Show simple item record

dc.contributor.advisorMachfud
dc.contributor.advisorRomli, Muhammad
dc.contributor.advisorRosadi, Asep Husni Yasin
dc.contributor.authorSuripto
dc.date.accessioned2019-07-04T03:10:51Z
dc.date.available2019-07-04T03:10:51Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98234
dc.description.abstractAgroindustri gula tebu merupakan industri yang mempunyai peran stategis karena terkait dengan penyediaan komoditas stategis gula, dimana menjadi kewajiban pemerintah untuk memastikan persediaan mencukupi kebutuhan nasional. Kebutuhan gula nasional sampai saat ini jauh di atas kemampuan produksi dalam negeri. Kekurangan pasokan gula dipenuhi melalui import gula mentah (Raw Sugar) untuk dioleh menjadi gula kristal putih oleh industri gula rafinasi untuk memenuhi kebutuhan industri. Sementara produksi industri gula berbahan baku tebu untuk memenuhi kebutuhan sektor rumah tangga. Ketidakmampuan agroindustri gula nasional untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri tidak lepas dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal, seperti produktivitas dan efesiensi yang rendah dan berkurangnya lahan untuk perkebunan tebu karena alih fungsi lahan. Pada skala pabrik produktivitas dan efesiensi yang rendah terjadi karena berbagai risiko yang terjadi dalam proses produksi gula tebu yang belum teratasi dengan baik. Sebagai suatu proses yang berjalan kontinyu dan berbahan baku yang mudah rusak dan bersifat musiman, maka risiko dalam proses produksi gula menjadi kompleks dan bersifat dinamis. Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi risiko dan menganalisis untuk menentukan risiko prioritas. Identifikasi dan analisis risiko dilakukan dengan metode Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Tujuan berikutnya adalah menentukan tindakan penanganan risiko prioritas dengan menggunakan metode Fuzzy HOR-2 (House of risk) tahap 2 yang dimodifikasi, digabungkan dengan teknik ISM (interpretative structural modellling). Fungsi dari Fuzzy HOR-2 yang dimodifikasi adalah untuk menilai tingkat efektifitas tindakan terhadap penyebab risiko dan tingkat kesulitan implemetasinya sementara teknik ISM untuk menilai sejauh mana hubungan antar tindakan. Sedangkan tujuan terakhir penelitian adalah mensimulasikantindakan penanganan risiko agroindustri gula tebu terpilih dengan pendekatan dinamika sistem. Hasil identifikasi diperoleh 10 risiko prioritas untuk mendapatkan penanganan yaitu: tebangan kurang dari kapasitas giling, tebu Tebangan tidak bersih, tebu menginap di amplasement > 24 jam, laju proses penggilingan terganggu, tekanan hidrolik tidak stabil, kerusakan roll gilingan, kadar CaO Nira Encer masih tinggi, tekanan atau suhu uap di unit evaporasi rendah, tekanan uap uap minimal dari boiler tidak tercapai. Tindakan penanganan risiko-risiko prioritas ini secara berturut-turut adalah sebagai berikut: 1). perbaikan manajemen perencanaan TMA (tebang muat angkut) dengan prakiraan hari hujan; 2). melakukan perencanaan secara terkendali henti giling bersama-sama jadwal perbaikan mesin; 3). pengetatan SOP TMA melalui peningkatan pengawasan, reward & punishment; 4). perbaikan sistem komunikasi antar bagian produksi dengan TMA; 5).perbaikan manajemen TMA dalam manajemen pasokan; 6).pengendalian kualitas bagas melalui pengendalian gilingan, dan pengendalian kebersihan tebu; 7). perawatan dan perbaikan secara berkala mantel roll gilingan; 8)penggunaan kapur dan proses pembuatan susu kapur sesuai standar; 9). kontrol tebu bersih dari tanah/pasir secara ketat sebelum penggilingan. Hasil analisis dengan menggunakan metode fuzzy HOR-2 yang dimodifikasi dan teknik ISM atas tindakan penanganan risiko untuk risiko prioritas di atas terpilih empat tindakan penanganan prioritas yaitu: perbaikan manajemen perencanaan TMA (Tebang muat angkut) dengan prakiraan hari hujan; pengetatanSOP TMA melalui peningkatan pengawasan, reward & punishment; perbaikan sistem komunikasi antar bagian produksi dengan TMA; dan perbaikan manajemen TMA dalam manajemen pasokan. Simulasi dengan model dinamika sistem dilakukan dengan skenario (1) peningkatan proporsi tebang semi mekanis untuk (2) tindakan perbaikan manajemen TMA sebagai upaya (3) mengatasi ketidakstabilan pasokan tebu dan (4) skenario pengetatan SOP TMA sebagai upaya meningkatkan tingkat kebersihan tebu. Hasil simulasi untuk kondisi kebun yang sama (luas dan tingkat produktivitas tebu), jika 2 skenario tersebut dilakukan secara paralel menghasilkan peningkatan pada variabel pasokan tebu harian, tebu giling harian, produksi gula SHS, rendemen, pendapatan., penurunan jumlah hari giling dan penurunan prosentase trash.id
dc.language.isoidid
dc.publisherIPB (Bogor Agricultural University)id
dc.subject.ddcAgroindustrial Technologyid
dc.subject.ddcAgroindustryid
dc.subject.ddc2017id
dc.subject.ddcIndonesiaid
dc.titleRancang Bangun Model Manajemen Risiko Agroindustri Gula Tebu .id
dc.typeDissertationid
dc.subject.keywordagroindustri gulaid
dc.subject.keyworddinamika sistemid
dc.subject.keywordfuzzy logicid
dc.subject.keywordmanajemen risikoid
dc.subject.keywordrisikoid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record