PKM - Pengabdian kepada Masyarakathttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74812024-03-28T10:00:04Z2024-03-28T10:00:04ZPertanian berkelanjutan melalui konsep “triple bottom line” (planet, people, profit) berbasis optimalisasi system of rice intensification bagi gabungan kelompok tani “segimukti”Sutiarno, WahyuY, Angger Agung DAmarilis, KartikaAnnisa, Gita SeptiWahid, Azizul Alhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/738172015-09-02T22:18:23Z2013-01-01T00:00:00ZPertanian berkelanjutan melalui konsep “triple bottom line” (planet, people, profit) berbasis optimalisasi system of rice intensification bagi gabungan kelompok tani “segimukti”
Sutiarno, Wahyu; Y, Angger Agung D; Amarilis, Kartika; Annisa, Gita Septi; Wahid, Azizul Al
Triple bottom line adalah Konsep pengukuran kinerja suatu usaha secara “holistik” dengan memperhatikan ukuran kinerja ekonomis berupa perolehan profit, ukuran kepedulian sosial, danpelestarian lingkungan (People-Planet-Profit) (Elkington, 1998). Dengan pendekatan ini, pemilik usaha (petani) diharapkan mampu meningkatkan keuntungan secara optimal dengan memperhatikan kelestarian lingkungan dan mampu mensejahterakan masyarakat sekitar. Dalam upaya mengimplementasikan tujuan triple bottom line, penulis menerapkan System of Rice Intensification (SRI).System of Rice Intensification (SRI) merupakantehnik budidaya padi yang mampumeningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Sistem ini pertama kali diperkenalkan pada tahun 1983 di Madagaskar oleh pastor sekaligus agrikulturis asal Perancis, Fr. Henri de Laulanie,yang menjadi salah satu cara untuk mencapai produktifitas pertanian secara efisien, seimbang, dan berkelanjutan.System of Rice Intensification (SRI)memiliki enam prinsip utama yang dijadikan pedoman dalam pengaplikasiannya.Enam prinsip tersebut antara lain:bibit umur muda, tanam tunggal, jarak tanam lebar, penggunaan pupuk organik, pengaturan air, dan pengendalian gulma dan hama dengan metode organik. System of Rice Intensification (SRI) akan diterapkan padaGabungan Kelompok Tani “Segimukti”di RT 01 RW 01 Nomor 59, Desa Kotapohaci, Ciampel, Karawang. Dengan latar belakang daerah yang semakin terkikislahan pertaniannya seiring pertumbuhan industri dan pemukiman serta penerapan sistem pertanian yang masih tradisonal,System of Rice Intensification (SRI) diharapkan mampu menjadi solusi untuk meningkatkan produktifitas hasil panen, efisiensi sumberdaya, produksi yang ramah lingkungan serta pertanian secara berkelanjutan. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan adalah mengadakan penyuluhan dan pelatihan serta penerapan System of Rice Intensification.Kegiatan ini Kegiatan ini akan mengundang 5 orang dari perangkat Desa sebagai wakil dan pemantau dari pihak pemerintahan dan melibatkan 40petani sebagai peserta yang merupakan Gabungan Kelompok Tani “Segimukti”.
