Analisis Ekonomi dan Daya Dukung Kawasan Wisata Panorama Pabangbon (Studi Kasus: Desa Pabangbon, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor).
View/Open
Date
2019Author
Alfiat, Gesta Monica Noor
Putri, Eka Intan Kumala
Metadata
Show full item recordAbstract
Deforestasi tertinggi terjadi di Indonesia pada kawasan hutan produksi
sebesar 200,7 ribu ha sehingga terdapat kebijakan untuk mengatasi permasalahan
tersebut yaitu alih fungsi hutan dari hutan produksi menjadi hutan lindung
(Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2018). Perubahan status hutan
menyebabkan penurunan pendapatan masyarakat. Trade off antara kepentingan
ekonomi dan ekologi dapat diatasi dengan cara pemanfaatan jasa lingkungan hutan
menjadi tempat rekreasi atau wisata, sehingga pada kawasan BKPH Jasinga,
Perhutani dan LMDH Tunas Karya mendirikan Wisata Panorama Pabangbon pada
tahun 2017. Pengembangan objek wisata yang tidak memperhatikan daya dukung
lingkungan akan menurunkan kualitas lingkungan sehingga menyebabkan wisata
menjadi unsustainable. Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengidentifikasi
karakteristik Wisata Panorama Pabangbon, (2) Menganalisis kelayakan secara
ekonomi dari pengembangan wisata di Wisata Panorama Pabangbon, dan (3)
Mengestimasi daya dukung kawasan terhadap kegiatan wisata di Wisata Panorama
Pabangbon. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis
kelayakan ekonomi, dan analisis Daya Dukung Kawasan (DDK). Metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah non probabilty sampling. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Wisata Panorama Pabangbon telah mengalami
perkembangan baik dalam segi tarif tiket masuk, fasilitas, maupun atraksi wisata,
sehingga wisata ini mampu memberikan manfaat sosial bagi masyarakat. Wisata
Panorama Pabangbon layak secara ekonomi untuk dikembangkan. Daya dukung
kawasan sebanyak 11.887 orang/hari dan berada dibawah ambang batas daya
dukung kawasan.