Analisis keterlibatan protein heterotrimerik g subunit a terhadap cekaman Al3+ melalui identifikasi produksi H2O2 pada kedelai kultivar slamet
Abstract
Peranan protein heterotrimerik G subunit á pada cekaman Al3+ diteliti dengan menggunakan kultur suspensi sel kedelai kultivar Slamet. Kalus yang sesuai untuk inisiasi kultur suspensi sel berhasil diinduksi secara in vitro pada media MS minimal dengan vitamin Gamborg B5 dan 1 ppm 2,4-D serta 0.1 ppm Kinetin. Kalus kemudian dipindahkan ke media cair MS minimal dengan 2 g/L Bacto Tryptone, 3 ppm 2,4-D dan 0.1 ppm Kinetin. Kultur suspensi sel didapatkan setelah 3-4 minggu inkubasi dalam gelap. Sel yang diperoleh dari kultur suspensi sel digunakan untuk percobaan. Pada cekaman pH rendah (pH 4.0) dan Al3+ (1.2 mM) didapati represi produksi H2O2 mulai dari jam ke-1 sampai jam ke-6 pada kedua perlakuan. Pemberian Mastoparan (30 ìM) tidak menunjukkan perbedaan tingkat produksi H2O2 antara kontrol dengan kedua perlakuan pada jam ke-1 dan ke-3 setelah pemberian cekaman. Mastoparan menginduksi produksi H2O2 pada kedua perlakuan setelah lewat 3 jam sejak pemberian cekaman, dimana tingkat produksi H2O2 pada kultur suspensi sel kedelai lebih tinggi pada perlakuan pH rendah dibandingkan Al3+. Tingkat kematian sel pada jam ke 6 lebih tinggi pada pemberian Mastoparan dibandingkan kontrol, dengan tingkat kematian pada pH rendah lebih tinggi dibanding Al3+. Hasil menunjukkan bahwa protein heterotrimerik G tidak terlibat dalam transduksi sinyal Aluminium pada 3 jam pertama setelah perlakuan dengan Al3+. Represi produksi H2O2 pada awal cekaman diperlukan untuk mencegah kematian sel. Produksi H2O2 meningkat setelah 3 jam perlakuan Aluminium (Al3+) dengan mastoparan.
Collections
- UT - Biology [1976]