Keanekaragaman Jenis Vektor Malaria (Anopheles Spp.) Dan Karakteristik Habitat Larva Di Desa Tunggulo Kabupaten Gorontalo
View/ Open
Date
2016Author
Hamzah, Abdul Thaif
Hadi, Upik Kesumawati
Soviana, Susi
Metadata
Show full item recordAbstract
Malaria merupakan penyakit yang ditularkan oleh nyamuk Anopheles spp, dan hingga saat ini tergolong penyakit penting di Indonesia. Malaria banyak dipengaruhi oleh kondisi-kondisi lingkungan yang memungkinkan nyamuk dapat berkembang biak dan berpotensi melakukan kontak dengan manusia dan menularkan parasit malaria.
Pada tahun 2012 kasus Malaria di provinsi Gorontalo sebanyak 13.448 kasus. Lebih dari 50 % atau sebanyak 8.727 kasus malaria di Provinsi Gorontalo terjadi di Kabupaten Gorontalo. Hal ini menjadikan Kabupaten Gorontalo sebagai satu di antara wilayah endemis malaria tertinggi di Provinsi Gorontalo. Tahun 2013 Kecamatan Limboto Barat merupakan satu di antara kecamatan yang endemis malaria di Kabupaten Gorontalo dengan 83 kasus. Berdasarkan data program malaria di Puskesmas Limboto Barat, jumlah kasus malaria di Desa Tunggulo tahun 2012 sebanyak 35 kasus, tahun 2013 sebanyak 15 kasus dan pada tahun 2014 turun menjadi 13 kasus dengan nilai API 4.8 per 1000 penduduk, yang berarti desa ini tergolong daerah dengan kasus malaria sedang atau moderate case incidence. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari ragam jenis, perilaku mengisap darah vektor malaria (Anopheles spp.) dan karakteristik habitat larva.
Penelitian ini dilakukan di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo sejak bulan April sampai bulan Juni 2015. Penangkapan nyamuk dewasa dilakukan sebanyak satu kali dalam seminggu selama tiga bulan dengan menggunakan metode bare leg collection. Sebanyak tiga rumah dipilih dengan kriteria terdapat anggota keluarga yang pernah terinfeksi malaria, atau dekat dengan habitat potensial larva Anopheles spp. Jumlah kolektor enam orang, pada masing-masing rumah ditempatkan dua orang, satu orang di dalam rumah dan satu orang lainnya di pekarangan rumah.
Penangkapan dimulai pada jam 18.00-06.00 sedangkan pengamatan larva dan pengukuran karakteristik habitat dilakukan sebulan sekali serta hanya sekali pengukuran untuk setiap habitat larva. Karakteristik habitat potensial yang diamati yaitu jenis habitat perkembangbiakan, suhu air, salinitas air, pH air, kekeruhan air, arus air, luas habitat, kedalaman habitat, dasar habitat, tanaman air dan predator larva. Pengambilan titik koordinat untuk pemetaan habitat larva Anopheles spp. menggunakan alat GPS Garmin 60.
Hasil penelitian menunjukkan Anopheles spp. di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat Kabupaten Gorontalo terdiri atas empat spesies yaitu An. vagus, An. tesselatus, An. indefinitus dan An. barbirostris. Nyamuk An. vagus dan An. tesselatus merupakan dua spesies dengan kepadatan tertinggi. Nyamuk An. tesselatus mengisap darah manusia di dalam dan luar rumah dari jam 19.00-03.00, dengan puncak aktifitas mengisap darah pada jam 24.00-01.00, sedangkan nyamuk An. vagus mengisap darah manusia di dalam rumah masing-masing pada jam 21.00-02.00 dan di luar rumah pada jam 19.00-04.00. Puncak aktifitas mengisap darah di dalam rumah pada jam 21.00-22.00 dan jam 24.00-01.00, sedangkan puncak aktifitas mengisap darah di luar rumah terjadi pada jam 23.00-
24.00. Nilai MBR nyamuk An. vagus di dalam dan luar rumah masing-masing (0.14 dan1.42 nyamuk per orang per malam), sementara itu, nyamuk An. tesselatus merupakan spesies dengan kepadatan tertinggi kedua (0.42 dan1.28 nyamuk per orang per malam).
Sebanyak 46 titik yang terdiri atas 11 jenis tipe habitat seperti sawah (32.61 %), kolam terbengkalai (21.74 %), parit (10.87 %), kubangan (6.52 %), saluran irigasi (6.52 %), kobakan sungai (4.35 %), bekas tapak ban (6.52 %), bekas tapak hewan (4.35 %), sumur (2.17 %), lekukan akar pohon (2.17 %) dan kolam penampung air (2.17 %).
Habitat perkembangbiakan larva An. vagus banyak ditemukan pada sawah dengan dasar habitat berlumpur, kedalaman rata-rata 5 cm sampai 12 cm, suhu air antara 25 ºC sampai 28 ºC, pH antara 7.4 sampai 7.7, salinitas 0 sampai 3.4 ‰ dan kepadatan larva 7.08 larva/cidukan, sedangkan habitat perkembangbiakan larva An. tesselatus ditemukan pada kolam terbengkalai dengan dasar habitat berlumpur, kedalaman rata-rata 15 cm sampai 42 cm, suhu air antara 27 ºC sampai 30 ºC, pH antara 7.3 sampai 7.5, salinitas 0 sampai 1.2 ‰ dan kepadatan larva 5.23 larva/cidukan. Berdasarkan nilai kepadatan nyamuk, per malam tertinggi baik di dalam maupun di luar rumah, maka nyamuk An. vagus dan An. tesselatus cenderung lebih bersifat eksofagik dan eksofilik. Keduanya berpotensi sebagai vektor malaria di Desa Tunggulo Kecamatan Limboto Barat.
Collections
- MT - Veterinary Science [911]