dc.description.abstract | Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia memiliki tingkat pertumbuhan penduduk yang tinggi. Perkembangan infrastruktur perkotaan menyebabkan perkembangan fisik perkotaan yang pesat, hal ini berimplikasi pada beberapa ruang terbuka biru seperti waduk yang kurang dikelola dengan baik. Waduk sebagai salah satu ruang terbuka biru dapat berfungsi sebagai area tampungan air sehingga tidak terjadi banjir ketika musim penghujan, dan kekeringan ketika musim kemarau. Manfaat lain yaitu sebagai sumber air, dimana air sendiri merupakan kebutuhan dasar. Menyadari akan pentingnya waduk, Pemerintah DKI Jakarta melakukan tindakan yaitu dengan merevitalisasi beberapa waduk yang tidak terawat. Oleh karena itu dibutuhkan penilaian kualitas air dan beban pencemaran pada waduk. Faktor pendukung untuk menjaga kualitas air dan beban pencemaran agar tetap dapat digunakan adalah dengan menyusun rencana pengelolaan yang lebih baik sehingga waduk dapat memiliki fungsi yang berkelanjutan. Rencana pengelolaan ini disusun berdasarkan hasil penilaian kualitas air dan beban pencemaran pada waduk di Jakarta. Penyusunan rencana pengelolaan dimulai dengan mengevaluasi kualitas air waduk dengan menggunakan Metode Storet. Hasil dari analisis kualitas air waduk berdasarkan parameter fisika, berada pada rentang kelas A dan Kelas B. Berdasarkan parameter kimia dan biologi, air waduk berada pada rentang kelas C dan D. Hasil yang didapat dari evaluasi kualitas air waduk secara keseluruhan yaitu berada pada kelas D dengan kategori buruk untuk ketiga waduk tersebut. Selanjutnya, melakukan penilaian tingkat pencemaran dengan menggunakan metode indeks pencemaran. Hasil yang didapatkan yaitu, ketiga waduk berada pada tingkat tercemar berat. Setelah mendapatkan hasil kualitas air dan beban pencemaran, kemudian menyusun rekomendasi dengan menggunakan analisis Strength, Weakness, Opportunity, Threat (SWOT) sehingga didapatkan delapan alternatif strategi. | id |