Kecernaan Bahan Organik dan Protein Kasar Pelet dan Silase Ransum Komplit pada Kelinci Jantan Lokal
Abstract
Kelinci termasuk hewan herbivora non ruminan yang sebagian besar keperluan pakannya dapat dipenuhi dari hijauan. Pakan utama kelinci adalah hijauan dan pelet. Kendala dari pakan bentuk pelet adalah tidak tahan simpan dan proses pembuatannya relatif mahal. Pembuatan silase ransum komplit diharapkan dapat mendukung ketersediaan pakan secara kontinu dan dapat menambah nilai kegunaan pakan karena dalam proses pembuatan silase dapat dihasilkan feed additive yaitu bakteri asam laktat dan asam organik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan membandingkan kecernaan bahan kering, bahan organik, dan protein kasar antara pelet dan silase ransum komplit pada kelinci jantan lokal. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2009 sampai Desember 2009. Penelitian ini menggunakan 12 ekor kelinci jantan lokal umur 4 bulan dengan bobot badan rata-rata 1.886 gram. Penelitian ini terdiri dari 2 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan R1 adalah pelet ransum komplit dan perlakuan R2 adalah silase ransum komplit. Peubah yang diamati berupa konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, konsumsi protein kasar, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, dan kecernaan protein kasar. Data yang diperoleh kemudian dibandingkan rataratanya dengan menggunakan uji-t. Hasil yang didapat dari penelitian ini adalah konsumsi bahan kering, bahan organik, dan protein kasar kelinci yang mendapat perlakuan pelet ransum komplit nyata lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan silase ransum komplit. Rataan konsumsi bahan kering, bahan organik, dan protein kasar perlakuan R1 berturut-turut adalah (127,41; 113,48; 17,49) g/ekor/hari, sedangkan rataan konsumsi bahan kering, bahan organik, dan protein kasar perlakuan R2 berturut-turut adalah (95,47; 86,57; 13,61) g/ekor/hari.