Strategi Desain Produk dan Layanan Vaksin Avian Influenza pada Peternakan Ayam Petelur di Jawa Barat
View/ Open
Date
2018Author
Syamsidar
Munandar, Jono M
Cahyadi, Eko Ruddy
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit avian influenza (AI) merupakan penyakit yang mampu
menimbulkan kematian tinggi hingga 100% pada ayam petelur, sehingga sangat
merugikan. Salah satu strategi pencegahan penyakit AI, yaitu dengan melakukan
vaksinasi. Pemilihan desain vaksin AI penting bagi peternak sesuai dengan
kebutuhan dan tuntutan penyakit dilapangan. Begitupula strategi pengembangan
vaksin AI diperlukan untuk peningkatan market share perusahaan organisasi.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang diperhatikan
dalam pembelian vaksin AI menggunakan tabulasi deskriptif, menganalisis
strategi pengembangan vaksin AI sesuai kebutuhan peternak menggunakan
Quality Function Deployment(QFD) dan menganalisis jenis desain vaksin yang
diinginkan peternak menggunakan Discrete Choice Eksperiment (DCE) kemudian
dilanjutkan menggunakan regresi multinominal logit untuk mendapatkan variabel
yang berpengaruh.Populasipenelitian ini adalah keseluruhan peternak ayam
petelurdi Jawa Barat yang difokuskan pada wilayah Bogor dan Sukabumi
sebanyak 245 peternak. Teknik pengambilan sampel dilakukan
denganpurposivesampling, yaitu peternak ayam petelur yang menggunakan vaksin
AI. Penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dimana 71 peternak
didapatkan 50 peternak dari Bogor dan 21 peternak dari Sukabumi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor-faktor paling diutamakan
dalam pembelian vaksin AI di daerah Bogor adalah komposisi (0.202), harga
(0.129), layanan laboratorium (0.116), waktu kadaluarsa (0.999), lama
pembayaran (0.093), diskon (0.090), dosis (0.080), sertifikasi (0.062), volume
kemasan (0.053), layanan vaksin (0.051), dan desain kemasan (0.025). Daerah
Sukabumi adalah komposisi (0.206), layanan laboratorium (0.138), sertifikasi
(0.113), waktu kadaluarsa (0.104), harga (0.096), dosis (0.082), diskon (0.080),
lama pembayaran (0.059), volume kemasan (0.050), layanan vaksin (0.048), dan
desain kemasan (0.024).
Analisis pangsa pasar vaksin AI menunjukkan besarnya market share
perusahaan dari volume penjualan produk vaksin AI di Jawa Barat. Pangsa pasar
vaksin AI menunjukan bahwa PT. MDN memiliki pangsa pasar (29%), PT. VSN
(25%), PT ABC (21%), PT CPR (14%) dan PT SGT (11%). Pangsa pasar ini
diambil dari hasil observasi responden yang memberikan jawaban atas merek
vaksin yang digunakan.
Alasan utama peternak membeli dan menggunakan vaksin AI adalah 1)
vaksin AI memberikan manfaat berupa optimalisasi produksi telur dan
meningkatkan daya tahan tubuh ayam terhadap penyakit AI (Bogor74% &
Sukabumi 90%), 2) kekhwatiran akan penyakit AI (Bogor 22% & Sukabumi 5%),
3) berdasarkan pengalaman dan kebiasaan terdahulu (Bogor 4% dan Sukabumi
5%).
Layanan vaksin AI pada peternakan ayam petelur terdiri dari layanan
vaksinator dan layanan laboratorium. Tingkat kepentingan layanan vaksinator
dianggap tidak penting di Bogor (65%) & Sukabumi cukup penting (33%)
sedangkan tingkat kepentingan layanan laboratorium termasuk dalam kategori
sangat penting baik di daerah Bogor (70%) maupun Sukabumi (71%). Sumber
layanan vaksinator berasal dari peternak baik di Bogor (92%) maupun Sukabumi
(95%) sedangkan sumber layanan laboratorium berasal dari supplier vaksin baik
di Bogor (95%) maupun Sukabumi (100%). Layanan vaksinator rata-rata tidak
ditawarkan oleh supplier vaksin di Bogor (78%) maupun Sukabumi (57%)
sedangkan layanan laboratorium rata-rata ditawarkan oleh supplier vaksin baik di
Bogor (94%) maupun Sukabumi (100%). Layanan vaksinator tidak ditanggung
oleh supplier vaksin di Bogor (78%) maupun Sukabumi (76%) sedangkan layanan
laboratorium ditanggung oleh supplier vaksin baik di Bogor (90%) maupun
Sukabumi (95%).
Hasil analisis strategi pengembangan vaksin AI dengan QFD
menunjukkan tingkat kepentingan persyaratan konsumen adalah komposisi (4.92),
layanan laboratorium (4.17), sertifikasi (3.76) expire date (3.72), harga (3.68),
dosis (3.68), lama pembayaran (3.45), diskon (3.25), volume kemasan (3.16),
desain kemasan (2.70), dan layanan vaksin (2.45). Persyaratan konsumen
diperoleh empat variabel yang paling diprioritaskan dari nilai bobot absolut adalah
komposisi (5.51),layanan laboratorium (3.78), sertifikasi (3.42) dan harga (3.33).
Persyaratan teknik sebagai langkah untuk menerjemahkan persyaratan konsumen
kedalam langkah-langkah teknis agar dapat tercapai kesesuaian antara vaksin AI
yang dikembangkan dengan keinginan konsumen. Nilai bobot absolut persyaratan
teknik adalah membuat komposisi cocktail (89), menetapkan harga bersaing (75),
membuat variasi volume kemasan (64). Nilai bobot relatif persyaratan teknik yaitu
membuat komposisi cocktail (88), menetapkan harga bersaing (65), membuat
inovasi produk berupa update kandungan virus berdasarkan perkembangan
penyakit dilapangan (56), dan membuat volume kemasan dosis yang lebih kecil
(55).
Hasil analisis dengan DCE menunjukkan pilihan peternak terhadap desain
vaksin AI. Hasil analisis DCE menggunakan regresi multinominal adalah (ke-1)
model desain pilihan D, (ke-2) model desain pilihan E, dan (ke-3) model desain
pilihan B. Variabel yang berpengaruh terhadap keputusan pemilihan desain vaksin
adalah komposisi dan layanan laboratorium pada pilihan desain vaksin (D),
komposisi pada pilihan vaksin (E), dan layanan laboratorium pada pilihan vaksin
(B). Secara deskriptif berdasarkan jumlah desain produk vaksin AI yang paling
banyak terpilih secara berurutan adalah vaksin F (28%), vaksin D (23%), vaksin
E (22%), vaksin C (16%), vaksin B (8%) dan vaksin A (3%). Vaksin (F) dominan
menjadi pilihan peternak dimanamemiliki kombinasi kategori level yang paling
tinggi. Peternak dalam memilih vaksin lebih mementingkan kualitas dan yang
menawarkan layanan laboratorium karena merupakan faktor utama dalam
keberhasilan program vaksinasi.
Collections
- MT - Economic and Management [2878]