Show simple item record

dc.contributor.advisorWarsiki, Endang
dc.contributor.advisorSyamsu, Khaswar
dc.contributor.advisorIskandar, Ade
dc.contributor.authorPutri, Vivin Jenika
dc.date.accessioned2019-07-02T05:57:37Z
dc.date.available2019-07-02T05:57:37Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.urihttp://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/98215
dc.description.abstractPenentuan kematangan buah di pasaran masih mengalami kesulitan, terutama buah yang tidak mengalami perubahan warna saat matang. Kesulitan dalam mengetahui tingkat kematangan buah memerlukan suatu inovasi baru yang dapat mengetahui kematangan buah, salah satunya dengan menggunakan kemasan cerdas. Kemasan cerdas dapat menginformasikan produk yang dikemasnya sehingga konsumen tidak lagi melukai atau merusak mutu dari buah ketika memilih buah sesuai dengan yang diinginkan. Kematangan buah dipengaruhi oleh gas etilen, keberadaan gas etilen dapat dikendalikan dan diketahui keberadaannya dengan matrik berpori seperti zeolit. Zeolit memiliki kemampuan sebagai bahan penukar kation, katalis dan adsorber. Dalam pemanfaatan sebagai adsorber zeolit dapat diaktivasi secara fisik dan kimia. Aktivasi fisik dapat dilakukan dengan mengecilkan ukuran zeolit menjadi nano dan pemanasan zeolit secara kalsinasi. Aktivasi kimia nano zeolit dapat dilakukan dengan merendam nano zeolit dengan larutan HCl 1 N selama 24 jam. Aktivasi nano zeolit bertujuan untuk meningkatkan kemampuan nano zeolit sebagai adsorber. Zeolit sebagai adsorber dapat dimanfaatkan sebagai matrik indikator kematangan buah klimaterik yang sebelumnya sudah ditambahkan ammonium molibdat. Ammonium molibdat merupakan salah satu bahan kimia yang memiliki kepekaan tinggi terhadap keberadaan gas etilen, sehingga indikator dapat berubah warna saat bereaksi dengan gas etilen. Prinsip kerja indikator pada dasarnya terjadi karena adanya reaksi antara senyawa yang dihasilkan produk selama proses penyimpanan dengan indikator untuk menghasilkan perubahan warna. Kesulitan penentuan kematangan buah dapat diatasi dengan indikator kematangan, sehingga dalam proses pemilihan buah, buah tidak lagi dilukai ataupun ditekan sehingga mutu buah dapat terjaga. Tujuan umum penelitian ini adalah mengembagan indikator warna pendeteksi tingkat kematangan buah berbahan nano zeolit–ammonium molibdat. Tujuan khusus penelitian ini antara lain mendapatkan karakteristik fisik dan kimia nano zeolit, mendapatkan laju penyerapan nano zeolit–ammonium molibdat, mengetahui karakteristik fisik dan kimia indikator kematangan berbahan nano zeolit-ammonium molibdat dan mengetahui kinerja indikator untuk mendeteksi kematangan buah. Penelitian ini dibagi 3 tahap. Tahap pertama adalah persiapan nano zeolit dan persiapan pewarna indikator. Tahap kedua adalah persiapan pembuatan indikator kematangan serta mengukur laju penyerapan sehingga menghasilkan model laju penyerapan larutan ammonium molibdat terhadap nano zeolit dan tahap ketiga aplikasi indikator kematangan pada buah alpukat. Hasil penelitian menunjukan bahwa nano zeolit-ammonium sebagai indikator memiliki kemampuan untuk mendeteksi kematangan buah alpukat. Nano zeolit teraktivasi 24 jam dapat meningkatkan kapasitas penyerapan ammonium molibdat. Waktu optimum perendaman nano zeolit dalam larutan ammonium molibdat selama 25 menit mampu menyerap ammonium molibdat 0.8044 mg/menit mengikuti model pseudo second order. Dilihat dari morfologi nano zeolit, ammonium molibdat mampu menempel dipermukaan nano zeolit dan mengisi ruang kosong diantara permukaan nano zeolit. Perubahan warna indikator terjadi akibat adanya reaksi oksidasi dari hidrogen peroksida dengan ammonium molibdat menjadi peroksomolibdat, sehingga indikator saat terpapar gas etilen akan berwarna biru karena adanya reaksi reduksi antara peroksomolibdat dan gas etilen. Warna indikator belum terpapar gas etilen berwarna kuning dan saat terpapar gas etilen berwarna biru. Kecepatan perubahan warna tablet indikator berbeda sesuai dengan konsentrasi gas etilen yang ada dalam kemasan. Aplikasi indikator kematangan terhadap buah alpukat memberikan perubahan warna kuning menjadi biru pada hari ke-7 penyimpanan. Indikator ini menunjukan hubungan antara perubahan warna dengan mutu buah alpukat. Produksi gas etilen buah alpukat dengan berat alpukat 350 gram, selama 10 hari adalah 167.362 ppm/kg. Oleh karena itu, untuk mendapatkan perubahan warna tablet yang signifikan setiap kemasan berisikan 1 kg buah alpukat dengan produksi gas etilen 200-400 ppm. Warna indikator akan menjadi media informasi mengenai tingkat kematangan dan kesegaran buah kepada konsumen.id
dc.language.isoidid
dc.publisherBogor Agricultural University (IPB)id
dc.subject.ddcAgroindustrial Technologyid
dc.subject.ddcColor Indicatorid
dc.subject.ddc2018id
dc.subject.ddcBogor-Jawa Baratid
dc.titlePengembangan Indikator Warna Pendeteksi Kematangan Buah Berbahan Nano Zeolit–Ammonium Molibdatid
dc.typeThesisid
dc.subject.keywordAmmonium molibdatid
dc.subject.keywordAlpukatid
dc.subject.keywordEtilenid
dc.subject.keywordIndikator kematanganid
dc.subject.keywordZeolitid


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record