UT - Faculty of Economics and ManagementUndergraduate Theses on Faculty of Economics and Managementhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/74722024-03-28T12:02:22Z2024-03-28T12:02:22ZAnalisis Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Kebun Binatang Serulingmas Banjarnegara Setelah Adanya Perubahan Pengelolaan ManajemenOktaliana, Erlindahttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1442182024-03-28T07:33:34Z2024-01-01T00:00:00ZAnalisis Dampak Ekonomi Kawasan Wisata Kebun Binatang Serulingmas Banjarnegara Setelah Adanya Perubahan Pengelolaan Manajemen
Oktaliana, Erlinda
Taman Rekreasi Margasatwa (TRM) Serulingmas merupakan salah satu objek wisata sekaligus kawasan konservasi di Banjarnegara yang mengalami perubahan pengelolaan manajemen dari Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) menjadi Perusahaan Umum Daerah (Perumda). Namun, setelah dua tahun transisi pengelolaan sempat ditutup sementara karena pandemi Covid-19. Berdasarkan hasil wawancara, dari tahun 2022 sampai saat ini, jumlah kunjungan sudah mulai membaik. Berdasarkan hal tersebut tujuan dari penelitian ini yaitu (1) Menganalisis sistem pengelolaan wisata konservasi Kebun Binatang Serulingmas Banjarnegara setelah adanya perubahan pengelolaan manajemen. (2) Menganalisis persepsi wisatawan terhadap kondisi lingkungan wisata. (3) Menganalisis dampak ekonomi dari keberadaan Kebun Binatang Serulingmas saat ini. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif, Skala Likert, dan analisis Multiplier Effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Setelah perubahan pengelolaan ke pihak Perumda, terjadi peningkatan total setoran ke pemerintah daerah yang signifikan. (2) kondisi lingkungan Kebun Binatang Serulingmas Banjarnegara dalam kondisi baik. (3) Nilai Keynesian Income Multiplier yaitu 0,063, artinya dampak ekonomi Kebun Binatang Serulingmas pada masyarakat lokal masih rendah. Namun, pengeluaran wisatawan sudah mampu memberikan dampak baik pada pendapatan unit usaha dan tenaga kerja lokal, dengan nilai Ratio Income Multiplier Type I dan Type II berturut-turut sebesar 1,55 dan 1,65.; Taman Rekreasi Margasatwa (TRM) Serulingmas is a tourist attraction and conservation area in Banjarnegara, Indonesia. It underwent a management change from the Technical Implementation Unit (UPTD) to the Regional Public Company (Perumda). After two years of transition, it was temporarily closed due to the Covid 19 pandemic. The objectives of the research are : (1) Analyzing the management system of Serulingmas Banjarnegara Conservation Tourism after the change management;(2) analyzing tourism perception of tourism environment conditions; (3)Analyzing the economic impact of the current existence of the Serulingmas Zoo. This research uses the descriptive analysis, Likert Scale, and Multiplier Effect analysis. The results of this research indicate that (1) the management change led to a significant increase in revenue for the local government. (2) visitors perceived the environmental condition of the zoo positively. (3) the economic impact of the zoo on the local community was still low, with a Keynesian Income Multiplier value of 0.063. However, tourist spending had a positive impact on the income of local businesses and workers, with Ratio Income Multiplier Type I and Type II values of 1.55 and 1.65.
2024-01-01T00:00:00ZStudi kelayakan finansial pengembangan unit usaha penangkapan ikan dengan bubu kawat di Wilayah perairan laut selatan Jawa BaratNurdin, Sahhttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1441512024-03-28T04:17:33Z1999-01-01T00:00:00ZStudi kelayakan finansial pengembangan unit usaha penangkapan ikan dengan bubu kawat di Wilayah perairan laut selatan Jawa Barat
Nurdin, Sah
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelayakan pengembangan unit usaha penangkapan ikan dengan Bubu Kawat yang didukung kapal berkekuatan 35 GF ditinjau dari aspek finansial. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus, dengan satuan kasus unit usaha penangkapan ikan dengan Bubu Kawat di wilayah perairan Laut Selatan Jawa Barat.
Jumlah hari melaut setiap trip operasi pada unit usaha penangkapan ikan dengan Bubu Kawat ini adalah 6-8 hari dan dalam 1 bulan melakukan 3 kali trip operasi sehingga dalam setaun jumlah trip operasinya sebanyak 36 trip.