2013-01-01T00:00:00ZAplikasi dombii (domba induk pengganti) bagi peternak domba garut untuk menekan angka mortalitas anak domba karena kelahiran prolifik di desa tegal waru kecamatan ciampea, bogor jawa baratSogindor, BIma AmbarSari, Munira IntanPurnamasari, KikiKadarismanLesmana, Rizalhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/738152015-09-02T22:26:38Z2013-01-01T00:00:00ZAplikasi dombii (domba induk pengganti) bagi peternak domba garut untuk menekan angka mortalitas anak domba karena kelahiran prolifik di desa tegal waru kecamatan ciampea, bogor jawa barat
Sogindor, BIma Ambar; Sari, Munira Intan; Purnamasari, Kiki; Kadarisman; Lesmana, Rizal
Kondisi iklim Indonesia yang terdiri dari dua musim, berpengaruh terhadap pertumbuhan dan reproduksi dari ternak domba khususnya domba garut. Dimana domba di Indonesia dapat dikawinkan dan dapat beranak sepanjang tahun. Dengan demikian domba di Indonesia pada umumnya memiliki sifat prolifik. Sifat keibuan induk yang kurang baik dan rendahnya pengetahuan peternak dalam menangani kondisi tersebut menyebabkan tingginya angka mortalitas anak domba. Berdasarkan data kelahiran anak domba yang diperoleh dari MT Farm sebagai pihak yang membantu dalam pelaksanaan program, terjadi peningkatan angka kematian anak domba dari Januari hingga Maret 2014. Hal tersebut menggambarkan bahwa pendapatan peternak menurun akibat tingginya angka mortalitas anak domba saat lahir. Salah satu solusi dari permasalahan ini adalah pengaplikasian dan sosialisasi Dombii dengan metode berupa pelatihan dan transfer ilmu langsung kepada para peternak di Desa Tegalwaru. Dombii merupakan replika dari induk domba yang didesain sebagai media untuk menggantikan peran induk bagi anak domba yang lahir secara prolifik. Kompetensi khusus yang akan diperoleh peternak setelah pelatihan adalah kemampuan dalam membuat replika Dombii dan mampu menanggulangi kondisi kelahiran prolifik pada induk domba. Perubahan yang terjadi setelah adanya pelatihan dan sosialisasi Dombii adalah menurunnya angka mortalitas anak domba akibat kelahiran prolifik, bertambahnya pengetahuan peternak dalam menangani kondisi kelahiran prolifik, meningkatnya efisiensi waktu peternak, meningkatnya profit peternak domba garut di Desa Tegalwaru, dan peternak mampu membuat replika Dombii.
2013-01-01T00:00:00ZPentingnya gizi, imunisasi, dan stimulasi 1000 hari pertama kehidupan untuk kesehatan, kecerdasan multiple, serta mengurangi angka gizi kurang pada balita di desa barugbug, jatisari, karawangLoka, Aurora PuspitaDewi, Cintya PramanaSari, Desy ArumLutfianasari, Rafikahttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/738142015-08-28T08:15:16Z2014-01-01T00:00:00ZPentingnya gizi, imunisasi, dan stimulasi 1000 hari pertama kehidupan untuk kesehatan, kecerdasan multiple, serta mengurangi angka gizi kurang pada balita di desa barugbug, jatisari, karawang
Loka, Aurora Puspita; Dewi, Cintya Pramana; Sari, Desy Arum; Lutfianasari, Rafika
Permasalahan gizi dan kesehatan merupakan permasalahan yang masih menjadi fenomena gunung es di Indonesia. Dapat dilihat di kota-kota besar seperti Jakarta yang masih memiliki permasalahan kesehatan yang cukup banyak. Permasalahan gizi di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Permasalahan gizi dan kesehatan ini akan berpengaruh terhadap kesehatan bayi dan balita. Program pengabdian masyarakat ini diharapkan dapat menambah pengetahuan serta wawasan masyarakat mengenai pentingnya gizi, imunisasi, dan stimulasi pada 1000 hari pertama kehidupan, mengurangi angka gizi kurang pada balita, dan terpenuhinya sarana dan prasarana kesehatan di Desa Barugbug. Program pengabdian masyarakat yang dilakukan akan diarahkan pada pentingnya gizi, imunisasi, dan stimulasi pada 1000 hari pertama kehidupan untuk kesehatan, kecerdasan multiple serta mengurangi angka gizi kurang pada balita di RT 01 RW 05 Desa Barugbug, Kecamatan Jatisari, Karawang, Jawa Barat. Kegiatan ini dilakukan selama 5 bulan. Rangkaian kegiatan yang dilakukan pada program ini meliputi penyuluhan, posyandu keliling, KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan), konsultasi gizi, praktik langsung stimulasi anak, advokasi, serta TOT (Training Of Trainer). Hasil dari pelaksanaan program ini yaitu peningkatan pengetahuan masyarakat yang dapat diukur dengan hasil pretest dan posttest, berkurangnya angka gizi kurang pada balita yang dapat diukur dengan melakukan posyandu keliling dan pemantauan status gizi, peningkatan kecerdasan multiple anak dengan dilakukannya KPSP (Kuisioner Pra Skrining Perkembangan) dan parktik langsung menstimulasi anak, peningkatan derajat kesehatan melalui konsultasi gizi, pengusahaan terpenuhinya sarana dan prasarana kesehatan melalui advokasi yang ditujukan kepada Bupati Karawang, serta dilakukannya TOT (Training Of Trainer) kepada staf puskesmas, bidan desa, serta kader desa untuk keberlanjutan program kami.
