Esterifikasi Gondorukem dengan Penambahan Gliserol atau Pentaerithritol
View/ Open
Date
2005Author
Wati, Indu Juwita
Sari, Rita Kartika
Wiyono, Bambang
Metadata
Show full item recordAbstract
Salah satu jenis produk hasil hutan bukan kayu yang menjadi idola dan sedang dikembangkan Perhutani saat ini adalah gondorukem. Hal ini disebabkan karena potensi ekspor gondorukem dan terpentin Indonesia merupakan nomor dua terbesar di dunia setelah Cina. Pada tahun 2002, Indonesia mampu memasok 60 ribu ton gondorukem dari 88 ribu ton total kebutuhan gondorukem dunia.
Gondorukem merupakan hasil penyadapan dari getah pinus. Gondorukem yang diperoleh dari hasil penyadapan getah pinus dan tall oil disebut sebagai gondorukem non modifikasi, sedangkan gondorukem yang diperoleh melalui perlakuan kimia pada ikatan ganda atau gugus karboksil dari asam resin yang terkandung dalam gondorukem disebut gondorukem modifikasi. Saat ini gondorukem modifikasi lebih banyak digunakan di industri daripada gondorukem non modifikasi.
Salah satu modifikasi gondorukem yang dapat dilakukan untuk memperluas penggunaan dari gondorukem non modifikasi adalah esterifikasi. Modifikasi gondorukem ini bertujuan untuk menurunkan bilangan asam yang terdapat dalam gondorukem. Gondorukem ester diperoleh melalui penambahan gliserol, pentaerithritol, atau poliol dalam gondorukem. Modifikasi gondorukem ini dapat memperluas kegunaan dari gondorukem non modifikasi, diantaranya sebagai bahan tambahan pelapis, pernis, tackifier dalam gum base dan minuman ringan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengetahui pengaruh jenis agen esterifikasi dan persentase penambahan agen esterifikasi (gliserol atau pentaerithritol) pada proses modifikasi gondorukem terhadap rendemen dan kualitas gondorukem ester yang dihasilkan kemudian membandingkannya dengan standar mutu gondorukem ester dari Cina dan Rusia. Untuk membuat produk gondorukem modifikasi dilakukan proses pemasakan, yaitu: 150 gram gondorukem (kualitas WW) dan 0,2% kalsium oksida dipanaskan sampai lunak dan ketika mencapai suhu 270-290°C ditambahkan
gliserol atau pentaerithritol sebesar 2%, 4%, 6%, 8%, 10%, 12% dan 14% selama 2 jam. Proses pemasakan ini berlangsung selama 4-5 jam. Setelah masak, produk dituangkan ke dalam wadah yang telah disediakan. Selanjutnya dilakukan perhitungan rendemen serta pengujian kualitas gondorukem ester berdasarkan sifat fisis-kimianya, yaitu warna dan penampakan, titik lunak, bilangan asam, bilangan penyabunan dan kadar kotoran. Analisis data yang digunakan untuk
mengetahui pengaruh jenis agen esterifikasi dan persentase penambahan gliserol atau pentaerithritol terhadap kualitas gondorukem ester yang dihasilkan adalah rancangan percobaan faktorial 2x7 dalam Rancangan Acak Lengkap dengan uji lanjut Duncan.
Esterifikasi gondorukem dengan penambahan gliserol atau pentaerithritol 2-14% menghasilkan rendemen 84,12-89,50%; titik lunak 89,50-97,04°C: bilangan asam 20,01-131,81: bilangan penyabunan 100,04-181,31 dan kadar kotoran 0,04-1,50%...dst
Collections
- UT - Forestry Products [2379]