Produktivitas dan Partisi Energi Induk Kambing Perah Laktasi dengan PemanfaatanAmpas Kurma dalam Ransum
View/ Open
Date
2015Author
Yuniarti, Endah
Evvyernie, Dwierra
Astuti, Dewi Apri
Metadata
Show full item recordAbstract
Kambing Peranakan Etawah (PE) merupakan jenis kambing perah yang sudah menyebar luas di Indonesia dan memiliki potensi produksi susu yang cukup tinggi. Pakan sebagai penyuplai energi bagi ternak merupakan faktor yang berpengaruh besar terhadap produktivitasnya. Ampas kurma merupakan limbah industri sari kurma yang sangat potensial untuk dimanfaatkan menjadi pakan induk kambing perah laktasi karena ketersediaan yang cukup tinggi. Sebuah pabrik sari kurma mampu menghasilkan 56% ampas kurma dari total buah kurma yang diolah setiap harinya. Hasil uji in vitro menunjukkan bahwa penambahan ampas kurma ke dalam ransum hingga 20% mampu meningkatkan proporsi propionat dan kecernaan bahan kering secara linear. Hasil tersebut perlu diinvestigasi lebih lanjut tentang pengaruhnya terhadap ternak secara langsung terutama terhadap produktivitas dan partisi energi ternak laktasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh pemanfaatan ampas kurma dalam ransum terhadap partisi energi dan produktivitas induk kambing perah laktasi.
Perlakuan yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari R0 (35% hijauan + 65% konsentrat + 0% ampas kurma), R1 (35% hijauan + 55% konsentrat + 10% ampas kurma) dan R2 (35% hijauan + 45% konsentrat + 20% ampas kurma). Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan 9 ekor induk kambing perah laktasi yang rata-rata berada pada laktasi pertama dan dikelompokkan berdasarkan rataan jumlah produksi susu harian. Parameter yang diukur terdiri dari konsumsi bahan kering, partisi energi, produksi susu dan kualitasnya, serta efisiensi produksi dan IOFC.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan ampas kurma dalam ransum berpengaruh terhadap penurunan konsumsi bahan kering dan energi, energi tercerna, energi termetabolis dan energi urin secara linear seiring dengan penambahan level ampas kurma dalam ransum. Ampas kurma cenderung tidak menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata terhadap retensi di dalam susu dan mampu memperpanjang puncak laktasi ternak pada saat fase penurunan produksi dengan kualitas susu yang tidak berbeda nyata dengan kontrol. Pemanfaatan ampas kurma pada level 10% menunjukkan nilai terendah untuk kehilangan energi melalui feses dan gas metan, serta memiliki nilai efisiensi produksi susu dan IOFC yang lebih stabil dari setiap minggu dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa ampas kurma dapat menjadi pakan alternatif bagi kambing perah laktasi yang ekonomis dan efisien dengan penggunaannya hingga level 10% di dalam ransum.
Collections
- MT - Animal Science [1206]