Desain Lanskap Hutan Kota Rekreasi di Kemayoran Jakarta pusat.
Abstract
Kemayoran merupakan salah satu kawasan di Propinsi DKI Jakarta yang sedang berkembang dengan pemanfaatan lahan yang beragam diantaranya berupa perindustrian, area bisnis, permukiman padat, perumahan, pasar, serta hotel maupun apartemen. Perkembangan ini diiringi permasalahan seperti permasalahan lingkungan dan sosial diantaranya memberikan dampak negatif terhadap psikologis manusia seperti kepenatan, stres bahkan depresi. Permasalahan seperti ini dapat diatasi oleh pemerintah setempat dengan melakukan pengembangan yang seimbang dan memberi pengaruh positif pada berbagai aspek seperti aspek sosial, ekonomi maupun lingkungan. Tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi kondisi karakteristik lanskap pada tapak sebagai hutan kota rekreasi menganalisis dan membuat sintesis pada tapak, dan membuat konsep desain serta mendesain Hutan Kota Rekreasi Bandar Baru Kemayoran. Metode yang digunakan selama kegiatan penelitian desain Hutan Kota Kemayoran ini melalui tiga jenis pendekatan, diantaranya pendekatan fisik dan biofisik, pendekatan sosial, dan pendekatan ekologis. Penelitian ini dilakukan mengikuti tahapan proses desain yang dikemukakan oleh Booth (1983) sebagai pedoman pelaksanaan kerja di lapang yang diuraikan sebagai berikut diantaranya penerimaan proyek, riset dan analisis data, konsep, dan gambar konstruksi. Konsep dasar perancangan Hutan Kota Kemayoran adalah menjadikan hutan kota sebagai tempat rekreasi yang berbasis ekologis. Konsep rekreasi ekologis memberikan alternatif bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan rekreasi seperti berkumpul, bersosialisasi, bersantai, bermain, berolahraga, serta sekedar jalan-jalan menikmati pemandangan dengan tetap mengedepankan fungsi dasar hutan kota sebagai pengendali banjir, pengatur iklim mikro serta konservasi lahan mangrove dengan didukung kekayaan habitat satwa dan vegetasi yang unik pada hutan kota. Tema dari perancangan ini yaitu “re-creative” (kembali kreatif) atau dengan kata lain mengembalikan kreatifitas. Seseorang yang melakukan kegiatan secara konsisten akan merasakan jenuh sehingga membutuhkan istirahat sejenak (Break point) dan menemukan titik balik (turning point) untuk dapat kembali berfikir kreatif. Mengacu pada hal tersebut, konsep desain yang akan diterapkan adalah ‘jeda’ yang diartikan sebagai istirahat sejenak diantara kegiatan atau aktifitas. Konsep desain diinterpretasikan kedalam dua bentuk yaitu jeda sebagai makna dan jeda sebagai simbol. Penelitian ini dibatasi sampai tahap penyusunan desain lanskap dengan hasil akhir berupa siteplan yang dilengkapi gambar detail.
Collections
- UT - Landscape Architecture [1258]