Show simple item record

dc.contributor.advisorWiryawan, Komang G.
dc.contributor.advisorSuharti, Sri
dc.contributor.authorHidayah, Nur
dc.date.accessioned2014-12-09T04:25:36Z
dc.date.available2014-12-09T04:25:36Z
dc.date.issued2014
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/71101
dc.description.abstractSuplementasi asam lemak tak jenuh yang bersumber dari minyak nabati merupakan salah satu strategi nutrisi efektif untuk meningkatkan kualitas daging sapi potong. Namun demikian, suplementasi ini perlu diberikan dalam bentuk terproteksi dengan tujuan untuk menghindari proses biohidrogenasi dari mikroba rumen, penurunan pertumbuhan, aktivitas mikroba, dan kecernaan pakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi tiga jenis minyak nabati (wijen, kanola, dan flaxseed) yang diproteksi dengan metode berbeda (tanpa proteksi, sabun kalsium, dan mikroenkapsulasi) secara in vitro. Parameter yang diamati mulai dari karakteristik produk (rendemen dan profil asam lemak produk), karakteristik fermentasi (nilai pH, konsentrasi NH3, konsentrasi VFA total & parsial, kecernaan bahan kering (KCBK) dan kecernaan bahan organik (KCBO)), populasi mikroba rumen (protozoa dan bakteri total), perhitungan produksi metan dan keseimbangan hidrogen, serta profil asam lemak rumen. Sumber cairan rumen yang digunakan dalam penelitian ini berasal dari tiga ekor sapi Peranakan Ongole berfistula di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Cibinong, Bogor yang sudah mendapatkan Ethical Approval dari Animal Care and Use Committee (ACUC) IPB dengan nomor 01-2013 IPB. Minyak nabati wijen, kanola, dan flaxseed secara berurutan produksi dari CV. MH Farm Bogor, Golden Bridge, Green Tosca. Ransum penelitian yang digunakan terdiri atas 60% hijauan (rumput gajah) dan 40% konsentrat dengan energi (TDN 69-74%) dan protein (PK 15-17%). Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok pola faktorial dengan 2 faktor dan 3 kelompok berdasarkan pengambilan cairan rumen. Faktor pertama yaitu jenis minyak nabati (wijen, kanola, dan flaxseed) dan faktor kedua yaitu jenis metode proteksi (tanpa proteksi, sabun kalsium, dan mikroenkapsulasi). Data profil asam lemak cairan rumen dianalisa secara deskriptif dan data karakteristik fermentasi, populasi mikroba, produksi metan dan keseimbangan hidrogen dianalisa secara statistik menggunakan analisis ragam (ANOVA). Perbedaan nyata diantara rataan perlakuan dilakukan uji lanjut DUNCAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara jenis minyak nabati dan metode proteksi pada produksi VFA total, proporsi VFA parsial, produksi metan, dan penggunaan H2. Suplementasi minyak flaxseed yang diproteksi dengan metode sabun kalsium sangat nyata meningkatkan VFA total, sementara itu suplementasi minyak flaxseed yang diproteksi dengan metode mikroenkapsulasi menghasilkan proporsi propionat dan penggunaan H2 tertinggi serta rasio A:P dan produksi metan terendah. Penggunaan jenis minyak nabati yang berbeda tidak berpengaruh terhadap karakteristik fermentasi, populasi mikroba rumen, dan produksi metan. Metode proteksi mikroenkapsulasi nyata meningkatkan konsentrasi NH3 rumen. Minyak wijen dan metode proteksi mikroenkapsulasi mampu mempertahankan C18:1 terbanyak dibandingkan dengan jenis minyak dan metode proteksi yang lainnya. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu minyak flaxseed dan sabun kalsium merupakan jenis minyak v nabati dan metode proteksi terbaik dalam mengoptimalkan fermentasi rumen, sedangkan minyak wijen dan metode proteksi mikroenkapsulasi memiliki ketahanan terbaik dalam proses biohidrogenasi rumen.en
dc.language.isoid
dc.subject.ddcAnimal Feedingen
dc.subject.ddc2014en
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baraten
dc.titleKetahanan Biohidrogenasi Minyak Nabati yang Diproteksi dengan Metode Sabun Kalsium dan Mikroenkapsulasi secara in vitroen
dc.subject.keywordbiohidrogenasien
dc.subject.keywordminyak nabatien
dc.subject.keywordsabun kalsiumen
dc.subject.keywordmikroenkapsulasien


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record