Kesepakatan sistem pembayaran yang dilakukan antara pemilik dengan Nakhoda dan Nelayan ABK yaitu berdasarkan sistem gaji. Gaji Nakhoda dibayar secara bulanan, sedangkan upah Nelayan ABK dibayar secara harian berdasarkan jumlah hari melaut. Namun biasanya mereka mengambil upah tersebut secara mingguan.
Berdasarkan pertimbangan seperti lebar sungai, dalam sungai dan kemungkinan tempat pendaratan yang bagus untuk kapal berukuran besar di Ciamis Selatan terdapat dua tempat pendaratan yang memadai, yaitu Kecamatan Pangandaran dan Kecamatan Kalipucang. Meskipun lebih dekat ke lokasi pabrik dan lebih baik tempat pendaratannya, namun di Kecamatan Pangandaran harus terkena aturan pelelangan pada setiap kapal yang mendarat di sana. Jadi pemilik lebih memilih Kecamatan Kalipucang sebagai tempat pendaratan, karena tidak harus terkena aturan pelelangan cukup dengan membayar retribusinya saja yaitu 8% dari nilai hasil tangkapan.
Adapaun tipe kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan memiliki ukuran panjang 30 meter. lebar 5 meter dan tinggi 6 meter dengan ukuran 35 GT. Jamlah dana yang dibutuhkan untuk membangun unit usaha penangkapan ikan dengan Bubu Kawat ini adalah sebesar Rp 213.498.00.00, sedangkan jumlah dana untuk perbekalan melaut per trip operasinya adalah sebesar Rp 360,050,00,..dst
1999-01-01T00:00:00ZTinjauan umum keadaan koperasi dan analisa ratio pada koperasi peternakan Bandung Selatan di PangalenganNasai, Anasia Silviatihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1439852024-03-27T07:49:56Z1982-01-01T00:00:00ZTinjauan umum keadaan koperasi dan analisa ratio pada koperasi peternakan Bandung Selatan di Pangalengan
Nasai, Anasia Silviati
Suatu penelitian untuk melihat keadaan kegiatan Koperasi dan menganalisa dari laporan keuangan pada Koperasi Peternakan Bandung Selatan di Pangalengan, Kabupaten Bandung, telah dilaksanakan sejak tanggal 7 Februari sampai tanggal 3 Maret 1982.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang usaha Koperasi ditinjau dari sudut Koperasi sebagai sebuah perusahaan, serta meninjau keadaan umum kegiatan Koperasi.
Dari hasil pengamatan, kegiatan umum Koperasi Peternakan Bandung Selatan adalah menerima produksi susu dari anggota dan memasarkan ke pabrik-pabrik pengolahan susu ataupun ke konsumen melalui Milk Treatment, menyediakan kebutuhan ternak dan peternak anggota Koperasi serta menyalurkan kredit-kredit sapi perah baik kredit Koperasi maupun kredit PUSP.
Hasil dari analisa Likwiditas, Current Ratio menun- jukkan nilai yang baik, dengan demikian Hutang Lancar atau Hutang Jangka Pendek dapat dilunasi dengan Aktiva Lancar. Sedangkan untuk Acid Test Ratio dan Cash Ratio menunjukkan nilai yang semakin menurun, hal ini disebabkan semakin banyaknya Hutang Lancar.
1982-01-01T00:00:00ZAnalisa biaya produksi dan pendapatan pada perusahaan peternakan ayam ras petelur di Kabupaten BogorHaryanto, Jokohttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/1439842024-03-27T07:48:07Z1982-01-01T00:00:00ZAnalisa biaya produksi dan pendapatan pada perusahaan peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Bogor
Haryanto, Joko
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa macam dan besarnya biaya produksi dan besarnya pendapatan, serta hubungannya dengan faktor-faktor produksi yang digunakan. Selain itu juga bertujuan untuk menghitung imbangan antara penerimaan dan pengeluaran (BCR), serta rata-rata pengembalian modal (ARR).
Data yang digunakan adalah data survey yang dilakukan pada bulan Oktober sampai Nopember 1981 di Kabupaten Bogor. Responden yang diambil adalah sembilan belas perusahaan peternakan ayam ras petelur di Kabupaten Bogor yang dipilih secara acak.
Untuk menduga hubungan antara biaya produksi per.. ekor dengan produktivitas digunakan model polynomial pangkat tiga. Untuk mengetahui hubungan antara pendapatan dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, dilakukan pendugaan dengan menggunakan suatu bentuk fungsi pangkat.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa biaya produksi per ekor mempunyai hubungan nyata dengan produktivitas (P/0,05), dengan koefisien determinasi 46,63 persen.
1982-01-01T00:00:00Z