Studi Metode Analisis Aflaktoksin pada Jamu Bubuk dengan HPLC dan Destruksinya dengan Natrium Bisulfit
Abstract
Aflatoksin adalah suatu jenis mikotoksin yang paling berbahaya. Ada atau tidaknya aflatoksin pada jamu bubuk belum pernah diuji dengan menggunakan HPLC. Dari hasil penelitian ini telah dikembangkan metode HPLC untuk penentuan aflatoksin pada jamu bubuk. Ekstraksi dan pembersihan dilakukan dengan metode Moerck el al. (1980). . Jamu .bubuk diekstraksi dengan aseton : air (85+15), diikuti dengan pembersihan menggunakan Silica SEP-PAK cartridge. Ekstrak akhir dilarutkan dalaln metanol. Analisis dengan HPLC dilakukan pada kondisi: 1) kolom RP 18, 2) fase gerak metanol : asetonitril : air (20:20:60). 3) detektor fluoresen, dengan panjang gelombang emisi 455 nm dan eksitasi 365 nm. Dengan sistem tersebut elusi akan selesai dalam waktu sekitar 13 menit, dengan urutan G-,, G,, B,- dan B,. Dari 5 merk jarnu bubuk yang diperiksa kandungan aflatoksinnya, hanya merk AM yang tidak mengandung aflatoksin. Empat merk lainnya (SM, MR, JJ dan NM) mengandung aflatoksin antara 4 - 530 ppb. Konfirmasi adanya aflatoksin ini dilakukan dengan cara mereaksikan ekstrak sampel dengan Trifluoro Acetic Acid, dengan perbandingan volume 1:1, lalu dianalisis dengan HPLC. Kondisi HPLC yang digunakan untuk analisis hasil - derivatisasi ini adalah : 1) kolom RP 18, 2) fase gerak metanol : asetonitril : asam - asetat 5%, 3) detektor fluoresenpada panjang gelombang emisi 425 nm dan eks~tas3~60 nm. Aflatoksin G, dan B, pada ekstrak sampel berubah menjadi aflatoksin B28 dan G2,, meskipun pemisahannya belum sempurna Dipelajari pula kemungkinan mendestmks