Show simple item record

dc.contributor.authorImam Sulistianto, Muhammad
dc.date.accessioned2010-05-05T10:30:02Z
dc.date.available2010-05-05T10:30:02Z
dc.date.issued2005
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/12420
dc.description.abstractPulau Lombok, sebagai salah satu daerah tujuan wisata terbesar di Indonesia selain Pulau Bali, memiliki potensi keragaman budaya setempat yang unik dan khas. Salah satu budaya tersebut adalah budaya masyarakat suku asli Lombok yaitu Suku Sasak. Keberadaan suku ini biasanya mengelompok membentuk kumpulan tersendiri yang tersebar di Pulau Lombok, salah satunya adalah suku Sasak Bayan yang mendiami Pemukiman Tradisional Segenter, dikaki Gunung Rinjani. Kawasan ini terkenal karena pola penataan pemukiman yang unik membentuk pola yang sangat teratur. Tata letak rumah dan pola sirkulasinya diatur sedemikian rupa sehingga membentuk pola kotak-kotak (grid). Sebagai suatu lanskap yang merupakan aset budaya masyarakat Indonesia, keberadaan Pemukiman Segenter perlu dijaga dan dilestarikan karena merupakan miniatur kehidupan suatu masyarakat tradisional yang mampu bertahan hidup pada daerah yang gersang/marginal. Salah satu bentuk pelestarian kawasan tersebut adalah melalui kegiatan edukasi masyarakat dalam dan luar kawasan dengan wisata budaya di Pemukiman Tradisional Segenter. Tujuan dilaksanakannya studi ini adalah untuk merencanakan lanskap Pemukiman Tradisional Segenter sebagai kawasan wisata budaya sehingga wisatawan yang berkunjung dapat menginterpretasikan model dan kekayaan kampung tradisional ini. Kegiatan perencanaan lanskap ini juga bertujuan untuk melestarikan lanskap tradisional yang ada melalui identifikasi dan penataan ruang wisata dan non wisata, identifikasi dan penataan sistem sirkulasi wisata serta perencanaan aktivitas dan fasilitas wisata. Proses studi perencanaan ini diawali dengan menentukan konsep yang menjadi dasar pengembangan ruang dan jalur sirkulasi wisata untuk memenuhi tujuan studi. Tahapan selanjutnya adalah riset yang meliputi survei, wawancara dan observasi. Data dan informasi yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui model lanskap dan obyek/atraksi wisata budaya yang ada pada tapak dan analisis secara spasial untuk menentukan tata ruang lanskap dan tata ruang wisata pada tapak. Tahap analisis dilakukan untuk menentukan titik obyek/atraksi wisata yang dilakukan dengan metode skoring berdasarkan kriteria MacKinnon et al. (Wulandari, 2002). Nilai skor ditentukan dengan nilai 1 sampai 4. Skor 1 untuk kriteria sangat buruk, 2 untuk kriteria buruk, 3 untuk kriteria baik dan 4 untuk kriteria sangat baik. Evaluasi tersebut ditentukan oleh nilai skor masing-masing obyek/atraksi wisata yang terpilih. Usulan ruang wisata yang diajukan kemudian disesuaikan dengan ruang eksisting tapak pada saat ini. Ruang wisata ini kemudian digabungkan dengan jalur wisata sehingga membentuk tata ruang wisata budaya Pemukiman Tradisional Segenter. Konsep ruang yang akan dikembangkan meliputi ruang wisata budaya dan ruang pendukung kegiatan wisata budaya sedangkan jalur sirkulasi bagi wisatawan pada ruang wisata budaya direncanakan membentuk suatu jalur interpretasi. Berdasarkan analisis data lingkungan kehidupan masyarakat tradisional Segenter dapat diketahui kondisi eksisting tapak yang akan direncanakan yang menjadi acuan dalam pengembangan rencana wisata budaya. Ruang-ruang tersebut adalah ruang kehidupan masyarakat (ruang pemukiman) yang dikelilingipagar dan ruang disekeliling ruang kehidupan masyarakat yang merupakan ruang pendukung kehidupan masyarakat. Dari ruang eksisting yang ada, kemudian dikembangkan lagi ke dalam konsep perencanaan wisata budaya dengan mempertimbangkan aspek data wisata budaya berbasiskan kehidupan masyarakat. Berdasarkan konsep yang telah ditentukan, tapak dibagi kedalam dua ruang utama, yaitu : ruang wisata budaya dan ruang pendukung kegiatan wisata budaya. Berdasarkan konsep sirkulasi wisata pada tapak, jalur sirkulasi bagi wisatawan pada ruang wisata budaya direncanakan membentuk suatu jalur interpretasi sehingga wisatawan dapat mengetahui dan menikmati keseluruhan model dan kekayaan budaya yang dimiliki oleh Pemukiman Tradisional Segenter. Melalui jalur sirkulasi tersebut wisatawan akan memasuki ruang wisata budaya melalui jalur masuk yang sama dengan jalur keluarnya, sehingga diharapkan aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat tidak terganggu oleh kegiatan wisata budaya yang ada. Hasil penyesuaian kondisi eksisting tapak, konsep wisata budaya dan konsep sirkulasi wisata budaya membentuk suatu block plan. Perencanaan lanskap kawasan wisata budaya yang akan dikembangkan terdiri dari identifikasi dan penataan ruang wisata, identifikasi dan penataan sistem sirkulasi wisata serta perencanaan aktivitas dan fasilitas wisata. Rencana tata ruang wisata yang akan dibuat terdiri dari dua ruang utama, yaitu : Ruang Wisata Budaya dan Ruang Pendukung Kegiatan Wisata Budaya. Ruang wisata budaya terdiri dari dua sub ruang, yaitu : sub ruang kehidupan masyarakat atau ruang pemukiman dan sub ruang pendukung kehidupan masyarakat. Ruang pendukung kegiatan wisata budaya dibagi kedalam sub ruang penerimaan dan sub ruang pelayanan. Untuk kenyamanan wisatawan, ruang-ruang wisata yang ada dihubungkan oleh sirkulasi wisata yang membentuk suatu jalur interpretasi wisata budaya. Jalur sirkulasi tersebut kemudian dikembangkan kedalam rute wisata budaya yang menghubungkan seluruh obyek/atraksi wisata budaya yang ada. Rute wisata yang direncanakan tersebut kemudian dikembangkan lagi menjadi paket wisata budaya yang mengakomodasikan kebutuhan dan keinginan wisatawan berdasarkan waktu yang dibutuhkan untuk setiap aktivitas.id
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)
dc.titlePerencanaan Lanskap Pemukiman Tradisional Segenter, Pulau Lombok, Sebagai Kawasan Wisata Budayaid
dc.typeThesisid


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record