View Item 
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Economics and Management
      • UT - Agribusiness
      • View Item
      •   IPB Repository
      • Dissertations and Theses
      • Undergraduate Theses
      • UT - Faculty of Economics and Management
      • UT - Agribusiness
      • View Item
      JavaScript is disabled for your browser. Some features of this site may not work without it.

      Analisis Kemitraan Antara Petani Tebu Dengan Pabrik Gula Karangsuwung

      Thumbnail
      View/Open
      Cover (162.8Kb)
      Fullteks (6.852Mb)
      Lampiran (333.0Kb)
      Date
      2011
      Author
      Astria, Rissa
      Suharno
      Metadata
      Show full item record
      Abstract
      perekonomian Indonesia. Agribisnis perkebunan merupakan salah satu bidang yang banyak menjadi perhatian masyarakat dunia. Komoditas hasil perkebunan memiliki nilai jual yang cukup tinggi. Hasil perkebunan seperti karet, kelapa sawit, tebu dan kakao menjadi beberapa komoditas perkebunan yang dapat diperjualbelikan dalam perdagangan dunia. Di Indonesia, subsektor perkebunan telah memberikan banyak kontribusi bagi bangsa Indonesia yaitu sebagai sektor penyedia lapangan pekerjaan, memberikan pemasukan bagi devisa negara, berperan dalam pembangunan pedesaan dan juga pelestarian lingkungan. Oleh karena itu, studi tentang sub sektor ini masih memiliki arti penting bagi pengembangannya. Salah satu sub sektor perkebunan adalah industri gula dan usahatani tebu. Usahatani tebu merupakan bahan baku utama industri gula. Usahatani tebu secara historis merupakan industri perkebunan Indonesia dilihat dari kontribusinya dalam sistem perekonomian negara. Sejak lama industri gula merupakan sumber penting yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat nasional. Sub sektor perkebunan, khususnya perkebunan tebu rakyat, sangat penting bagi perekonomian dalam pengembangannya menghadapi berbagai masalah yang dihadapi oleh petani tebu rakyat. Masalah tersebut adalah rendahnya kepemilikan modal, peralatan yang masih sederhana dan terbatas, kurangnya industri pengolahan, sehingga menyebabkan sulitnya pemasaran hasil produksi. Petani tebu mengalami kemerosotan produktivitas, dan hal ini membuat petani tebu tidak mampu menghasilkan produk yang bernilai dan berdaya saing tinggi. Berdasarkan uraian tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Mengidentifikasi dan menganalisis tujuan dan pelaksanaan Kemitraan yang sedang dijalankan oleh Petani Tebu dengan Pabrik Gula Karangsuwung. (2) Mengkaji analisis usahatani tebu terhadap kemitraan petani tebu dengan Pabrik Gula Karangsuwung. Penelitian ini dilaksanakan di Pabrik Gula Karangsuwung Unit Rajawali II, serta di Desa Karangsari, Kabupaten Cirebon Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian ini selama 3 (tiga) bulan yaitu Juli 2010 – Oktober 2010. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Metode analisis data yang digunakan adalah Analisis Deskritif, Analisis Pendapatan Usahatani dan Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (Rasio R/C). Hasil dari tujuan dan pelaksanaan Kemitraan Petani Tebu dengan Pabrik Gula Karangsuwung adalah memperoleh keuntungan di bidang industri gula. Tujuan yang dicapai dengan adanya kemitraan yaitu terjalinnya suatu kerjasama saling menguntungkan dalam melaksanakan usahatani tebu antara petani/kelompok tani dengan pabrik gula. Alasan pabrik gula melakukan kemitraan dengan petani tebu yakni terpenuhinya swasembada pangan nasional khususnya gula dengan mengacu pada tercapainya kesejahteraan baik petani/kelompok tani maupun pabrik gula. Kemitraan sangat penting karena strategi bisnis yang