekuensi 3 kali hari-1. Ikan sidat dipelihara selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan nyata pengaruh tanaman hias air tawar terhadap nutrient removal efficiency, kinerja pertumbuhan sidat dan pertumbuhan tanaman. Tanaman E.palaefolius (melati air) memiliki presentase nutrient removal efficiency TAN, nitrit, nitrat dan fosfat tertinggi dibandingkan ketiga tanaman yang lain yaitu berturut-turut 24.04%; 41.49%; 48.51% dan 59.64%. Pada fitoremediator E. palaefolius, dihasilkan laju pertumbuhan spesifik sidat tertinggi sebesar 1.14±0.10% dan rasio konversi pakan terendah 1.97±0.17. Diantara tanaman yang diujikan pertumbuhan biomassa E. palaefolius tertinggi yaitu 22.67±1.65 g. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan melati air (E. palaefolius) menghasilkan nutrient removal efficiency, kinerja pertumbuhan sidat, dan pertumbuhan tanaman yang terbaik. Penelitian tahap ketiga bertujuan mengevaluasi pemberian tanaman melati air melalui peningkatan kapasitas tanaman sebagai fitoremediator dalam mereduksi limbah budidaya intensif ikan sidat. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan kepadatan tanaman melati air yang diulang 3 kali, yaitu 1.04 g L-1 (Ep1), 2.08 g L-1 (Ep2), dan 3.13 g L-1 (Ep3). Ikan sidat yang digunakan berbobot rata-rata 8.3±0.13 g ekor-1, dengan padat tebar 4 g L-1. Pemeliharaan ikan sidat dilakukan dalam bak terpal berdiameter 50 cm dan tinggi 55 cm dengan sistem resirkulasi memanfaatkan tanaman melati air sebagai fitoremediator. Pakan pasta berkadar protein 45.30% diberikan sebanyak 4% biomassa ikan sidat, dengan frekuensi 3 kali sehari. Pemeliharaan dilakukan selama 60 hari. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan dari perbedaan kepadatan melati air terhadap nutrient removal efficiency, kinerja pertumbuhan sidat, dan pertumbuhan tanaman. Tanaman E. palaefolius (melati air) dengan kepadatan 2.08 g L-1 memiliki nutrient removal efficiency TAN, nitrit, nitrat, dan fosfat tertinggi dibandingkan kepadatan 1.04 g L-1 dan 3.13 g L-1. Nutrient removal efficiency pada kepadatan 2.08 g L-1 yaitu berturut-turut TAN 46.03±0.63%, nitrit 49.65±4.52%, nitrat 59.62±1.89%, dan fosfat 60.88±1.03%. Kepadatan melati air 2.08 g L-1 menghasilkan laju pertumbuhan spesifik sidat tertinggi sebesar 0.99±0.02% dan konversi pakan terendah 1.97±0.03, serta pertambahan biomassa melati air tertinggi yaitu sebesar 262.33±2.60 g dengan pertumbuhan harian 4.37±0.43 g hari-1. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepadatan melati air 2.08 g L-1 menghasilkan nutrient removal efficiency, kinerja pertumbuhan sidat, dan pertumbuhan tanaman yang terbaik. Berdasarkan hasil dari seluruh tahap penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan subtitusi silase ikan hingga 50% dalam formulasi pakan ikan sidat dan pemanfaatan melati air dengan kepadatan 2.08 g L-1 atau setara dengan 400 g per m2 dalam sistem fitoremediasi dapat meningkatkan kinerja budidaya intensif ikan sidat.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAquacultureid
dc.subject.ddcEELid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titleKinerja Budidaya Intensif Ikan Sidat (Anguilla bicolor bicolor) Berbasis Teknologi Fitoremediasi dan Pakan Berbahan Silase Ikanid
dc.subject.keywordbudidaya intensifid
dc.subject.keywordEchinodorus palaefoliusid
dc.subject.keywordfitoremediasi, ikan sidatid
dc.subject.keywordsilase ikanid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record