Valuasi Nilai Ekonomi Total Hutan Mangrove (Kasus Pulau Penjaliran Timur, Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta)
View/ Open
Date
2012Author
Lukmana, Agung
Fauzi, Akhmad
Nababan, Benny Osta
Metadata
Show full item recordAbstract
Tingkat informasi yang dimiliki seseorang terhadap manfaat dan nilai guna
suatu sumberdaya alam akan sangat berpengaruh terhadap nilai sumberdaya
tersebut. Tujuan peneliti memilih topik valuasi ekonomi adalah untuk
mengestimasi nilai sumberdaya secara keseluruhan untuk mengetahui nilai total
dari sumberdaya tersebut. Nilai total dari suatu sumberdaya mencakup nilai guna
dan non-guna. Nilai guna terdiri dari nilai manfaat langsung dan tidak langsung.
Nilai non-guna terdiri dari nilai pilihan, keberadaan, dan pewarisan. Sebelum
melakukan valuasi terhadap suatu sumberdaya, kita harus mengidentifikasi
seluruh manfaat dan nilai guna sumberdaya tersebut. Setelah kita mengetahui nilai
dari seluruh potensi yang dimiliki suatu sumberdaya, tentu kita mendapatkan
suatu pemahaman, seberapa besar manfaat yang dapat diberikan sumberdaya
tersebut kepada umat manusia.
Permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat Kepulauan Seribu
adalah abrasi pantai dan penurunan produktivitas perikanan. Fenomena
terkikisnya garis pantai akibat intrusi air laut disebabkan oleh arus gelombang air
laut saat terjadi pasang surut air laut. Hal tersebut disebabkan oleh hilangnya
hutan mangrove akibat penebangan yang dilakukan pihak yang tidak bertanggung
jawab. Abrasi dapat mengurangi luasan pulau-pulau di Taman Nasional
Kepulauan Seribu dan menenggelamkan pulau-pulau tersebut. Implikasinya,
masyarakat membangun breakwater dan tanggul di sepanjang garis pantai pulau.
Penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu 1) Melakukan valuasi nilai ekonomi total
hutan mangrove di Pulau Penjaliran Timur, Taman Nasional Kepulauan Seribu,
DKI Jakarta 2) Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi WTP seseorang
terhadap hutan mangrove di Pulau Penjaliran Timur, Taman Nasional Kepulauan
Seribu, DKI Jakarta.
Valuasi nilai ekonomi total hutan mangrove menggunakan alat analisis
data (sotfware) Microsoft Excel 2010, sedangkan analisis faktor terhadap
karakteristik dan persepsi responden diolah dengan alat analisis data (software)
Minitab 14.1.
Berdasarkan tujuan yang pertama, nilai total ekonomi yang diperoleh dari
hasil estimasi nilai ekonomi total hutan mangrove Pulau Penjaliran Timur adalah
sebesar Rp 520.216.354,51 pada tahun 2011 atau Rp 80.033.285,31 per ha per
tahun. Nilai manfaat tidak langsung memberikan kontribusi yang sangat besar
dalam penilaian ekonomi total hutan mangrove Penjaliran Timur.
Berdasarkan hasil interpretasi analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
Willingness to Pay (WTP), didapatkan bahwa tingkat pendapatan, pendidikan,
umur, dan tingkat informasi mengenai manfaat dan nilai guna hutan mangrove
menjadi faktor-faktor yang mempengaruhi WTP terhadap hutan mangrove di
Pulau Penjaliran Timur, Taman Nasional Kepulauan Seribu, DKI Jakarta.