Show simple item record

dc.contributor.advisorSuwardi
dc.contributor.advisorTjahyandari, Dyiah
dc.contributor.authorTelaumbanua, Setia Murni
dc.date.accessioned2018-05-17T00:59:22Z
dc.date.available2018-05-17T00:59:22Z
dc.date.issued2018
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/92214
dc.description.abstractUpaya peningkatan produksi padi dengan intensifikasi lahan menyebabkan unsur hara terangkut melalui panen secara terus-menerus. Petani padi di Kepulauan Nias, Sumatera Utara pada umumnya melakukan pemupukan nitrogen, fosfor dan kalium tanpa penambahan bahan organik dan pupuk silika. Padahal kehilangan bahan organik dan silika melalui panen cukup tinggi. Sebagian besar lahan sawah diindikasikan berkadar bahan organik rendah. Kehilangan silika melalui panen padi antara 150 hingga 300 kg/ha. Dengan demikian perlu dilakukan pemupukan berimbang supaya tanah tetap sehat. Penambahan bahan silika diberikan dalam bentuk pupuk SipadiHS sedangkan penambahan bahan organik dapat diberikan dalam bentuk bahan humat. Selain itu, Kepulauan Nias sangat banyak menghasilkan sabut kelapa yang merupakan limbah dari pembuatan minyak kelapa. Sabut kelapa dapat diolah menjadi abu sabut kelapa yang mengandung kalium cukup tinggi, untuk dapat dimanfaatkan sebagai bahan alternatif untuk substitusi pupuk kalium. Pemberian kombinasi bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa diharapkan berpengaruh positif memperbaiki sifat-sifat kimia tanah serta peningkatan pertumbuhan tanaman padi. Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu percobaan di rumah kaca dan analasis tanah dan tanaman di Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah IPB. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2016 sampai bulan April 2017. Rancangan percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah rancangan acak lengkap faktor tunggal. Perlakuan yang diberikan merupakan kombinasi antara bahan humat, pupuk silika dan abu sabut kelapa yang disubstitusi KCl pada dosis yang bervariasi. Adapun dosis bahan humat setara 0 dan 15 l/ha; dosis pupuk silika 0 dan 0.85 ton/ha dan dosis abu sabut kelapa yang mengandung K2O 31% sebesar 0, 0.32 dan 0.66 ton/ha disubstitusi dengan KCl 0, 0.08 dan 0.16 ton/ha. Hasil penelitian menunjukkan pemberian bahan amelioran meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa. Perlakuan terbaik adalah perlakuan H1S1A2 (bahan humat 15 l/ha, silika 0.85 ton/ha dan abu sabut kelapa 0.66 ton/ha) yang meningkatkan pH, Ca dapat dipertukarkan, Na dapat dipertukarkan, K dapat dipertukarkan, Kapasitas Tukar Kation dan Kejenuhan Basa sedangkan silika tersedia dan C-organik cenderung meningkat. Selain berpengaruh pada sifat kimia tanah, kombinasi bahan amelioran tersebut juga berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman padi yaitu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcSoil Agrotechnologyid
dc.subject.ddcHumic substanceid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcBogor-JABARid
dc.titleAplikasi Bahan Humat, Pupuk Silika dan Abu Sabut Kelapa sebagai Bahan Amelioran Tanah Sawahid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordabu sabut kelapaid
dc.subject.keywordbahan humatid
dc.subject.keywordpadiid
dc.subject.keywordpupuk silikaid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record