Peningkatan Mutu dan Potensi Sifat Fungsional Sosis dengan Penambahan Ekstrak Daun Senduduk (Melastoma malabathricum L.)
View/Open
Date
2019Author
Suharyanto
Nuraini, Henny
Suryati, Tuti
Arief, Irma Isnafia
Sajuthi, Dondin
Metadata
Show full item recordAbstract
Sosis merupakan makanan berbasis daging yang sudah sangat populer di
Indonesia. Hal ini merupakan fenomena yang postif karena bisa menjadi media
peningkatan konsumsi protein hewani. Pembuatan sosis biasanya menambahkan
bahan pengawet dan antioksidan sintetis karena untuk mencegah kerusakan baik
kimiawi maupun mikrobiologis. Mengonsumsi produk yang mengandung bahan
tambahan pangan sintetis secara tidak terkontrol dapat menyebabkan efek negatif
bagi konsumen. Oleh karena itu perlu upaya pemanfaatan bahan alami untuk
tambahan pangan, salah satunya dengan menggunakan ekstrak daun senduduk
(Melastoma malabathricum L.).
Daun senduduk biasa digunakan oleh masyarakat tradisional untuk
pengobatan dan sebagai bagian dari makanan (sayuran). Hasil penelitian
farmakologis menunjukkan ekstrak daun senduduk mengandung bahan bioaktif
yang bersifat antioksidan dan antibakteri. Namun demikian, pemanfaatannya untuk
pangan belum mendapat perhatian yang intensif.
Penelitian ini dilakukan dalam 3 (tiga) tahap. Tahap I bertujuan
mengeksplorasi metode ekstraksi untuk memperoleh bahan bioaktif ekstrak daun
senduduk yang paling baik melalui teknik maserasi dan pelarut yang berbeda serta
menguji kemampuan ekstrak sebagai antibakteri dan antioksidan. Teknik maserasi
yang diterapkan adalah a) maserasi diam dengan pelarut air (T1), b) maserasi
digoyang dengan pelarut air (T2), c) maserasi diam dengan pelarut etanol 25% (T3),
dan d) maserasi digoyang dengan pelarut etanol 25% (T4). Hasil terbaik pada tahap
I diaplikasi untuk penelitian tahap II dengan perlakuan kontrol yang mengandung
daging sapi, minyak nabati, susu skim bubuk, tepung tapioka, garam, fosfat, es, dan
bumbu-bumbu (kontrol); formula kontrol ditambah dengan ekstrak 0.55% (EDS),
ditambah garam nitrit 11 ppm (nitrit), dan ditambah keduanya (EDS+nitrit). Tujuan
penelitian tahap II adalah mengevaluasi penggunaan ekstrak daun senduduk pada
sosis terhadap karakteristik fisikokimia, total fenolik, aktivitas antioksidan,
aktivitas antibakteri, kadar malonaldehida, kandungan residu nitrit, dan
karakteristik organoleptik sosis pada beberapa umur simpan dingin.
Penelitian tahap III dilakukan dengan perlakuan kontrol (sosis tanpa
penambahan BHT atau ekstrak daun senduduk), BHT (sosis dengan penambahan
BHT 0.01%), EDS-1 (sosis dengan penambahan ekstrak daun senduduk 0.83%),
dan EDS-2 (sosis dengan penambahan ekstrak daun senduduk 1.1%). Tujuan
penelitian tahap III adalah menganalisis penggunaan beberapa konsentrasi ekstrak
daun senduduk terhadap karakteristik fisikokimia, total fenolik, aktivitas
antioksidan, aktivitas antibakteri, kadar malonaldehida, profil asam lemak,
mikrostruktur, dan karakteristik organoleptik sosis pada penyimpanan dingin.
Hasil penelitian tahap I menunjukkan bahwa maserasi digoyang (T2 dan T4)
menghasilkan karakteristik kandungan fenolik, flavonoida, antioksidan, dan
antibakteri yang lebih rendah dibandingkan maserasi diam (T1 dan T3) (P<0.05).
