dc.description.abstract | Fosfat merupakan unsur hara esensial yang berperan penting dalam
fotosintesis dan perkembangan akar. Fosfat tidak dapat dimanfaatkan secara
maksimal oleh tanaman karena berada dalam bentuk fosfat terikat di dalam tanah.
Selain fosfat kalium juga memegang peranan penting bagi tanaman. Kalium (K)
merupakan makronutrien utama ketiga untuk pertumbuhan tanaman. Penelitian
yang telah banyak dilakukan lebih fokus terhadap isolasi serta pengujian
kemampuan mikrob pelarut fosfat dan kalium, namun penelitian terkait usaha
meningkatkan kemampuan mikrob pelarut fosfat dan kalium tersebut jarang
dilakukan. Radiasi sinar gamma Co-60 merupakan salah satu alternatif untuk
memicu mutasi yang dapat menginduksi peningkatan kemampuan mikrob pelarut
fosfat dan kalium. Penelitian ini terdiri atas dua tujuan. Tujuan pertama adalah
mempelajari pengaruh radiasi sinar gamma Co-60 terhadap mikrob pelarut fosfat
dan kalium. Tujuan kedua adalah mempelajari perubahan kemampuan mutan
mikrob dalam melarutkan fosfat dan kalium serta perubahan pada tingkat
molekuler yang terjadi akibat mutasi radiasi sinar gamma Co-60.
Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Tanah, Fakultas
Pertanian IPB; IPB Culture Collection, Fakultas MIPA IPB; Pusat Aplikasi dan
Pengembangan Teknologi Isotop dan Radiasi, Badan Tenaga Nuklir Nasional
(PAIR BATAN). Penelitian dilaksanakan dari bulan September 2016 sampai
dengan Mei 2017. Penelitian terdiri dari beberapa tahap yaitu, radiasi mikrob
menggunakan sinar gamma Co-60 dengan dosis 0 kGy; 1 kGy; 2,5 kGy; 5 kGy;
7,5 kGy; 10 kGy; 15 kGy, uji kemampuan mikrob pelarut fosfat dan kalium
setelah radiasi serta uji pada tingkat molekuler untuk melihat perubahan yang
terjadi akibat mutasi radiasi sinar gamma cobalt 60.
Radiasi sinar gamma Co-60 dengan dosis 1; 2,5; 5; 7,5; 10; 15 kGy
memberikan pengaruh terhadap populasi dan morfologi mikrob pelarut fosfat dan
kalium. Berdasarkan hasil isolasi isolat BPK 5 dan FPF 4 setelah radiasi,
diperoleh hasil populasi tertinggi pada kontrol, sedangkan populasi terendah pada
dosis 15 kGy. Berdasarkan morfologi beberapa isolat juga menunjukan perubahan
dari ukuran, bentuk dan warna. Kemampuan tertinggi isolat BPK 5 dalam
melarutkan fosfat dan kalium didapatkan pada pada dosis 7,5 kGy. Pada
pengukuran P terlarut dosis 1; 2,5; 5; 10; 15 kGy menyebabkan penurunan P
tersedia, sedangkan pada hasil pengukuran kalium terlarut semua dosis, kisaran 1
kGy - 15 kGy meningkatkan jumlah kalium tersedia. Kemampauan tertinggi isolat
FPF 4 dalam melarutkan fosfat didapatkan pada dosis 2,5 kGy. Pada pengukuran
P terlarut kisaran dosis 1 - 2,5 kGy mampu meningkat jumlah P tersedia,
sedangkan dosis 5; 7,5; 10; 15 kGy menurukan jumlah P tersedia. Pada
pengukuran kalium terlarut, hasil tertinggi didapatkan pada dosis 15 kGy,
sedangkan pada kisaran dosis 0-10 kGy, terjadi penurunan jumlah kalium tersedia.
Pada uji tingkat molekuler terjadi perubahan pada sekuen mutan bakteri dan fungi
yang diindikasikan dengan terjadinya substitusi basa, delesi dan insersi.
Persentase mutasi tertinggi pada mutan bakteri (isolat 1 dosis 7,5 kGy) terjadi
pada substistusi basa yaitu transisi adenin menjadi guanin dengan persentase
9,92 % Pada mutan fungi (isolat 1 dosis 2,5 kGy) mutasi tertinggi terjadi pada
substitusi basa, yaitu transisi timin menjadi sitosin sebesar 11,72 %. | id |