Show simple item record

dc.contributor.advisorLaconi, Erika Budiarti
dc.contributor.advisorHariyadi, Purwiyatno
dc.contributor.advisorRukmiasih
dc.contributor.authorDilahari, Weveri
dc.date.accessioned2019-11-19T04:20:11Z
dc.date.available2019-11-19T04:20:11Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/99962
dc.description.abstractIndonesia dituntut untuk terus berupaya menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan kompetitif. Upaya peningkatan kualitas masyarakat dengan salah satu faktor penentu berasal dari asupan protein hewani. Sumber protein hewani yang relatif murah yaitu daging ayam. Daging ayam merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Indonesia. Untuk mendapatkan ayam yang pertumbuhannya cepat dan mutunya baik dibutuhkan ransum dengan keadaan yang seimbang antara energi metabolis dan zat-zat makanannya agar tidak terjadi defisiensi makanan. Sampai saat ini bahan penyusun ransum unggas bersaing dengan bahan pangan, dan masih sering diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan. Diversifikasi bahan pakan merupakan usaha yang harus ditempuh saat ini dalam upaya mengatasi kelangkaan bahan pakan dan menekan biaya produksi peternakan unggas. Alternatif bahan baku pakan yang mudah didapat, ketersediaannya berkesinambungan dan harga terjangkau. Limbah kulit nanas salah satu jenis tanaman yang dapat dikembangkan dan berpotensi sebagai bahan baku pakan. Buah nanas ( Ananas comosus L. Merr ) merupakan salah satu jenis buah tropis yang terdapat di Indonesia dan mempunyai penyebaran yang merata. Limbah kulit nanas saat ini belum dimanfaatkan dengan baik sehingga perlu dicari solusi untuk mengatasi hal tersebut. Pemanfaatan limbah kulit nanas terkendala dengan kandungan protein kulit nanas yang rendah, serat kasar yang tinggi dan diikuti lignin yang tinggi. Ikatan lignoselulosa merupakan pembatas dalam pemanfaatan bahan pakan dalam ransum unggas karena akan menurunkan tingkat kecernaan sehingga mengurangi nilai nutrisi pakan. Bahan pakan yang mengandung tingkat lignin yang tinggi biasanya berasal dari bahan pakan alternatif atau bahan pakan konvensional, seperti bahan pakan yang berasal dari limbah pertanian maupun perkebunan. Pengolahan pada prinsipnya ditujukan untuk meningkatkan daya cerna dan daya guna limbah serta memperpanjang waktu untuk penyimpanan. Tujuan dilakukannya pengolahan adalah untuk mengurangi kendala-kendala yang terdapat dalam limbah tersebut, sehingga dapat meningkatkan gizi, daya cerna dan efisiensi penggunaan limbah tersebut. Tingginya kadar lignin dalam kulit nanas membuat banyak penelitian yang dilakukan untuk bisa menurunkan kadar lignin, seperti perlakuan fisik, kimia maupun biologis. Tujuan perlakuan tersebut supaya ikatan lignoselulosa bisa terpecahkan sehingga serat kasar yang berupa selulosa dan hemiselulosa yang terikat pada ikatan lignoselulosa tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Pengolahan limbah secara biologi dapat dilakukan dengan cara fermentasi menggunakan Trichoderma reesei merupakan kapang yang mendegradasi enzimatik bahan-bahan berselulosa menjadi glukosa. T. reesei menghasilkan enzim selulolitik yang berperan untuk menghidrolisis selulosa. P. chrysosporium merupakan salah satu mikroorganisme yang mempunyai kemampuan mendegradasi lignoselulosa secara selektif yaitu mendegradasi komponen lignin terlebih dahulu diikuti dengan komponen selulosa. Selulosa dan hemiselulosa dimanfaatkan oleh kapang sebagai sumber karbon. Penetrasi hifa kapang akan menghancurkan lignin dan membentuk rongga berwarna keputihan. Pengolahan limbah pertanian dengan metode kimia yaitu pembasahan dengan filtrasi air abu sekam (FAAS) yang dapat meningkatkan daya cerna. Abu sekam padi adalah sisa pembakaran sekam padi yang dapat diperoleh secara mudah dan dalam jumlah yang banyak dari tempat penggilingan padi. Setelah mengalami pembakaran, senyawa senyawa seperti sellulosa, hemiselullosa dan asam organik akan diubah menjadi CO2 dan H2O. Pengolahan limbah kulit nanas yang akan dilanjutkan pada tahap pengujian sebagai bahan pakan penyusun ransum ayam broiler yang digunakan dengan pengolahan teknologi pembasahan kulit nanas. Teknologi pengolahan ini lebih ekonomis dan mudah untuk dilakukan dimasyarakat. Perendaman Filtrasi air abu sekam mampu menurunkan lignin 14.33% – 6.57%, NDF 53.71%– 48.75%, ADF 31.29% – 28.55%. Hasil pengolahan kulit nenas menunjukkan bahwa tepung kulit nanas olahan layak dijadikan sebagai bahan baku pakan berdasarkan proporsi iso protein dan iso energi. Pakan yang mengandung tepung kulit nanas diharapkan tidak menggangu konsumsi ransum sehingga pertambahan bobot badan broiler sesuai dengan yang diharapkan. Pada pengujian penggunaan tepung kulit nanas basa (TKNB) pada ransum 0%– 15% menunjukkan hasil tidak mempengaruhi terhadap performa dan organ dalam ayam broiler. Meskipun pemberian tepung kulit nanas basa (TKNB) secara statistik tidak mempengaruhi namun secara numerik menunjukkan terjadi penurunan dan peningkatan terhadap performa dan organ dalam pada ayam broiler.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAnimal Nutritionid
dc.subject.ddcAnimal Feedingid
dc.subject.ddc2016id
dc.subject.ddcBogor, Jawa Baratid
dc.titleKualitas Nutrien Kulit Nanas (Ananascomosus (L) Merr) Hasil Pembasaan alkali Serta Pengaruhnya terhadap Performa dan Organ Dalam Pada Ayam Broiler.id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordkulit nanasid
dc.subject.keywordfermentasiid
dc.subject.keywordT. reesei, P. chrysosporiumid
dc.subject.keywordpembasaan alkaliid
dc.subject.keywordayam broilerid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record