Ekstrak T1 mengandung senyawa fenolik dan flavonoida yang lebih rendah
v
dibandingkan dengan ekstrak T3 (P<0.05). Namun demikian, ekstrak T1 memiliki
hasil ekstrak, aktivitas antioksidan dan antibakteri yang tidak berbeda nyata dengan
ekstrak T3. Oleh karena itu, ekstrak daun senduduk yang dihasilkan dari pelarut air
dengan maserasi diam memiliki potensi sebagai antioksidan dan antibakteri.
Hasil penelitian tahap II menunjukkan bahwa penambahan ekstrak daun
senduduk sebesar 0.55% (EDS) menghasilkan karakteristik sosis yang tidak
berbeda dengan kontrol (P>0.05), mampu menahan proses oksidasi yang lebih
tinggi dibanding sosis kontrol dan nitrit (P<0.05), dan mampu menunda
pertumbuhan bakteri patogen pada sosis (P<0.05). Sosis EDS dan nitrit memiliki
susut masak, pH sosis, dan daya mengikat air yang lebih rendah dibandingkan sosis
kontrol dan EDS+nitrit (P<0.05). Kombinasi ekstrak dengan nitrit tidak
memengaruhi warna sosis. Penambahan ekstrak daun senduduk meningkatkan
kandungan senyawa fenolik dan kapasitas antioksidan sehingga menurunkan nilai
TBARS sosis (P<0.05). Kombinasi antara ekstrak dan nitrit dapat menekan
pertumbuhan bakteri hingga penyimpanan 12 hari. Secara sensoris, penambahan
ekstrak dan nitrit tidak berpengaruh terhadap sifat-sifat warna, aroma dan rasa sosis,
tetapi berpengaruh terhadap karakteristik tekstur, kekenyalan dan juiciness. Namun,
panelis menyukai semua sosis penelitian hingga penyimpanan 12 hari.
Penambahan ekstrak daun senduduk hingga 1.1% dari total bahan sosis
(Tahap III) berpengaruh terhadap sifat fisikokimia sosis. Nilai pH, aw, dan daya
mengikat air sosis EDS-1 dan EDS-2 lebih rendah dibandingkan sosis kontrol dan
BHT (P<0.05). Sosis EDS-1 dan EDS-2 mampu menghambat oksidasi sosis hingga
penyimpanan hari ke-18 (P<0.05). Kemampuan ini setara dengan penambahan
BHT 0.01% pada sosis. Sosis EDS-1 dan EDS-2 juga mampu menghambat total
mikroba, Staphylococcus aureus, dan tanpa ditumbuhi Salmonella hingga
penyimpanan hari ke-18 (P<0.05).
Kandungan asam lemak total sosis yang ditambah ekstrak daun senduduk
0.83% lebih rendah dibanding kontrol dan BHT (P<0.05), tetapi penambahan 1.1%
tidak berbeda nyata dengan kontrol. Asam lemak tak jenuh total tidak berbeda nyata
antara semua perlakuan, sedangkan penambahan ekstrak menyebabkan kandungan
asam lemak jenuh lebih rendah dibanding kontrol dan BHT (P<0.05). Penambahan
ekstrak daun senduduk hingga 1.1% menyebabkan kecerahan warna lebih rendah
dibandingkan kontrol dan BHT, tetapi lebih merah dan kuning. Mikrostruktur sosis
yang ditambahkan ekstrak daun senduduk 1.1% menunjukkan gambaran yang
relatif sama dengan kontrol dan BHT. Namun, penambahan ekstrak daun senduduk
tidak berpengaruh terhadap atribut warna, aroma dan rasa meskipun menurunkan
skor tekstur, kekenyalan, dan juiciness.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah bahwa ekstraksi daun senduduk
menggunakan pelarut air dengan teknik maserasi tanpa digoyang menghasilkan
ekstrak dengan aktivitas antioksidan dan antibakteri yang paling baik. Penambahan
ekstrak daun senduduk 1.1 pada sosis dapat menekan oksidasi dan pertumbuhan
bakteri hingga penyimpanan dingan 18 hari dan dapat menggantikan nitrit 11 ppm
dan BHT 0.01%.
Collections
- DT - Animal Science [352]