Hipomagnesemia Pada Sapi
View/ Open
Date
1983Author
Sulistyawati, Florentina Maria Sri
Girindra, Aisjah
Metadata
Show full item recordAbstract
Kejadian hipomagnesemia banyak ditemukan pada sapi, baik sapi potong, anak sapi, sapi perah maupun domba. Hewan-hewan yang peka adalah sapi-sapi yang mendapat ransum makanan dengan kandungan magnesium yang rendah dan sapi-sapi perah yang produksi air susunya tinggi. Sehubungan dengan kejadian hipomagnesemia banyak kerugian yang diderita oleh suatu peternakan dan kerugian ini secara nyata adalah hilangnya produksi susu dan kematian hewan secara mendadak sebelum mendapat penanganan khusus.
Penanggulangan penyakit dapat dilakukan dengan perbaikan makanan yang cukup mengandung magnesium dan pemberian suntikan intra vena dengan magnesium sulfat pada sapi penderita atau dengan pemupukan tanah penggembalaan (pengangon an) dengan preparat magnesium (misalnya magnesium oksida) serta menghindarkan pemakaian pupuk terutama potasium dan nitrogen yang dapat menurunkan kandungan magnesium. Memberikan tempat-tempat berteduh di padang penggembalaan untuk berlindung sewaktu musim dingin.
Hipomagnesemia pada sapi merupakan penyakit gangguan metabolisme yang dihubungkan dengan diet magnesium yang ren dah dalam ransum. Pada anak sapi penyakit ini merupakan penyakit defisiensi terhadap magnesium. Timbulnya gejala penyakit karena kurangnya magnesium dalam darah yang tidak bisa diimbangi dengan mobilisasi magnesium dari cadangan, karena mobilisasi berjalan relatif lamban. Gejala yang ditim bulkan akibat rendahnya kadar magnesium dalam darah yang sa ngat khas adalah kekejangan, yang diikuti oleh tremor musku lorum, hiperiritabilitas, kepekaan terhadap rangsangan - rangsangan maupun suara-suara yang gaduh dan terjadinya kematian karena kegagalan respirasi sebelum pertolongan diberikan. Tidak jarang kejadian hipomagnesemia diiringi dengan hipokalsemia, dimana kekejangan merupakan salah satu simptomnya.
Magnesium sebagian besar diserap di usus halus seperti ga bagian tengah dan ekskresinya melalui fekal dan urin. Absorpsi kalsium yang rendah dari usus dan resorpsinya dari tulang dianggap membantu timbulnya hipomagnesemia yang disertai dengan hipokalsemia…dst