Struktur Tegakan Merbau pada Hutan Alam Produksi Tanah Kering Bekas Tebangan di Papua Barat
View/ Open
Date
2020Author
Nurrochmat, Nugraha Akbar
Purnomo, Herry
Muhdin
Metadata
Show full item recordAbstract
Merbau (Intsia sp.) adalah pohon yang kayunya sering digunakan sebagai
kayu pertukangan karena keawetan dan kekuatannya. Pohon ini jumlahnya cukup
banyak di Papua Barat dan merupakan produk andalan sebagian besar perusahaan
kehutanan karena nilai ekonominya yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah
memperoleh informasi mengenai komposisi dan struktur tegakan merbau di Papua
Barat yang diduga dengan menggunakan Indeks Nilai Penting (INP), riap, dan
model struktur tegakan berdasarkan data inventarisasi dari enam Petak Ukur
Permanen (PUP). Berdasarkan hasil pengolahan data, diketahui bahwa pohon
merbau cukup dominan (INP ke 15 dari 52 jenis). Riap pohon merbau sebesar 0,68
± 0,09 cm/tahun (SK 95%) sehingga menuntut perpanjangan siklus tebang menjadi
44 tahun. Riap terendah sebesar 0,54 ± 0,12 cm/tahun dan riap tertinggi sebesar
0,89 ± 0,25 cm/tahun. Jumlah pohon merbau tidak merata pada setiap bagian hutan.
Sebagian wilayah hutan struktur tegakannya tidak mengikuti hutan alam pada
umumnya. Perlu adanya intervensi dengan perlakuan silvikultur tertentu maupun
perangkat kebijakan yang mendukung untuk memperbaiki struktur tegakan merbau
agar keberadaannya dapat lestari.
Collections
- UT - Forest Management [2835]