Keragaman Morfologi, Genetika, Dan Patogenisitas Colletotrichum Acutatum Penyebab Antraknosa Cabai Dari Berbagai Daerah Di Jawa Dan Sumatera
View/ Open
Date
2017Author
Ibrahim, Roy
Widodo
Hidayat, Sri Hendrastuti
Metadata
Show full item recordAbstract
Penyakit antraknosa merupakan salah satu penyakit penting pada tanaman cabai karena dapat menyebabkan kehilangan hasil yang nyata. Diantara beberapa spesies Colletotrichum, Colletotrichum acutatum merupakan penyebab utama penyakit antraknosa pada tanaman cabai di Indonesia. Pengetahuan tentang keragaman genetika diperlukan untuk mengembangkan varietas tanaman cabai yang tahan terhadap penyakit antraknosa. Akan tetapi informasi tentang keragaman genetika C. acutatum sangat terbatas.
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari keragaman genetika C. acutatum berdasarkan karakter morfologi dan molekuler serta mengevaluasi patogenisitas beberapa isolat C. acutatum yang diperoleh dari beberapa daerah di pulau Jawa dan Sumatera. Masing-masing isolat dikulturkan dengan metode spora tunggal. Pengamatan terhadap karakter morfologi membedakan warna dan diameter masing-masing koloni, serta bentuk dan ukuran konidia. Identifikasi secara molekuler menggunakan metode PCR dengan primer spesifik untuk C. acutatum yaitu CaInt2/ ITS4, dilanjutkan dengan sikuensing produk amplifikasi, dan hasil sikuensing dianalisis dengan menggunakan basic local alignment search tool (BLAST) berdasarkan basis data pada National Center for Biotechnology Information (NCBI). Uji patogenisitas masing-masing isolat terhadap dua spesies cabai (C. annuum dan C. frutescens) dilakukan di laboratorium menggunakan buah cabai.
Hasil penelitian menunjukkan keragaman morfologi diamati dari 40 isolat C. acutatum. Sebagian besar isolat tersebut memiliki koloni putih/krem dengan bentuk konidia fusiform dengan rata-rata panjang 6.11-9.73 μm dan lebar 2.24-2.73 μm. Uji patogenisitas 3 isolat C. acutatum menunjukkan variasi dari sedang sampai tinggi berdasarkan ukuran lesio pada cabai, dan isolat asal BRB 07 menunjukkan tingkat virulensi tertinggi. Berdasarkan perunutan DNA 8 isolat C. acutatum dari Jawa dan Sumatera memiliki homologi yang tinggi.
Pengetahuan awal tentang perbedaan karakter morfologi, genetika, dan tingkat patogenisitas cendawan C. acutatum dapat dimanfaatkan sabagai upaya
untuk menyusun strategi pengendalian dalam melakukan program pemuliaan tanaman secara berkelanjutan, sehingga mampu menghasilkan varietas cabai yang tahan terhadap penyakit antraknosa.
Collections
- MT - Agriculture [3682]