Fluktuasi Konsentrasi SO2 di Wilayah Puncak (Bogor) dan Hubungannya dengan Kecepatan Angin Rata-rata serta Simpangannya
Abstract
Fluktuasi konsentrasi polutan dipengaruhi oleh jumlah emisi dan faktor meteorologi, salah satunya adalah angin baik arah maupun kecepatan. Kecepatan angin sangat berfluktuasi, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menelaah pengaruh fluktuasi kecepatan angin terhadap fluktuasi konsentrasi polutan SO2. Analisis ini mengambil studi kasus data SO2 di wilayah Cibeureum, Puncak Bogor, yang merupakan data pemantauan kualitas udara milik BMKG bekerjasama dengan NIES Jepang. Lokasi tersebut merupakan wilayah rural, dengan asumsi fluktuasi konsentrasi SO2 di wilayah tersebut tidak banyak dipengaruhi oleh sumber emisi antropogenik. Hubungan fluktuasi tersebut dianalisis secara visual melalui grafik, analisis korelasi dan regresi dengan skala waktu 15 menit tahun 2021. Hasil analisis menunjukkan bahwa di wilayah Puncak Bogor tahun 2021, pengaruh fluktuasi kecepatan angin rata-rata terhadap fluktuasi konsentrasi SO2 lebih besar daripada pengaruh simpangan kecepatan angin. Pengaruh kecepatan angin dan simpangannya terhadap SO2 pada bulan kering lebih besar dibandingkan bulan basah, dengan pengaruh di siang hari lebih besar daripada malam hari. Pengaruh angin yang kuat terjadi pada pukul 07.00 – 12.59 WIB. Koefisien korelasi (r) kecepatan angin dengan konsentrasi SO2 pada bulan kering berkisar antara -0,15 hingga -0,73, sementara korelasi simpangan angin dengan konsentrasi SO2 berkisar antara -0,18 hingga -0,65. Pada dasarnya kecepatan angin berpengaruh negatif terhadap fluktuasi SO2, sehingga peningkatan kecepatan angin akan berpengaruh terhadap penurunan konsentrasi SO2. Pollutant concentrations fluctuate due to emissions and meteorological factors, one of which is wind, both direction and speed. Wind speed fluctuates greatly, so this study aims to examine the effect of wind speed fluctuations on SO2 pollutant concentration fluctuations. This analysis takes a case study of SO2 data in the Cibeureum area, Puncak Bogor, which is BMKG's air quality monitoring data in collaboration with NIES Japan. This location is a rural area, with the assumption that fluctuations in SO2 concentrations in that area are not much influenced by anthropogenic emission sources. The fluctuation relationship is analyzed visually through graphs, correlation analysis and regression with a time scale of 15 minutes in 2021. The results of the analysis show that in the Puncak Bogor area in 2021, the effect of fluctuations in average wind speed on fluctuations in SO2 concentration is greater than the effect of wind speed variations. The effect of wind speed and its variations on SO2 is greater in dry months than in wet months, with a greater effect during the day than at night. The correlation coefficient of wind speed with SO2 concentration in dry months ranges from -0.15 to -0.73, while the correlation of wind speed variations with SO2 concentration ranges from -0.18 to -0.65. Basically, wind speed has a negative effect on SO2 fluctuations, so an increase in wind speed will cause a decrease in SO2 concentration.