Analisis Parameter Skin Surface Temperature dan Uap Air pada Erupsi Gunung Api (Studi Kasus: Gunung Kelud).

Abstract

Pasca letusan gunung berapi dapat menjadi faktor pendorong utama dalam variabilitas iklim selama beberapa abad terakhir. Kejadian terakhir letusan Kelud terjadi pada 13 Februari 2014 pukul 22:50 WIB. Penelitian ini bertujuan menganalisis skin surface temperature (SKT), total kolom uap air (TCWV), dan mixing ratio dengan melihat perubahan ketika sebelum dan sesudah erupsi dengan model Weather Research Forecasting (WRF). Data Global Forecast System (GFS) digunakan sebagai masukan model WRF, sedangkan data reanalisis ERA-Interim sebagai pembanding. Metode koreksi bias dilakukan untuk menyesuaikan luaran WRF dengan ERA-Interim pada SKT dan TCWV. Interval besarnya SKT antara waktu siang dengan malam hari pada daerah sekitar gunung Kelud berkisar antara 21 - 23oC menurut luaran WRF, sedangkan 12oC menurut ERA-Interim. Hasil menunjukkan bahwa terdapat 56 anomali SKT WRF dan 5 anomali SKT ERA-Interim di atas 2 standar deviasi saat sebelum letusan. Anomali TCWV dari luaran WRF memiliki variasi yang konsisten dengan ERA-Interim dan terdapat 2 anomali TCWV di atas 2 standar deviasi. Parameter mixing ratio menunjukkan penurunan tren ketika sebelum dan sesudah letusan.