View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Veterinary Science
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Master Theses
      • MT - Veterinary Science
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Potensi Ekstrak Etanol Daun Kipahit (Tithonia diversifolia) sebagai Antipiretik melalui Pendekatan Sitokin Proinflamasi Interleukin 6 (IL-6) dan Tumor Necrosis Factor α (TNF-α).

      Thumbnail
      View/Open
      Fulltext (15.72Mb)
      Date
      2017
      Author
      Agustin, Firda
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      Demam adalah suatu respons peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh infeksi dan materi toksik yang memengaruhi pusat pengaturan temperatur tubuh. Hampir semua penyakit, baik yang menular maupun tidak menular seperti malaria, demam berdarah, atau penyakit infeksi lainnya, ditandai dengan gejala demam. Beberapa penelitian terkait antipiretik alami maupun sintetis menunjukkan adanya potensi suatu senyawa yang mampu menurunkan demam melalui penghambatan sintesis prostaglandin dengan menurunkan aktivitas enzim cyclooxygenase (COX) dan menghambat keberadaan sitokin proinflamasi sehingga peradangan dapat dikurangi pada kondisi demam. Salah satu tanaman berkhasiat yang memiliki mekanisme kerja menghambat enzim COX ialah daun tanaman Kipahit (Tithonia diversifolia). Berdasarkan senyawa aktif dan mekanisme kerja daun Kipahit, tanaman ini diperkirakan dapat menurunkan demam (antipiretik) dan sitokin proinflamasi (IL-6 dan TNF-a). Penelitian dilakukan untuk mengetahui khasiat daun Kipahit sebagai antipiretik melalui pendekatan sitokin proinflamasinya. Hewan coba yang digunakan pada penelitian ialah tikus jantan galur Sprague-dawley dengan kisaran bobot badan antara 150-200 g yang telah diaklimatisasi selama 2 minggu. Induksi demam pada tikus pecobaan dilakukan dengan menyuntikkan vaksin DTP HB-Hib dosis 0.2 mL/200 g BB secara intramuskuler pada bagian paha. Tahap penentuan dosis efektif ekstrak daun kipahit digunakan tikus percobaan sebanyak 20 ekor. Tikus percobaan dibagi ke dalam 5 kelompok dengan 4 ulangan pada setiap kelompok. Kelompok yang digunakan pada tahapan ini terdiri atas kelompok kontrol normal (K0), tikus percobaan yang diinduksi demam tanpa diberikan perlakuan sebagai kontrol negatif (K-), dan tikus percobaan yang diinduksi demam dan diberi perlakuan daun kipahit dosis 100 mg/kg BB, 200 mg/kg BB, 300 mg/kg BB, dan 400 mg/kg BB sebagai perlakuan. Rancangan percobaan yang digunakan ialah rancangan acak lengkap. Parameter yang digunakan ialah suhu rektal tikus yang diamati pada menit ke-0, 90, 120, 150, dan 180 pascainduksi demam. Tahap berikutnya ialah tahap pengujian kombinasi dosis efektif dan waktu pemberian ekstrak daun kipahit dalam menurunkan demam. Tahapan ini menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial ukuran 2 x 5 dengan 3 ulangan. Faktor pertama ialah waktu pemberian ekstrak daun Kipahit, yaitu pada waktu awal demam dan puncak demam. Sementara itu, faktor kedua ialah jenis perlakuan yang terdiri atas kontrol normal (K0), kontrol negatif (demam dengan induksi vaksin DPT HB 0.2 mL/200 g BB tikus), kontrol positif (Aspirin dosis 4.5 mg/g BB tikus), ekstrak daun Kipahit dosis 100 mg/kg BB tikus dan dosis 200 mg/kg BB tikus. Parameter yang diukur meliputi suhu rektal, sitokin proinflamasi (IL-6 dan TNF-α), sel TCD4, sel makrofag (CD68), SGPT, SGOT, ureum, BUN, dan kreatinin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tikus percobaan mengalami awal demam pada menit ke-30 pascapenyuntikan dan puncak demam terjadi pada menit ke-90 pascapenyuntikan. Pemberian EEDK dosis 100 dan 200 mg/kg BB merupakan rentang dosis efektif yang dapat menurunkan suhu rektal tikus percobaan yang diinduksi demam. Tahap penelitian berikutnya menunjukkan bahwa EEDK dosis 100 mg/kg BB terbukti efektif menurunkan demam dan sitokin proinflamasi (IL-6 dan TNF-α). Senyawa aktif kuat pada EEDK, yakni steroid, tanin, dan saponin, diduga berperan sebagai antipiretik alami. Kelompok yang diberi EEDK memberikan pengaruh yang sama dengan kelompok kontrol terkait kadar SGOT, SGPT, ureum, BUN, dan kreatinin. Hal ini mengindikasikan bahwa pemberian EEDK tidak memberikan efek gangguan fungsi pada organ hati dan ginjal. Kesimpulan dari penelitian ialah EEDK memiliki aktivitas antipiretik.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/87864
      Collections
      • MT - Veterinary Science [970]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository