Desain Agroforestri pada Lahan Kritis (Studi Kasus di Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar)
Abstract
Usaha-usaha pertanian tradisional yang dilakukan dengan mengkonversi lahan hutan menjadi lahan pertanian, sering menjadi penyebab terjadinya lahan kritis. Di Indonesia praktek-praktek usaha tani dan pemanfaatan lahan yang tidak atau kurang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air menyebabkan timbulnya lahan kritis, erosi, bencana kekeringan, serta penurunan kualitas dan kuantitas hasil pertanian. Kabupaten Aceh Besar sebagian besar lahannya terdiri dari lahan kritis. Luas lahan kritis Kabupaten Aceh Besar mencapai 31.319 ha. Tindakan yang bijak diperlukan dalam merehabilitasi lahan kritis sehingga dapat meningkatkan produktivitas lahan juga dapat menciptakan penggunaan lahan menjadi berkelanjutan. Agroforestri adalah suatu tindakan konservasi tanah dan air melalui pengelolaan tanaman (crop management) atau metoda vegetatif untuk mengendalikan erosi dan aliran air permukaan melalui struktur tajuk berlapis, serta mempengaruhi permeabilitas dan pembentukan agregat tanah. Akumulasi serasah yang dihasilkan sistem agroforestri cukup tinggi, dan menunjang perkembangan mikro organisme tanah yang dibutuhkan untuk memelihara kesuburan tanah, pengendalian erosi, pemulihan lahan kritis. Pemanfaatan lahan kritis secara optimal dan berkelanjutan merupakan hal penting bagi petani dan masyarakat. Dari permasalahan tersebut, muncul pemikiran untuk menerapkan sistim pemanfaatan lahan secara optimal secara spatial, yang memadukan tanaman pertanian dan tanaman berkayu, menjadi bentuk sistem agroforestri untuk pengelolaan lahan kritis, dan dapat mengatasi kerusakan lingkungan serta meningkatkan produktivitas pertanian yang pada akhirnya meningkatkan pendapatan petani.
Collections
- MT - Forestry [1419]