2014-01-01T00:00:00ZJELANTUNG (Jelantah Langsung Untung) “Konsep kemitraan dalam pemanfaatan minyak jelantah untuk mereduksi pencemaran lingkungan dan meningkatkan pendapatan pedagang gorengan”Azzahra, FatimahUtari, DyahRiyana, GitaMubarok, SaepulFuad, Muhammad Mufarrijhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/738122015-09-02T22:32:41Z2014-01-01T00:00:00ZJELANTUNG (Jelantah Langsung Untung) “Konsep kemitraan dalam pemanfaatan minyak jelantah untuk mereduksi pencemaran lingkungan dan meningkatkan pendapatan pedagang gorengan”
Azzahra, Fatimah; Utari, Dyah; Riyana, Gita; Mubarok, Saepul; Fuad, Muhammad Mufarrij
Pekerjaan pada sektor non formal yang cukup banyak digeluti oleh masyarakat di Desa Babakan, Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor adalah sebagai pedagang gorengan kaki lima. Lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor sangat mendukung penjualan gorengan yang praktis dimakan mahasiswa. Namun, muncul berbagai masalah terkait dengan penggunaan minyak jelantah yang digunakan oleh pedagang gorengan tersebut. Salah satunya adalah penggunaan berkali-kali sehingga kesehatan konsumen gorengan terancam. Selain itu, muncul permasalahan lingkungan di sekitar kawasan Desa Babakan karena banyak pedagang gorengan yang membuang limbah minyak jelantah ke selokan. Berbagai permasalahan yang mungkin sering dipandang sebelah mata ini akan menjadi masalah kompleks yaitu masalah kesehatan konsumen dan permasalahan lingkungan yang fatal. Oleh karena itu, pemberdayaan yang menguntungkan berbagai pihak sangat diperlukan. Pedagang Konsep kemitraan “Jelangtung” yaitu mempertemukan kepentingan pedagang gorengan dengan kepentingan jasa angkutan Transpakuan yang menggunakan minyak jelantah sebagai bahan bakarnya. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan pedagang gorengan dalam penggunaan minyak jelantah, membentuk kemitraan pedagang gorengan di Desa Babakan dengan BPLH Kota Bogor sehingga penggunaan minyak jelantah oleh pedagang gorengan tidak membahayakan kesehatan konsumen dan tidak menyebabkan pencemaran lingkungan, selain itu pedagang gorengan mendapat keuntungan. Metode yang digunakan yaitu sosialisasi penggunaan minyak jelantah ke pedagang gorengan dan pengumpulan minyak jelantah untuk ditukar dengan minyak jelantah baru oleh pihak BPLH Kota Bogor. Hasil yang telah dicapai yakni terbentuknya kelompok Jelantung pedagang gorengan dan kelompok Ibu-ibu PKK yang telah bekerjasama dengan pemerintah Desa Babakan. Kelompok Jelantung telah melakukan kegiatan sosialisasi bahaya minyak jelantah, rutin melakukan pengumpulan minyak jelantah, lomba masak, dan melakukan kunjungan ke BPLH kota Bogor.
2014-01-01T00:00:00Z