Korporatisasi Garam Rakyat: Perubahan Sosial, Ekonomi dan Ekologi Petani Garam (Studi di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat).
View/ Open
Date
2018Author
Baekhaki, Khamid
Kinseng, Rilus A
Soetarto, Endriatmo
Metadata
Show full item recordAbstract
Sebagai upaya mempertahankan surplus garam konsumsi dan berupaya
menyediakan garam industri, pemerintah melanjutkan program Pemberdayaan
Usaha Garam Rakyat (PUGAR) dengan Pengembangan Usaha Garam Rakyat
(PUGaR) sejak tahun 2015, yang salah satu strateginya mendorong sebagian
petani garam agar mengelola usahanya dengan pola korporasi. Hal ini
memunculkan konsep korporatisasi petani garam atau lebih dikenal dengan
“korporatisasi garam rakyat”. Petani garam diminta menerapkan
peralatan/teknologi tepat guna, melakukan integrasi lahan, memperbanyak
kontrak dengan pembeli dan perusahaan, dan menerapkan komponen–komponen
korporatisasi lainnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) ingin menganalisis pemaknaan
korporatisasi dari sudut pandang petani garam, yang didalamnya termasuk
penilaian mereka terhadap komponen–komponen korporatisasi, (2)
menggambarkan dan menganalisis perubahan sosial dan ekonomi, dan (3)
menganalisis perubahan ekologi yang ditimbulkan dari adanya korporatisasi.
Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif, diawali dengan
survei, observasi, dan diperdalam melalui wawancara dan focus group discussion.
Terdapat beberapa hal yang menjadi hasil dari penelitian ini. Pertama,
korporatisasi ditanggapi secara beragam oleh petani yang didasari atas rasionalitas
mereka selaku aktor, dan pemakanaan terhadap komponen korporatisasi tidak
selalu sama dengan pandangan pemerintah. Secara berurutan, prioritas komponen
korporatisasi menurut petani adalah peralatan/teknologi, harga, infrastruktur,
kontrak, modal, dan integrasi lahan. Integrasi atau penggabungan lahan yang
merupakan ciri khas dari korporatisasi yang didorong pemerintah justru
ditempatkan pada level terendah. Kedua, perubahan sosial dan ekonomi dapat
dilihat dari hubungan antara pemilik moda produksi, petani kecil dan pedagang
pedagang, relasi pedagang-petani yang mulai bergeser, jelmaan pedagang dalam
bentuk baru, pergeseran pada pola hubungan patron-klien berjenjang, dan adanya
peningkatan pendapatan dari petani garam. Ketiga, dinamika perubahan ekologi
yang dilihat dari persinggungannya dengan pemukiman dan mangrove belum
terlihat secara besar, namun terdapat potensi sampah plastik geoisolator yang
besar di masa mendatang.
Collections
- MT - Human Ecology [2189]