Show simple item record

dc.contributor.advisorSitorus, Santun R.P.
dc.contributor.advisorPertiwi, Setyo
dc.contributor.advisorPutri, Eka Intan Kumala
dc.contributor.authorPrasodjo, Edi
dc.date.accessioned2016-01-11T01:44:09Z
dc.date.available2016-01-11T01:44:09Z
dc.date.issued2015
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/77395
dc.description.abstractPertambangan batubara di Samarinda menimbulkan dampak terhadap dimensi ekonomi, lingkungan, sosial, hukum dan infrastruktur dan teknologi. Pertambangan batubara tersebut telah berkembang sejak beberapa dekade, dan semakin meluas ketika kebijakan otonomi daerah diterapkan pada awal tahun 2000-an. Seluruh tambang batubara di Kota Samarinda dan sekitarnya dilakukan dengan operasi tambang terbuka yang memiliki dampak lingkungan yang lebih besar dibandingkan dengan operasi tambang bawah tanah. Penelitian ini dilakukan mulai bulan April 2013 sampai bulan Oktober 2014, dengan tujuan: 1) Menilai status keberlanjutan kegiatan pertambangan batubara di Kota Samarinda dan sekitarnya; 2) Menganalisis nilai valuasi ekonomi kegiatan pertambangan batubara terkait dengan nilai kerugian ekonomi lingkungan pada kegiatan pertambangan batubara di Kota Samarinda dan sekitarnya; 3) Menganalisis dampak lingkungan, ekonomi, sosial, hukum serta infrastruktur dan teknologi dengan keberadaan pertambangan batubara di Kota Samarinda dan sekitarnya; 4) Menyusun disain model kebijakan pengelolaan lingkungan pertambangan batubara berkelanjutan di Kota Samarinda dan sekitarnya. Wilayah studi adalah 8 blok pertambangan pada 2 Perusahaan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan (PKP2B) di Kota Samarinda, yaitu PT Lana Harita Indonesia (LHI), dan PT Insani Baraperkasa (IBP), serta 2 sampel Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang bersebelahan dengan PT LHI yaitu PT Cahaya Energy Kaltim (CEK) dan PT Buana Rizky Armea (BRA) dan 2 sampel IUP bersebelahan dengan PT IBP yaitu PT Energi Cahaya Industritama (ECI) dan PT Bara Energy Kaltim (BEK). Metode analisis yang digunakan dalam penelitian terdiri dari: 1) Analisis keberlanjutan dengan menggunakan metode Multidimensional Scalling (MDS) dan Interpretive Structural Modelling (ISM); 2) Valuasi ekonomi dampak pertambangan; 3) Analisis statistik persepsi masyarakat terhadap keberadaan pertambangan;; 4) Pemodelan sistem dinamik untuk mengetahui dinamika perilaku tambang selama dan setelah masa produksi tambang dengan menggunakan parameter dinamik yang telah ditemukan sebelumnya melalui cara 1) dan 2). Penilaian keberlanjutan 5 dimensi (lingkungan, ekonomi, sosial, hukum serta infrastruktur dan teknologi) terhadap 55 atributnya menunjukkan bahwa nilai keberlanjutan multidimensi adalah 47,57 yang termasuk dalam kategori kurang berkelanjutan (terletak antara 25-50). Dari 55 atribut terdapat 10 faktor kunci yang dianalisis dengan cara ISM, diperoleh faktor kunci yang menjadi motor penggerak terhadap sub elemen atau faktor lainnya, yaitu: tingkat gangguan kegiatan pertambangan terhadap ekosistem. Namun penerapan kebijakan ini perlu dukungan kebijakan tiga faktor lain yaitu: faktor penegakan hukum terhadap pelanggaran aspek lingkungan, keberadaan sumberdaya manusia pengawas/inspektur pertambangan, dan sarana/prasarana pendukung pertambangan. Analisis dampak atas nilai barang dan jasa sumberdaya alam dan lingkungan dilakukan terhadap deplesi batubara, deplesi kayu dan manfaat hutan yang hilang atas 8 blok wilayah penelitian pada PKP2B dan IUP diatas