Penilaian Daur Hidup (Life Cycle Assessment) Produk Olahan Ikan Seluang (Rasbora sp.)
Date
2022-08-09Author
Athirafitri, Nadia
Indrasti, Nastiti
Ismayana, Andes
Metadata
Show full item recordAbstract
Ikan seluang (Rasbora sp.) merupakan salah satu jenis ikan yang terdapat diperairan Indonesia dan dapat diolah untuk meningkatkan nilai tambah produk. Ikan ini tersebar di wilayah perairan Sumatera sampai Kalimantan. Perkembangan industri perikanan tidak hanya memberikan keuntungan, tetapi juga menyumbang dampak bagi lingkungan sekitar. Life Cycle Assessment (LCA) merupakan metode yang digunakan untuk menilai daur hidup suatu produk. Metode ini dapat menghasilkan alternatif-alternatif atau rekomendasi perbaikan yang ditentukan berdasarkan hasil dari analisis inventori dan analisis dampak lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi input, output dan dampak lingkungan dalam produksi ikan seluang krispi. Kategori analisis dampak yang dihitung yaitu pemanasan global, asidifikasi, dan eutrofikasi. Perhitungan dilakukan menggunakan software Simapro versi 9.0 dengan perhitungan emisi menggunakan metode CLM 1A (Centre of Environmental Science of Leiden University Impact Assessment) baseline V3.06. Limbah cair dihitung berdasarkan rumus yang telah ditentukan sesuai dengan studi literatur.
Ruang lingkup kajian LCA produk ikan seluang krispi meliputi penangkapan ikan seluang, transportasi bahan, dan proses produksi di UMKM. Input yang digunakan yaitu ikan seluang, bahan pendukung produksi dan kemasan. Energi yang dibutuhkan yaitu LPG, listrik, refrigerant, dan bahan bakar kendaraan untuk mendukung transportasi. Output yang dihasilkan berupa produk ikan seluang krispi, limbah padat, limbah cair, serta emisi ke air, udara, tanah. Hasil analisis siklus hidup cradle-to-gate 1 kg ikan seluang krispi memberikan dampak lingkungan kategori pemanasan global, asidifikasi dan eutrofikasi, masing-masing sebesar 292,40 kg-CO2 eq; 1,21 kg-SO2 eq; 0,34 kg-PO43- eq. Dampak terbesar pada unit produksi ikan seluang krispi terdapat pada transportasi bahan. Dampak terbesar dari unit produksi yaitu pada penggunaan listrik.
Alternatif perbaikan dapat dilakukan untuk mengurangi nilai dampak lingkungan. Skenario yang direkomendasikan untuk mengurangi nilai dampak yang dihasilkan yaitu pada unit transportasi bahan dan unit produksi. Skenario perbaikan pada unit transportasi dengan cara mengganti tempat pemesana kemasan yang diharapkan dapat menurunkan emisi pemanasan global sebesar 64%, asidifikasi 68%, dan eutrofikasi 65%. Skenario pada unit produksi dengan cara substitusi penggunaan energi terbarukan yang diharapkan dapat menurunkan emisi pemanasan global sebesar 1%, asidifikasi 1%, dan eutrofikasi 4%.
Collections
- MT - Agriculture Technology [2208]