Show simple item record

dc.contributor.advisorSumardjo
dc.contributor.advisorAmanah, Siti
dc.contributor.advisorTjiptopranoto, Prabowo
dc.contributor.authorHaryanto, Yoyon
dc.date.accessioned2018-07-20T08:58:22Z
dc.date.available2018-07-20T08:58:22Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92508
dc.description.abstractLayanan penyuluhan yang berasal dari pemerintah menjadi berkurang sebagai akibat menurunnya jumlah penyuluh pemerintah, sementara petani masih membutuhkan sosok yang mampu menjembatani inovasi dan menggerakkan kelembagaan petani terutama individu yang sangat paham dengan keadaannya. Penyuluh swadaya dapat menjadi alternatif menjawab permasalahan tersebut dengan upaya meningkatkan berbagai kemampuannya dalam membantu petani memahami dan memenuhi kebutuhannya sendiri. Tujuan penelitian ini adalah: (1) menganalisis tingkat kapasitas dan kemandirian penyuluh swadaya. (2) menganalisis faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kapasitas dan kemandirian penyuluh swadaya. (3) menganalisis peran penyuluh swadaya dalam melaksanakan penyuluhan dari petani ke petani. (4) merumuskan strategi untuk penyuluh swadaya agar mampu menyelenggarakan penyuluhan yang efektif. Penelitian dilaksanakan di Provinsi Jawa Barat. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah cluster random sampling. Tahapan pertama yang dilakukan adalah pemilihan empat kabupaten yaitu Karawang, Majalengka, Sukabumi, dan Bogor yang mewakiliki Zona Utara, Tengah, Selatan dan Bodebek Provinsi Jawa Barat. Keempat kabupaten tersebut memiliki populasi berjumlah 482 penyuluh swadaya. Tahapan kedua dalam penelitian ini dilakukan penentuan sampel menggunakan rumus Slovin dari populasi penyuluh swadaya di empat kabupaten tersebut sehingga diperoleh 224 sampel penelitian. Tahapan ketiga setelah ditentukan secara proporsional jumlah sampel responden per kabupatennya, selanjutnya melakukan pengambilan sampel dengan memperhatikan kriteria penyuluh swadaya yang berasal dari kelompok maju dan kelompok yang kurang berkembang secara proporsional. Penelitian juga mengumpulkan data dari petani untuk memverifikasi peran penyuluh swadaya. Petani responden dipilih dari binaan penyuluh swadaya di lokasi penelitian berjumlah 448 petani. Penelitian ini menggunakan metode survei melalui pengisian kuesioner yang telah diuji kepada penyuluh swadaya di Kabupaten Cianjur sebanyak 30 orang. Hasil uji coba memperlihatkan bahwa kuesioner layak digunakan dengan nilai uji validitas 0.349 – 0.895 dan nilai uji reliabilitas sebesar 0.881. Pengumpulan data di lapangan dilaksanakan pada bulan Mei-September 2017. Pengolahan data menggunakan analisis kuantitatif dan untuk mendukung analisis kuantitatif dilengkapi dengan informasi berdasarkan data kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan statistik yang meliputi: (1) analisis deskriptif, (2) analisis uji beda (Duncan Multi Range Test), (3) analisis jalur, dan (4) analisis Structural Equation Models (SEM). Hasil penelitian, pertama, tokoh petani maju sebagai penyuluh swadaya memiliki tingkat kapasitas yang baik dan kemandirian yang tinggi. Hal tersebut teridentifikasi dengan daya saring yang tinggi dalam menetapkan pilihan tindakan terbaik bagi kegiatan pemberdayaan petani, memiliki inisiatif dan kemauan bekerja optimal dalam kondisi lokal dan berorientasi pasar (daya saing), dan iii mampu bekerjasama dalam kemitraan (daya sanding). Kedua, faktor yang mendukung terhadap peningkatan kapasitas penyuluh swadaya yaitu dukungan lembaga terkait, modal sosial masyarakat, usia, penguasaan pembelajaran, tingkat pemenuhan kebutuhan informasi/inovasi, dan pendidikan formal. Faktor yang mendukung terwujudnya kemandirian tokoh petani maju sebagai penyuluh swadaya secara langsung adalah tingkat altruisme, modal sosial masyarakat, dukungan lembaga terkait, dan kapasitas penyuluh swadaya. Ketiga, terdapat keterkaitan erat antara kapasitas dan kemandirian tokoh petani maju sebagai penyuluh swadaya terhadap keefektivan penyuluhan dari petani ke petani. Hal tersebut terlihat dari perannya yang cukup nyata dalam membantu petani, terutama pada peran-peran yang penting yaitu sebagai fasilitator, motivator, pendamping teknis, penganalisis lingkungan dan mitra pemasaran bagi petani. Peran tokoh petani sebagai penyuluh swadaya telah efektif dalam membantu petani memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk usahataninya sehingga di antara petani mampu bekerjasama dengan baik dan mampu memilih inovasi yang sesuai dengan spesifik lokasi atau menerapkan inovasi lokal yang ada di wilayahnya. Keempat, strategi penyuluhan dari petani ke petani melalui penguatan kapasitas dan kemandirian penyuluh swadaya untuk memperkuat perannya dapat dilakukan melalui tiga langkah: (1) peningkatan kapasitas tokoh petani maju sebagai penyuluh swadaya yang dilakukan dengan meningkatkan proses pembelajaran penyuluhan, memperkuat dukungan lembaga terkait untuk menyiapkan inovasi/informasi yang sesuai kebutuhan petani, menguatkan modal sosial masyarakat dan rasa altruisme yang dimiliki oleh penyuluh swadaya. (2) peningkatan kemandirian tokoh petani maju sebagai penyuluh swadaya yang dibangun melalui upaya mengoptimalkan modal sosial masyarakat yang dimiliki. (3) penguatan penjabaran peran tokoh petani maju sebagai penyuluh swadaya dalam menyelenggarakan penyuluhan dari petani ke petani.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcExtensionid
dc.subject.ddcExtension Serviceid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcPropinsi Jawa Baratid
dc.titlePenguatan Kapasitas dan Kemandirian Tokoh Petani Maju sebagai Penyuluh Swadaya.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkapasitas tokohid
dc.subject.keywordkeefektivan peran tokohid
dc.subject.keywordkemandirianid
dc.subject.keywordpenyuluh swadayaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record