Now showing items 9093-9112 of 9475

      Subject
      U Mann-Whitney [1]
      Uadng [1]
      Ubi Jalar [2]
      Ubi Jalar (Ipomea Batatas) [1]
      Ubi jalar (Ipomea batatas) [1]
      Ubi Kayu [1]
      ubi kayu [1]
      Ubpe Pongkor [1]
      UD. Jaya Bersama [1]
      UD. Padma Sari [1]
      Udang [4]
      udang [3]
      Udang Beku [1]
      Udang beku [1]
      Udang merupakan komoditi potensial penghasil devisa negara. Sebesar 60% total ekspor perikanan berasal dari komoditi udang. Saat ini Indonesia adalah salah satu negara pengekspor udang di dunia selain Thailand dan India dengan negara tujuan utama adalah Jepang dan Amerika Serikat. Pada tahun 2000 nilai ekspor udang Indonesia dalam bentuk segar maupun beku mencapai nilai 1,003 milyar dollar AS. Nilai perdagangan intemasional untuk produk udang segar dan udang beku adalah sekitar US$ 8-9 trilliun per tahun. Selain pasar Amerika Serikat dan Eropa, sebesar 50% dari nilai tersebut adalah dari perdagangan di pasar Asia, yaitu Jepang, Malaysia, Singapura, China, Hong Kong, Taiwan dan Thailand. Selain udang segar dan beku, terdapat produk udang kering dan produk olahan udang seperti pasta udang dan lain-lain. Harga udang di pasar intemasional selalu berfluktuasi mengikuti keseimbangan permintaan (demand) dan penawaran (supply). Beberapa waktu terakhir, kenaikan harga udang dipengaruhi oleh produksi akuakultur berkualitas tinggi yang berorientasi ekspor. Budidaya udang dapat memacu tingkat produksi dunia. Karena itu harga dipengaruhi oleh fluktuasi volume produksi di negara­negara produsen. Sebagai contoh, pada tahun 1991 harga udang menurun tajam sebagai akibat dari pasokan udang yang besar dari Cina. Kemudian pada awal 1998, harga udang meningkat akibat penurunan produksi di beberapa negara produsen di Asia Tenggara seperti Indonesia, Filipina, Thailand, Bangladesh dan Srilanka. Hal ini disebabkan serangan penyakit white spot di tambak-tambak udang. Saat ini industri udang merupakan salah satu komoditi penting dan populer dalam industri seafood secara keseluruhan. Meskipun mempunyai jenis produk dan spesies yang bermacam-macam, industri ini relatif seragam. Mengingat kebutuhan manusia akan pangan, maka permintaan udang juga selalu ada setiap tahunnya. Pasar Jepang merupakan pasar seafood terbesar di dunia. Masyarakat Jepang memiliki kebiasaan untuk mengkonsumsi produk seafood termasuk udang. Tetapi melambatnya pertumbuhan ekonomi regional dan menurunnya disposable income, impor produk perikanan di Jepang menurun selama empat tahun terakhir. Nilai impor tahun 1997 sebesar 16,17 trilyun Dollar AS menurun hingga 13,28 trilyun Dollar AS pada tahun 1998. Hal ini diikuti pengurangan imper spesies yang bemilai tinggi seperti udang. Dari kelompok produk laut, udang termasuk makanan mewah (luxury). Akibatnya pada saat yang baik maka permintaan tinggi, sedangkan pada saat buruk (misalnya pertumbuhan ekonomi lambat) konsumen akan membeli produk makanan mahal lebih sedikit. Namun demikian terjadi peningkatan nilai impor Jepang dibandingkan volume impor, terutama untuk produk-produk udang yang bemilai tambah (value added) seperti headless tray packed shrimp, PTO nobashi, IQF easy-peel, breaded tempura, sushi dan cooked shrimp. Berdasarkan peluang yang cukup besar seperti yang dipaparkan di atas, agribisnis udang bukan berarti tidak memiliki tantangan dan kendala. Setiap pelaku yang terjun dalam agribisnis udang harus mampu beradaptasi dengan peru_bahan lingkungan bisnis, baik lingkungan ekstemal maupun internal ....dst. [1]
      Udang Tambak [1]
      Udang Vaname [2]
      Udang Windu [2]
      udang windu [1]
      UGM Yogyakarta [1]