Pengelolaan Sumber Daya Air Permukaan Berkelanjutan Menuju Kota Ramah Air Di Kota Bogor
View/Open
Date
2019Author
Ramdhan, Muhammad
Arifin, Hadi Susilo
Suharnoto, Yuli
Tarigan, Suria Darma
Metadata
Show full item recordAbstract
Kota Bogor memiliki permasalahan klise suatu kota yang sedang
berkembang yaitu banjir disaat musim penghujan dan kesulitan air bersih pada
musim kemarau panjang. Dengan curah hujan rata-rata bulanan sebesar 279.80
mm, Kota Bogor memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar. Kota ini
memiliki total area 118.5 km2 dan populasi 1013019 orang. Perkembangan kota
dari waktu ke waktu membutuhkan sistem manajemen sumber daya air yang
mempertimbangkan faktor-faktor keberlanjutan, penerapan konsep Kota Ramah
Air diharapkan mampu untuk menciptakan suatu pengeloaan sumberdaya air
permukaan secara berkelanjutan di Kota Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mendapatkan kondisi eksisting kuantitas dan kualitas sumberdaya air permukaan
di Kota Bogor, kemudian mencari tolok ukur penilaian indeks menuju kota ramah
air dari responden pengguna sumber air permukaan di Kota Bogor, selanjutnya
adalah menyusun rekomendasi strategi pengelolaan sumberdaya air permukaan
yang berkelanjutan untuk Kota Bogor menggunakan konsep kota ramah air
sebagai patokannya.
Metoda yang dilakukan untuk memperoleh kuantitas sumberdaya air
permukaan adalah melalui simulasi perhitungan daya dukung sumber daya air
Kota Bogor dengan mengandalkan air hujan sebagai sumber utama, curah hujan
didapat dari citra satelit TRMM sepanjang 10 tahun di Kota Bogor. Kualitas air
permukaan di Kota Bogor diukur secara insitu di dua sungai utama Kota Bogor
yaitu Sungai Ciliwung dan Sungai Sungai Cisadane pada dua musim yang
berbeda. Selanjutnya akan dihitung nilai Water Quality Index (WQI) dari kedua
sungai tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aktivitas penduduk Kota Bogor telah
melebihi dalam daya dukung pada pemenuhan kebutuhan air harian penduduk
perkotaan berdasar pada peraturan menteri lingkungan hidup no. 17 tahun
2009apabila mengandalkan air permukaan.Pengukuran kualitas air permukaan di
dua sungai utama Kota Bogorberdasarkan nilai WQI outlet hilir yang keluar dari
Kota Bogor pada kedua sungai tersebut mengalami penurunan daripada inlet hulu
sungai yang masuk ke Kota Bogor, hal ini menunjukkan bahwa Kota Bogor
belum termasuk kedalam kota yang ramah air. Hasil Titik tolak ukur diperoleh
dari indeks kota ramah air yang akan dihitung dari hasil survei individu
Akademisi, Pengusaha, Pemerintah, Komunitas dan Media Massa yang
mengetahui kondisi pengelolaan air permukaan di Kota Bogor. Kualitas air
permukaan yang mengalir di luar kota Bogor berdasarkan Indeks Kualitas Air
menjadi indikator yang paling rendah, dan Kota Bogor memiliki skor 2,74 dari
maksimal nilai 5,00 untuk keseluruhan indikator indeks kota yang ramah terhadap
air. Adapun indikator yang perlu diperhatikan adalah keterlibatan masyarakat
lokal dalam perencanaan air di Kota Bogor.