dengan wilayah terganggu pada awal 2012 seluas 156,07 ha. Diperoleh bahwa nilai manfaat bruto sebesar US$ 43.745.926. Nilai kerugian terdiri dari nilai deplesi batubara US$ 34.958.128, nilai deplesi kayu sebesar US$ 92.041 dan nilai manfaat hutan yang hilang sebesar US$ 130.837, sehingga diperoleh valuasi ekonomi akhir untuk tambang batubara di 8 blok tersebut adalah US$ 8.564.919. Berdasarkan analisis statistik dari hasil survei masyarakat pada 4 kelurahan di wilayah studi IBP dan 4 kelurahan di wilayah studi LHI, didapat bahwa umumnya penduduk menginginkan peningkatan peran pertambangan terhadap ketenagakerjaan, pelestarian lingkungan hidup serta pengembangan masyarakat. Hasil ini konsisten dengan model dinamis dengan sistem dinamik. Dinamika perilaku model keberlanjutan dilakukan untuk periode 2012 sampai 2035, yaitu periode terlama dari 6 tambang batubara yang menjadi obyek studi yang masih beroperasi, diantaranya diperoleh: 1) keterkaitan antara produksi batubara yang dihasilkan dengan kebutuhan tenaga kerja tambang; 2) kegiatan pengangkutan batubara dengan tambang terbuka dan pengangkutan truk menimbulkan kerusakan jalan dan gangguan lingkungan dari polusi udara dan polusi tanah yang berbanding lurus dengan jumlah orang yang sakit di sekitar wilayah pertambangan; 3) pembelanjaan lokal cenderung turun atau naik mengikuti turun atau naiknya produksi batubara, karena besarnya jumlah produksi juga berkaitan dengan penggunaan tenaga kerja yang digunakan; 4) nilai manfaat, biaya dan kerugian ekonomi berfluktuasi seiring dengan fluktuasi produksi batubara, dengan nilai kerugian berkurang seiring dengan berkurangnya lahan terbuka karena reklamasi; 4) perkiraan kondisi keberlanjutan kegiatan pertambangan batubara selama kurun waktu kegiatan tambang yang dimodelkan, yaitu antara tahun 2012 sampai 2035 menunjukkan bahwa parameter reklamasi, pengembangan masyarakat serta kemampuan atas tumbuhnya ekonomi lokal sangat menentukan kondisi keberlanjutan. Dalam hal ini, dari 5 dimensi yang dianalisis, dimensi ekonomi, paling lambat dalam mencapai tahap keberlanjutan, khususnya tergantung pada tingkat keberhasilan pengembangan ekonomi lokal. Dengan menggunakan tiga set skenario, yaitu pesimis, moderat dan optimis, dengan parameter skenario: 1) persentase biaya reklamasi terhadap biaya total penambangan batubara per tahun; 2) persentase dana pengembangan masyarakat terhadap biaya produksi perusahaan tambang batubara per tahun; 3) batas penggunaan jalan umum; 4) tingkat keberhasilan pengembangan ekonomi lokal, diperoleh kebijakan penting ke depan, yaitu: konsistensi atas pengawasan, pembinaan dan pengendalian terhadap kegiatan pertambangan batubara khususnya pada tingkat gangguan kegiatan pertambangan terhadap ekosistem. Rekomendasi yang utama adalah mengembalikan kondisi lahan sesuai dengan kebutuhan yang disepakati dengan para pihak termasuk untuk pengembangan kota ke depan.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcEngineeringid
dc.subject.ddcCoal miningid
dc.subject.ddc2014id
dc.subject.ddcKalimantan Timurid
dc.titleModel Kebijakan Pengelolaan Lingkungan Pertambangan Batubara Berkelanjutan (Studi Kasus Pertambangan Batubara Di Sekitar Kota Samarinda, Kalimantan Timur).id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keyworddeplesi batubaraid
dc.subject.keywordekonomi lokalid
dc.subject.keywordkeberlanjutanid
dc.subject.keywordmodel dinamikid
dc.subject.keywordreklamasiid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record