dc.description.abstract | Karakteristik khas dari negara kepulauan yang terdiri dari beberapa pulau
yang terbagi antara daratan dan lautan dimiliki oleh Indonesia. Kondisi Indonesia
yang terdiri dari ribuan pulau dan daerah yang terbagi menjadi 1.811.570
kilometer persegi daratan dan 3.081.756 kilometer persegi perairan merupakan
anugerah dan sekaligus tantangan, khususnya dalam hal distribusi pertanian salah
satunya adalah daging sapi. Daging sapi adalah komoditas yang termasuk
sembilan jenis makanan pokok bagi masyarakat (sembako) sesuai dengan
keputusan menteri perindustrian dan perdagangan nomor 115/mpp/kpp/2/ 1998,
tanggal 27 Februari 1998 dan kedua yang paling banyak dikonsumsi oleh
masyarakat Indonesia dengan kontribusi hingga 15,45 % produksi daging nasional
setelah ayam pedaging.
Lebih spesifik lagi, penelitian ini bertujuan sebagai berikut: untuk menilai
integrasi pasar domestik pada daging sapi dalam sebuah pulau dan antar pulau dan
untuk menganalisa kecepatan dari koreksi penyesuaian harga dan durasi waktu
yang dibutuhkan oleh dua provinsi yang memiliki hubungan dalam pulau yang
sama maupun antar pulau. Data yang digunakan dalam studi ini adalah harga
daging sapi di tingkat konsumen dengan menghitung nilai rata-rata harga 4 jenis
daging sapi (Primary Cut, Secondary Cut AB, Meat Manufacturing and Fancy
and Variety Meat) dengan frekuensi harian (hari kerja) dari tanggal 1 Januari 2015
hingga 27 April 2018. Untuk, nilai-nilai yang hilang kami memenuhinya dengan
menggunakan interpolasi linier. Total pengamatan: 28.611 (867 hari x 33 ibukota
provinsi).
Peneliti menggunakan uji Unit Root untuk mencari tahu apakah serial
harga tergolong non-stationary pada tingkat level atau tidak, uji AIC untuk
mengetahui jumlah lag yang diperlukan untuk uji kointegrasi dan VECM, uji
kointegrasi untuk menentukan hubungan kointegrasi yang diuji terhadap 96
pasang pasar daging sapi di 33 provinsi di Indonesia berdasarkan survei berskala
nasional mengenai distribusi perdagangan daging sapi Indonesia pada tahun 2013
dan pada tahun 2018, dan uji model koreksi kesalahan vektor (VECM) untuk
menentukan integrasi pasar dan transmisi harga dan untuk menilai kecepatan
penyesuaian koreksi harga per hari dan durasi yang diperlukan sampai harga
kembali pada keseimbangan.
Uji kointegrasi menunjukkan bahwa dari 96 pasangan hanya terdapat 72 %
(69 pasangan) yang terintegrasi secara signifikan dan sisanya 27 pasangan (28 %)
tidak terbukti secara signifikan memiliki hubungan integrasi. Secara umum,
Indonesia bagian barat yaitu di seluruh provinsi di pulau Sumatera, seluruh
provinsi di pulau Jawa dan beberapa provinsi di pulau Kalimantan yang dominan
dalam jumlah adanya hubungan integrasi pasar dibandingkan dengan provinsi di
Indonesia bagian tengah dan timur. Terdapat 31 pasangan pasar terintegrasi dalam
sebuah pulau dan 38 pasangan pasar terpadu antara pulau.
Hasil uji VECM menunjukkan terdapat 45 hubungan ideal yang dibedakan
antara pasangan provinsi dalam sebuah pulau dan antar pulau. Dapat disimpulkan
bahwa dari hasil penelitian, perbaikan pasangan harga pada provinsi dalam sebuah
pulau lebih kuat daripada pasangan harga antar pulau dengan nilai masing-masing
10,33 % per hari dan 9,87 % per hari. Durasi waktu untuk koreksi pada pasangan
yang terdapat dalam sebuah pulau lebih cepat daripada pasangan yang terdapat
antar pulau dengan masing-masing rata-rata 8 hari dan rata rata 9,52 hari. | id |