Rancang Bangun Model Manajemen Risiko Agroindustri Gula Tebu .
View/Open
Date
2019Author
Suripto
Machfud
Romli, Muhammad
Rosadi, Asep Husni Yasin
Metadata
Show full item recordAbstract
Agroindustri gula tebu merupakan industri yang mempunyai peran stategis
karena terkait dengan penyediaan komoditas stategis gula, dimana menjadi
kewajiban pemerintah untuk memastikan persediaan mencukupi kebutuhan
nasional. Kebutuhan gula nasional sampai saat ini jauh di atas kemampuan
produksi dalam negeri. Kekurangan pasokan gula dipenuhi melalui import gula
mentah (Raw Sugar) untuk dioleh menjadi gula kristal putih oleh industri gula
rafinasi untuk memenuhi kebutuhan industri. Sementara produksi industri gula
berbahan baku tebu untuk memenuhi kebutuhan sektor rumah tangga.
Ketidakmampuan agroindustri gula nasional untuk memenuhi kebutuhan
dalam negeri tidak lepas dari berbagai faktor baik internal maupun eksternal,
seperti produktivitas dan efesiensi yang rendah dan berkurangnya lahan untuk
perkebunan tebu karena alih fungsi lahan. Pada skala pabrik produktivitas dan
efesiensi yang rendah terjadi karena berbagai risiko yang terjadi dalam proses
produksi gula tebu yang belum teratasi dengan baik. Sebagai suatu proses yang
berjalan kontinyu dan berbahan baku yang mudah rusak dan bersifat musiman,
maka risiko dalam proses produksi gula menjadi kompleks dan bersifat dinamis.
Penelitian ini bertujuan melakukan identifikasi risiko dan menganalisis
untuk menentukan risiko prioritas. Identifikasi dan analisis risiko dilakukan
dengan metode Fuzzy FMEA (Failure Mode and Effect Analysis). Tujuan
berikutnya adalah menentukan tindakan penanganan risiko prioritas dengan
menggunakan metode Fuzzy HOR-2 (House of risk) tahap 2 yang dimodifikasi,
digabungkan dengan teknik ISM (interpretative structural modellling). Fungsi
dari Fuzzy HOR-2 yang dimodifikasi adalah untuk menilai tingkat efektifitas
tindakan terhadap penyebab risiko dan tingkat kesulitan implemetasinya
sementara teknik ISM untuk menilai sejauh mana hubungan antar tindakan.
Sedangkan tujuan terakhir penelitian adalah mensimulasikantindakan penanganan
risiko agroindustri gula tebu terpilih dengan pendekatan dinamika sistem.
Hasil identifikasi diperoleh 10 risiko prioritas untuk mendapatkan
penanganan yaitu: tebangan kurang dari kapasitas giling, tebu Tebangan tidak
bersih, tebu menginap di amplasement > 24 jam, laju proses penggilingan
terganggu, tekanan hidrolik tidak stabil, kerusakan roll gilingan, kadar CaO Nira
Encer masih tinggi, tekanan atau suhu uap di unit evaporasi rendah, tekanan uap
uap minimal dari boiler tidak tercapai. Tindakan penanganan risiko-risiko
prioritas ini secara berturut-turut adalah sebagai berikut: 1). perbaikan manajemen
perencanaan TMA (tebang muat angkut) dengan prakiraan hari hujan; 2).
melakukan perencanaan secara terkendali henti giling bersama-sama jadwal
perbaikan mesin; 3). pengetatan SOP TMA melalui peningkatan pengawasan,
reward & punishment; 4). perbaikan sistem komunikasi antar bagian produksi
dengan TMA; 5).perbaikan manajemen TMA dalam manajemen pasokan;
6).pengendalian kualitas bagas melalui pengendalian gilingan, dan pengendalian
kebersihan tebu; 7). perawatan dan perbaikan secara berkala mantel roll gilingan;
8)penggunaan kapur dan proses pembuatan susu kapur sesuai standar; 9). kontrol
tebu bersih dari tanah/pasir secara ketat sebelum penggilingan.
Hasil analisis dengan menggunakan metode fuzzy HOR-2 yang
dimodifikasi dan teknik ISM atas tindakan penanganan risiko untuk risiko
prioritas di atas terpilih empat tindakan penanganan prioritas yaitu: perbaikan
manajemen perencanaan TMA (Tebang muat angkut) dengan prakiraan hari
hujan; pengetatanSOP TMA melalui peningkatan pengawasan, reward &
punishment; perbaikan sistem komunikasi antar bagian produksi dengan TMA;
dan perbaikan manajemen TMA dalam manajemen pasokan.
Simulasi dengan model dinamika sistem dilakukan dengan skenario (1)
peningkatan proporsi tebang semi mekanis untuk (2) tindakan perbaikan
manajemen TMA sebagai upaya (3) mengatasi ketidakstabilan pasokan tebu dan
(4) skenario pengetatan SOP TMA sebagai upaya meningkatkan tingkat
kebersihan tebu. Hasil simulasi untuk kondisi kebun yang sama (luas dan tingkat
produktivitas tebu), jika 2 skenario tersebut dilakukan secara paralel
menghasilkan peningkatan pada variabel pasokan tebu harian, tebu giling harian,
produksi gula SHS, rendemen, pendapatan., penurunan jumlah hari giling dan
penurunan prosentase trash.