Kinerja Produksi Pendederan Lele Sangkuriang Clarias sp. Melalui Penerapan Teknologi Pergantian Air 50%, 100%, dan 150% per Hari.
Abstract
Ikan lele termasuk komoditas yang memiliki peluang pasar yang prospektif dan bernilai ekonomis tinggi. Aplikasi teknik pendederan yang relatif sederhana memungkinkan penerapan teknologi pendederan pada lahan sempit dengan produktivitas yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pergantian air media pemeliharaan yang paling efisien diantara 50% per hari, 100% per hari, dan 150% per hari pada produksi benih ikan lele ukuran 2-3 cm melalui kajian kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan aspek ekonomi. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Mei 2009 di Cibanteng Farm Bogor Barat, serta di Laboratorium Sistem dan Teknologi Budidaya Perairan, Laboratorium Lingkungan, dan Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor. Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih lele Sangkuriang dengan panjang rata-rata 1,4+0,10 cm dan bobot rata-rata 0,105+0,003 gram, berasal dari pemijahan induk keluaran BBAT Sukabumi. Untuk pemeliharaan benih lele digunakan akuarium berukuran 90 cm x 40 cm x 35 cm dengan volume air 90 liter yang tersusun bertingkat pada rak. Suplai air bersumber dari air sumur yang diendapkan sekitar 24 jam pada bak terpal tertutup dengan kapasitas 5000 liter. Setiap akuarium diberi aerasi yang bersumber dari blower yang dihubungkan dengan pipa dan selang aerasi. Benih dipelihara dengan kepadatan 35 ekor/L. Pakan yang diberikan berupa pelet komersil berdiameter 0,5 mm dengan kadar protein pakan 35%, pemberian pakan dilakukan 3 kali dalam sehari yaitu pukul 08.00, pukul 17.00, dan pukul 21.00 dengan cara ad satiation (sekenyangnya). Pada perlakuan pergantian air 50%, 100%, dan 150% per hari masingmasing diperoleh laju pertumbuhan bobot harian sebesar 9,45±0,56%, 10,03±0,73%, dan 9,81±0,70%; laju pertumbuhan panjang harian sebesar 5,74±0,21%, 5,90±0,17%, dan 5,96±0,18%; derajat kelangsungan hidup sebesar 55,41±7,46%, 83,57±5,58%, dan 87,65±6,04%; nilai koefisien keragaman panjang sebesar 7,41±2,11%, 8,67±0,69%, dan 10,14±1,66%; nilai FCR sebesar 1,48±0,52, 0,79±0,13, dan 0,77±0,15; keuntungan senilai Rp 3.873.807,60, Rp 10.547.834,60, dan Rp 10.660.998,60; R/C senilai 1,30, 1,72, dan 1,67; BEP (Rp) senilai Rp 8.860.347,00, Rp 7.220.277,00, dan Rp 7.675.017,00; BEP (unit) sebesar 177.207 ekor, 144.406 ekor, dan 153.500 ekor; payback period (PP) selama 2,89 tahun, 0,92 tahun, dan 0,91 tahun; serta harga pokok produksi sebesar Rp 38,87 per ekor, Rp 29,22 per ekor, dan Rp 29,98 per ekor. Pergantian air berpengaruh nyata terhadap derajat kelangsungan hidup dan nilai FCR (p<0,05), tetapi tidak berpengaruh nyata terhadap laju pertumbuhan bobot harian, laju pertumbuhan panjang harian, dan koefisien keragaman (p>0,05). Pada percobaan ini, kualitas air selama percobaan masih berada dalam kisaran optimum bagi pertumbuhan benih ikan lele Sangkuriang. Untuk tujuan produksi pendederan ikan lele dengan kepadatan ikan 35 ekor/L sebaiknya dilakukan dengan pergantian air 100% per hari.