Pengembangan Material dari Tanah Abu Vulkanik Sebagai Penjerap dan Pendegradasi Biru Metilena
View/ Open
Date
2019Author
Prajaputra, Vicky
Abidin, Zaenal
Widiatmaka
Metadata
Show full item recordAbstract
Perkembangan industri tekstil semakin meningkat sejak Indonesia menjadi
salah satu negara pengekspor produk tekstil terbesar di kawasan Asia. Ada banyak
pewarna sintetik yang digunakan pada industri tekstil, salah satunya biru metilena
(BM). Kontaminasi zat warna biru metilena di perairan diketahui berkisar dari
konsentrasi 10–200 mg/L dan sulit didegradasi oleh mikroorganisme. Metode
adsorpsi telah banyak diaplikasikan dalam pengolahan limbah zat warna di
industri tekstil. Namun, ketersediaan sumber material penjerap untuk metode ini
masih sangat terbatas.
Pada penelitian ini, tanah abu vulkanik berwarna kuning dari Indonesia yang
mengandung Si dan Al digunakan sebagai adsorben untuk pengolahan limbah zat
warna kationik. Tujuan penelitian ini yaitu mengembangkan material dari tanah
abu vulkanik yang dapat menjerap sekaligus mendekomposisi senyawa organik
dengan kapasitas tinggi. Pengembangan material dilakukan dengan mengonversi
tanah menjadi zeolit. Zeolit disintesis dari tanah yang dicampurkan larutan basa
dengan konsentrasi 0.5 mol/L, 1.5 mol/L, dan 3.0 mol/L melalui metode
hidrotermal menghasilkan produk sintetik yang diberi label P1, P2, dan P3. Nilai
kapasitas tukar kation (KTK) tanah, P1, P2, dan P3 masing-masing sebesar 3.80,
5.43, 14.13, dan 28.26 cmol/kg. Produk sintetik yang terbentuk dicirikan dengan
difraksi sinar-X (XRD) dan hasilnya menunjukkan bahwa fase mineral yang
dominan terbentuk adalah zeolit A.
Kemampuan adsorpsi produk sintetik diuji melalui beberapa parameter
(variasi waktu dan konsentasi zat warna) dan dilanjutkan dengan uji dekomposisi
menggunakan proses fenton. Tingginya nilai korelasi dari pseudo second order
dan model kesetimbangan Langmuir membuktikan bahwa proses penjerapan biru
metilena pada produk sintetik cenderung terjadi secara kimia pada permukaan
yang homogen. Produk sintetik memiliki kemampuan adsorpsi dan degradasi yang
lebih baik daripada tanah. Konsentrasi optimum zat warna yang dapat diadsorpsi
oleh P1, yaitu sebesar 1000 mg/L dengan kapasitas adsorpsi sebesar 135.77 mg/g,
sedangkan konsentrasi optimum zat warna yang dapat diadsorpsi oleh tanah, P2,
dan P3 sebesar 200 mg/L dengan kapasitas adsorpsi masing-masing sebesar 10.60,
24.24, dan 13.72 mg/g. Efisiensi degradasi MB menggunakan konsentrasi
peroksida sebesar 32.5 mmol pada adsorben tanah, P2, dan P3 masing-masing
sebesar 71.53%, 98.92%, dan 98.84% selama 24 jam.