Model Penangkaran Nuri Talaud ( Eos histrio talautensis ). Sebagai Satwa Endemik
View/Open
Date
2019Author
Keintjem, James Revelson Meilius
Fuah, Asnath Maria
Sumantri, Cece
Masy'ud, Burhanuddin
Metadata
Show full item recordAbstract
Nuri Talaud (Eos histrio talautensis) adalah salah satu jenis burung di
Indonesia yang memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi, antara lain,
berdasarkan potensi morfologis, suara dan tingkah laku. Potensi ekonomis
tersebut menyebabkan tingginya perburuan burung sehingga dapat menurunkan
populasi di alam. Berdasarkan kondisi tersebut, Nuri Talaud ditetapkan sebagai
satwa yang dilindungi oleh pemerintah UU No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi
Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya dan PP No.7 Tahun 1999 tentang
Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa Liar. Nuri Talaud memiliki status
langkah (endangered) oleh IUCN (International Union for Conservation of
Nature and Natural Resources) Red List dan masuk ke dalam Daftar Lampiran
(Appendix) I CITES (Convention on International Trade on Endangered Species
of Flora and Fauna). Oleh karena itu tindakan konservasi perlu dilakukan, baik
secara in situ maupun secara ex situ. Kegiatan penangkaran bertujuan untuk
meningkatan populasi dan hasil penangkaran dapat dilepasliarkan ke habitat alam
atau sebagai satwa harapan.
Dalam rangka pengembangbiakan Nuri Talaud, data tentang morfologi,
akrivitas dan perilaku penting untuk diketahui agar dapat dirumuskan dan
tentukan kebijakan untuk pelestarian dan upaya budidaya Nuri Talaud sebagai
satwa harapan yang memiliki nilai ekonomi dan penghasil devisa.
Penelitian tentang pengembangan dan penangkaran Nuri Talaud sebagai
satwa endemik telah dilakukan di Balai Konservasi Sumber Daya Alam Manado
untuk mendapatkan informasi karakteristik morfologi, aktivitas dan perilaku
harian serta tingkat kesukaan terhadap pakan dalam rangka pengembangan dan
penangkaran. Hingga saat ini belum banyak informasi atau penelitian yang
dilakukan tentang reproduksi burung tersebut terutama jenis kelamin.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-September 2017. Objek yang
diamati adalah Nuri Talaud yang terdiri dari tiga pasang yaitu jantan dan betina.
Alat yang digunakan diantaranya adalah 2 unit kandang ukuran 3 x 1,5 x 2 satu
unit CCTV (closed circuit television), weather meter, Stopwatch, tempat makan,
tempat minum, tenggeran dan pohon hidup.
Penelitian tahap pertama bertujuan menganalisis karakteristik morfologi
Nuri Talaud di penangkaran. Pengamatan karakteristik morfologi jantan dan
betina meliputi bentuk tubuh masing-masing jenis kelamin yang dinilai
berdasarkan kriteria yang disarankan Susetyo (2012). Pengamatan karakteristik
morfologi dilakukan di luar kandang setelah selesai pengamatan perilaku harian.
Hal ini dilakukan agar pengamatan lebih dekat, fokus, dan jelas, sehingga
memudahkan pengumpulan data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik morfologi Nuri Talaud
dalam penangkaran meliputi :1) bentuk tubuh, 2) bobot badan, 3) bentuk kepala.
Berdasarkan jenis kelamin, terdapat perbedaan bentuk antara burung jantan dan
betina. Betina memiliki betuk kepala bulat, tubuh ramping, memanjang serta
warna bulu tidak cerah dan kusut, sementara jantan memiliki bentuk kepala tidak
bulat, badan besar dan lebar serta warna bulu cerah dan bulu bersih. Data ukuran
morfometri jantan lebih tinggi dari betina berdasarkan panjang kepala, lebar
kepala, panjang dada, lebar dada, panjang paruh atas, lebar paruh atas, tinggi
paruh atas dan panjang ekor.
Hasil pengamatan menunjukkan bahwa aktivitas dan perilaku harian Nuri
Talaud selama 12 jam di penangkaran. Metode Focal Animal Sampling (Martin
dan Bateson 1999), melalui metode ini dilakukan pengamatan dan pencatatan
terhadap aktivitas dan perilaku individu hewan selama periode waktu tertentu.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa aktivitas dan perilaku harian Nuri
Talaud meliputi perilaku seperti, bergerak (locomotive), perilaku makan
(ingestive) dan perilaku perawatan tubuh (body care) serta perilaku istirahat
(resting. Lama beraktivitas didominasi oleh jantan sedangkan betina lebih banyak
aktivitas bertengger dan istirahat, artinya terdapat perbedaan antara burung jantan
dan betina.
Berdasarkan jenis pakan yang dikonsumsi menunjukkan bahwa pakan yang
disukai Nuri Talaud adalah jagung, papaya, pisang, semangka, madu, dan kacang
tanah serta kacang kedelai. Konsumsi pakan per ekor per hari untuk jantan 74 g
dan betina 98 g. Pakan diberikan dalam bentuk segar dan bervariasi dengan
frekuensi pemberian dua kali sehari untuk menjamin ketersediaan pakan secara
cukup di dalam kandang penangkaran. Dapat disimpulkan, berdasarkan
morfologi, aktivitas dan perilaku, terdapat perbedaan antara Nuri Talaud jantan
dan betina.
Collections
- DT - Animal Science [352]