Show simple item record

dc.contributor.advisorBuchori, Damayanti
dc.contributor.advisorSahari, Bandung
dc.contributor.authorAldinas, Dani
dc.date.accessioned2019-10-02T02:24:30Z
dc.date.available2019-10-02T02:24:30Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98803
dc.description.abstractVegetasi tumbuhan bawah berfungsi untuk menyediakan iklim mikro, inang alternatif dan sumber makanan (nektar) bagi komunitas Hymenoptera parasitika di perkebunan kelapa sawit. Penggembalaan sapi dalam sistem integrasi sawit-sapi dapat mengurangi vegetasi bawah sehingga memengaruhi struktur komunitas Hymenoptera parasitika. Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari pengaruh berubahnya struktur vegetasi tumbuhan bawah (non crop vegetation) sebagai akibat penggembalaan sapi terhadap keanekaragaman, kelimpahan, dan komposisi komunitas Hymenoptera parasitika. Penelitian dilaksanakan di desa Pandu Senjaya, Provinsi Kalimantan Tengah. Pengambilan sampel serangga dilakukan pada tiga blok lahan kelapa sawit untuk penggembalaan sapi dan tiga blok lahan kelapa sawit tanpa penggembalaan. Setiap blok berukuran sekitar 30 ha. Pengambilan contoh serangga dan analisis vegetasi dilakukan pada empat waktu yang berbeda, yaitu (1) sebelum penggembalaan sapi, (2) 30 hari, (3) 60 hari, dan (4) 90 hari setelah penggembalaan. Hymenoptera parasitika dikoleksi dengan sweeping net, yellow pan trap, dan malaise trap. Analisis vegetasi dilakukan dengan metode kuadran berukuran 2m x 2m pada tiga wilayah dalam lahan perkebunan kelapa sawit yaitu antar pokok, gawangan mati, dan pasar pikul. Secara keseluruhan diperoleh 4273 individu dari 185 morfospesies, 24 famili, dan 9 superfamili. Perubahan struktur vegetasi tumbuhan bawah (non crop vegetation) pada lahan penggembalaan sapi tidak meningkatkan keanekaragaman namun meningkatkan kelimpahan dan memengaruhi komposisi spesies Hymenoptera parasitika. Sedangkan pada lahan tanpa penggembalaan sapi, perubahan struktur vegetasi bawah tidak meningkatkan baik keanekaragaman maupun kelimpahan serta tidak memengaruhi komposisi spesies Hymenoptera parasitika. Penggembalaan ternak yang dilakukan setiap 4 bulan tidak memungkinkan vegetasi alami untuk sepenuhnya kembali seperti keadaan semula sebelum penggembalaan. Proporsi herba berbunga dalam ekosistem merupakan kunci menurunnya atau meningkatnya keanekaragaman Hymenoptera parasitika. Beberapa famili penting seperti Eulopidae, Encyrtidae dan Ichneumonidae kehilangan beberapa spesies ketika habitat terganggu karena penggembalaan sapi. Goryphus sp., Xanthopimpla sp., dan Charop sp. merupakan contoh spesies pengendali hayati hama-hama sawit yang tidak ditemukan pada pengamatan 30 hari pasca penggembalaan sapi. Spesies tersebut kembali ditemukan pada 60 dan 90 hari pasca penggembalaan sapi.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB Universityid
dc.subject.ddcPlant Protectionid
dc.subject.ddcVegetationid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcKotawaringin-Kalimantan Tengahid
dc.titleKeanekaragaman Hymenoptera Parasitika pada Lahan dengan Sistem Integrasi Sawit-Sapi di Desa Pandu Senjaya, Kecamatan Pangkalan Lada, Kalimantan Tengahid
dc.typeUndergraduate Thesisid
dc.subject.keywordVegetasiid
dc.subject.keywordpenggembalaan sapiid
dc.subject.keywordparasitoidid
dc.subject.keywordkekayaan spesiesid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record