Karakterisasi Energi Hambur Balik Akustik dari Kuda Laut (Hippocampus sp.).
View/Open
Date
2019Author
Apdillah, Dony
Jaya, Indra
Manik, Henry M.
Hestirianoto, Totok
Metadata
Show full item recordAbstract
Kuda laut (Hippocampus sp.) merupakan ikan laut karnivora yang
terancam punah dan berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologis
perairan. Kuda laut adalah ikan bertulang keras yang telah dimanfaatkan untuk
akuarium sebagai ikan hias, pengobatan tradisional Cina sebagai penambah
stamina (aphrodisiac), cenderamata dan sebagai bahan makanan penguat (food
tonic). Sejauh ini telah terjadi ekploitasi besar dan penurunan terhadap populasi
mereka di perairan. Kuda laut telah diatur dalam Convention of International
Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) appendix II, dan
tercantum dalam Daftar Merah Spesies yang terancam (IUCN Red List of
Threattened Species 2014). Penurunan populasi kuda laut di alam telah
meningkatkan perhatian peneliti dan menjadi penting dilakukan melalui
pendekatan multidisiplin ilmu, khususnya riset pemantauan distribusi dan
kelimpahan kuda laut.
Pemantauan populasi kuda laut di perairan sulit dilakukan. Pada saat ini
untuk memantau keberadaannya umumnya masih menggunakan teknik visual,
biologi dan statistik. Pendekatan tersebut memiliki keterbatasan antara lain
membutuhkan waktu yang lama, akurasi yang rendah, sehingga diperlukan suatu
pendekatan alternatif yang berbasis telemetri (hydroacoustic). Pendekatan
hydroacoustic telah digunakan sebagai tool dalam penelitian perikanan di perairan
laut. Implementasi teknologi akustik aktif sangat ditentukan melalui informasi
hamburan balik (backscattering) akustik atau dikenal dengan Target Strength
(TS). Kuda laut memiliki sifat yang unik, dimana kuda laut jantan memiliki
kantong pengeraman (brood pouches). Kuda laut jantan yang mengalami
kehamilan dan memelihara anak-anaknya dalam kantong perutnya hingga
menetas. Keberadaan brood pouch diduga berpengaruh terhadap respon
backscatter akustik, sehingga dapat menjadi faktor penciri (acoustic signature)
untuk membedakan jenis kelamin melalui metode akustik aktif di masa akan
datang.
Pengamatan akustik kuda laut dilakukan dengan menggunakan watertank
eksperimen. Kuda laut ditempatkan dengan metode ikat dan gantung (tethered).
Perekaman data akustik kuda laut dilakukan dengan menggunakan scientific
echosounder single beam SIMRAD EK-15. Tranduser diletakan pada posisi
vertikal (downward looking). Pemrosesan signal processing menggunakan
perangkat lunak Sonar-4. Kuda laut yang diamati dikumpulkan dari Perairan
Pulau Bintan, Indonesia. Kalibrasi instrumen dilakukan dengan teknik transmisi
akustik on-axis dengan sphere ball diameter 38.1 mm tungtens carbide (TS = -42
dB). Selama perekaman data akustik juga dilakukan pengambilan gambar video
melalui kamera underwater yang ditempatkan pada sisi dinding watertank.
Pengambilan gambar dan perekaman data akustik dilakukan pada saat bersamaan
untuk melihat tingkah laku orientasi dari kuda laut.
4
Hasil pengukuran nilai TS rerata kuda laut berdasarkan ukuran pada aspek
dorsal berkisar pada interval -47,04 s.d -48,94 dB dan pada aspek ventral berkisar
-49,30 s.d -56,43. Kisaran nilai TS kuda laut pada aspek dorsal lebih besar
dibandingkan dari pada aspek ventral, hal ini diduga disebabkan oleh struktur
tubuh bagian dorsal lebih rata (flat) dengan material pembetuk otot tubuh yang
lebih keras sehingga memberikan respon pantulan gelombang suara yang kembali
lebih kuat. Bagian ventral merupakan bagian tubuh depan sekitar perut, bagian ini
lebih relatif lunak, pada kuda laut jantan terdapat organ reproduksi (brood pouch)
berfungsi sebagai tempat pengeraman telur. Organ ini tampaknya memberikan
pengaruh terhadap respon nilai TS pada kuda laut.
Hasil penelitian telah memformulasikan persamaan logaritma hubungan
TS-ukuran, yakni untuk H. comes dengan panjang total antara 11 sampai 15 cm,
dihasilkan TS Dorsal = 20 Log (L) – 70,35 (dB) dan TS Ventral = 20 Log (L) –
74,51 (dB). Respon nilai TS pada H. comes juga dipengaruhi sudut atau arah
orientasi target terhadap tranduser. Pengukuran dilakukan dengan memutar body
orientation (orientasi tubuh) dari kuda laut. Hasil pengamatan menunjukan nilai
TS mengikuti pola sorot (beam pattern) dimana nilai maksimal pada sudut 00 .
Hasil pengukuran nilai TS rerata kuda laut jantan hamil (kehadiran brood
pouch) lebih kecil dibandingkan dengan kuda laut betina (tanpa brood pouch) baik
pada aspek dorsal dan ventral, hal ini terkait dengan struktur komposisi anatomi
internal dari brood pouch, yang mampu meredam hambur balik suara. Hasil Uji T,
menunjukkan terdapat perbedaan respon TS H. kuda ada brood pouch (jantan
hamil) dibandingkan dengan H. kuda tanpa brood pouch (betina) secara nyata.
Kondisi ini mengindikasikan bahwa dimungkinkan kedepan dapat dibedakan kuda
laut berdasarkan jenis kelamin secara akustik.
Collections
- DT - Fisheries [733]