Potensi dan Biprospeksi Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr) di Taman Nasional Meru Betiri Jawa Timur
View/ Open
Date
2020Author
Hidayati, Anik Nur
Zuhud, Ervizal A.M.
Andarwulan, Nuri
Metadata
Show full item recordAbstract
Kedawung (Parkia timoriana (DC.) Merr) merupakan salah satu spesies tanaman obat yang yang memiliki potensi tinggi namun tergolong langka karena hanya ditemukan di sebagian kecil wilayah Indonesia. Zona rehabilitasi Taman NAsional Meru Betiri ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan dan Konservasi Alam, salah satu tanaman pokok pada program rehabilitasi adalah kedawung yang ditanam menggunakan sistem agroforestri dengan tanaman pertanian lain. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kondisi populasi, tingkat regenerasi, mengindetifikasi profil proksimat, profil fitokimia, profil asam lemak serta profil trigliserida biji kedawung. Metode yang digunakan adalah analisis vegetasi dan observasi di Resort Andongrejo TNMB, serta analisis proksimat, analisis fitokimia kualitatif, analisis asam lemak, dan analisis trigliserida biji kedawung.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kedawung tumbuh tidak seragam meskipun memiliki kelas umur yang sama. Sebaran kelas diameter paling banyak ditemukan pada rentang diameter 30-40 cm, perbedaan pertumbuhan pada kedawung dimungkinkan karena perbedaan kondisi tempat tumbuh. Hasil penelitian sebelumnya menyatakan bahwa kedawung membutuhkan habitat mikro berupa wilayah yang dekat dengan sungai atau sumber air. Selaras dengan hasil pengamatan di lapangan bahwa kedawung yang berada di wilayah dekat dengan sungai yaitu Blok Timur Sawah dan Blok DAM dapat tumbuh dengan baik serta menghasilkan buah yang banyak. Luas zona rehabilitasi Resort Andongrejo adalah 1 011.32 ha maka diperoleh dugaan jumlah tegakan kedawung sebanyak 74 162.73 pohon. Potensi hasil panen kedawung di Resort Andongrejo sebesar 40.87 ton/tahun dengan potensi nilai ekonomi dari biji kedawung sebesar Rp 1.021 miliar/tahun.
Kandungan fitokimia yang terdapat pada kedawung yaitu saponin. Profil proksimat biji kedawung meliputi kadar air (2.33 %), kadar protein (28.68%), kadar abu (3.27%), kadar karbohidrat (44.49 %), dan kadar lemak (21.23%). Kandungan asam lemak penciri pada kedawung yaitu asam palmitat (34.74 ± 1.51 %), asam oleat (22.72 ± 0.36 %), dan asam linoleat (9.13 ± 0.10 %) dengan trigliserida penciri berupa POS (23.05 ± 0.64 %), PPS (24.77 ± 0.47 %), dan OOP (11.25 ± 0.48 %). Kandungan asam oleat, saponin, dan protein pada biji kedawung berpotensi sebagai antimikroba serta bahan pangan yang aman karena tidak mengandung senyawa toksik (tanin dan alkaloid).
Strategi konservasi yang dapat dilakukan guna menjamin kelestarian kedawung di Resort Andongrejo adalah penerapan teknik silvikultur intensif dalam pengelolaan kedawung termasuk melalukan penanaman kembali (replanting) serta penyulaman dengan memperhatikan kondisi habitat terutama wilayah yang miskin unsur hara agar dihindari. Selain itu diperlukan pengembangan sentra industri kedawung di Resort Andongrejo agar menambah nilai ekonomi bagi masyarakat serta menjadi ciri khas bagi Taman Nasional Meru Betiri.
Collections
- MT - Forestry [1373]