dilakukan oleh 3 dua atau lebih lembaga dalam jangka waktu tertentu untuk mendapatkan manfaat bersama, ataupun keuntungan bersama sesuai prinsip saling membutuhkan dan mengisi. Dalam pengadaan input kemitraan yang dibangun antara PG dan petani mitra yaitu untuk input modal kerja, PG menjadi penjamin (avalist) kredit yang disalurkan oleh pemerintah melalui Bank kepada petani seperti Kredit Ketahanan Pangan (KKP). Berdasarkan analisis dan uraian hasil penelitian Tujuan dan pelaksanaan Kemitraan yang sedang dijalankan oleh Petani Tebu dengan Pabrik Gula Karangsuwung adalah untuk memperoleh keuntungan di bidang industri gula. Tujuan yang dicapai dengan adanya kemitraan yaitu terjalinnya suatu kerjasama saling menguntungkan dalam melaksanakan usahatani tebu antara petani/kelompok tani dengan pabrik gula karangsuwung. Berdasarkan hasil analisis R/C rasio atas biaya tunai pada petani mitra sebesar 1,52. Ini berarti setiap satu rupiah biaya tunai dikeluarkan oleh petani mitra akan memberikan penerimaan kepada petani mitra sebesar Rp 1,52. Dari nilai R/C rasio atas biaya tunai tersebut, dapat disimpulkan bahwa usahatani tebu yang dilakukan petani mitra menguntungkan. Sedangkan R/C rasio atas biaya total pada petani mitra sebesar 0,60, yang berarti setiap satu rupiah biaya total yang dikeluarkan petani mitra akan memberikan penerimaan kepada petani mitra sebesar Rp 0,60. Dari nilai R/C rasio atas biaya tunai dan biaya total dapat disimpulkan dengan mengikuti kemitraan, petani mitra mengalami kerugian. Hal ini dikarenakan adanya biaya transaksi yang mahal. Saran dan masukan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan dimasa yang akan datang adalah (1) Petani mitra disarankan untuk lebih mematahui perjanjian kontrak kewajiban petani dan kewajiban Pabrik Gula Karangsuwung, sehingga produksi yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian petani dapat meningkatkan pendapatan mereka. (2) Dalam satu tahun perusahaan minimal memberika pembinaan sebanyak dua kali di kebun tebu, yaitu sebelum masa tanam. Pembinaan yang diberikan lebih ditekankan dalam input yang sesuai dengan anjuran dan sistem bagi hasil petani dengan pabrik gula. Sehingga dalam penggunaan input produksi dapat lebih efisien dan dapat meningkatkan pendapatan usahatani petani mitra. Adanya sanksi bagi kedua belah pihak jika melanggar perjanjian kerjasama kemitraan. Sehingga pelaksanaan kemitraan antara petani mitra dan Pabrik Gula Karangsuwung dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan. (3) Dari hasil analisis usahatani tebu menyebutkan bahwa tahun 2010 petani tebu mengalami kerugian hal ini dikarenakan adanya anomali cuaca. Serta biaya transaksi yang mahal, Untuk biaya transaksi diharapkan tidak di tanggung oleh para petani mitra, karena beban biaya yang terlau mahal. Dengan demikian pemerintah selaku mediator dapat mengambil alih untuk biaya transaksi yang dibebankan ke petani mitra denga cara memberikan biaya subsidi.
      URI
      http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/115213
      Collections
      • UT - Agribusiness [3251]

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository
        

       

      Browse

      All of IPB RepositoryCollectionsBy Issue DateAuthorsTitlesSubjectsThis CollectionBy Issue DateAuthorsTitlesSubjects

      My Account

      Login

      Application

      google store

      Copyright © 2020 Library of IPB University
      All rights reserved
      Contact Us | Send Feedback
      Indonesia DSpace Group 
      IPB University Scientific Repository
      UIN Syarif Hidayatullah Institutional Repository
      Universitas Jember Digital Repository