Tingkat Adopsi Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah Di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor
View/ Open
Date
2015Author
Ismilaili
Purnaningsih, Ninuk
Asngari, Pang S
Metadata
Show full item recordAbstract
Inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) sejak tahun 2008 telah diujicobakan pada lahan petani di Kabupaten Bogor. Hasil ujicoba tersebut menunjukkan bahwa inovasi teknologi PTT dapat meningkatkan hasil panen padi rata-rata 19 persen dan pendapatan petani rata-rata 15 persen (Balitpa, 2009). Dengan demikian inovasi PTT mempunyai prospek yang baik untuk dikembangkan lebih lanjut. Kecamatan Leuwiliang memiliki luas areal lahan pertanian cukup luas yaitu rata-rata seluas 28.4 Ha, dan kebutuhan benih lebih tinggi dibanding Kecamatan lainnya di Kabupaten Bogor. Pada tahun 2013 adopsi komponen teknologi PTT (varietas unggul, sistem tanam, bahan organik, pengairan berselang, pengendalian gulma, hama penyakit, serta penanganan panen dan pascapanen) di Kecamatan Leuwiliang sudah cukup baik. Varietas yang digunakan petani adalah Ciherang, IR Super, Inpari, Cibogo, Hibrida dan Mekongga dengan sistem tanam jajar Legowo 4:1 (20 cm x 10 cm x 40 cm) dan menggunakan bahan organik yang terdiri dari pupuk kompos dan bokhasi. Hasil produktivitas tanaman padi melalui teknologi inovasi PTT di Kecamatan Leuwiliang terdapat peningkatan hasil produktivitas dari tahun 2009 sampai 2013 yaitu sekitar 2 ton/ha. Pada tahun 2009 hasil produktivitas padi PTT sekitar 6.5 ton/ha dan pada tahun 2013 meningkat sebesar 8.6 ton/ha. Tujuan penelitian ini meliputi hal berikut: (1) menganalisis persepsi petani terhadap inovasi PTT padi di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, (2) menganalisis tingkat adopsi inovasi PTT padi sawah di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, dan (3) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi adopsi inovasi PTT padi di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor. Penelitian dilakukan di Desa Barengkok dan Desa Leuwimekar, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Sampel penelitian adalah petani yang mengadopsi inovasi PTT sebanyak 80 orang. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Mei hingga Juli 2014. Analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan secara statistik deskriptif dan inferensial. Statistik deskriptif menggunakan distribusi frekuensi dan statistik inferensial menggunakan analisis regresi berganda. Litterer (Asngari 1984) mengungkapkan bahwa persepsi merupakan pengertian manusia tentang obyek di sekitarnya. Persepsi petani tentang inovasi PTT meliputi: (1) varietas unggul, (2) sistem tanam, (3) bahan organik, (4) pengairan berselang, (5) pengendalian gulma, hama dan penyakit, dan (6) penanganan panen dan pascapanen. Penilaian petani tentang inovasi PTT padi menjadikan petani mau mengadopsi inovasi PTT padi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: persepsi petani terhadap komponen teknologi inovasi PTT padi yang meliputi varietas unggul, sistem tanam, bahan organik, pengairan berselang, pengendalian gulma hama penyakit, dan pengananan panen dan pasca panen di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor termasuk dalam kategori sangat tinggi artinya bahwa persepsi petani terhadap inovasi PTT padi dalam penggunaan varietas unggul lebih menguntungkan dibandingkan dengan varietas biasa, inovasi PTT sesuai dengan kebutuhan petani, penggunaan sistem tanam secara Legowo (4:1 dan 2:1) mudah diterapkan dan dapat diujicobakan dalam skala luasan kecil maupun skala besar, serta dapat dilihat perbedaan hasil yaitu melalui inovasi PTT hasil produktivitas meningkat dari 6.5 menjadi 8.6 ton/ha. Tingkat adopsi inovasi Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) padi sawah di Kecamatan Leuwiliang termasuk kategori tinggi, artinya bahwa inovasi PTT diterima dengan baik oleh petani padi. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi inovasi PTT padi di Kecamatan Leuwiliang adalah: umur, pengalaman berusaha tani, luas penguasaan lahan, tingkat ketersediaan informasi teknologi PTT, tingkat pengetahuan petani terhadap inovasi PTT dan tingkat persepsi petani terhadap inovasi PTT padi.
Collections
- MT - Human Ecology [2247]