| dc.description.abstract | dan paling banyak ditangkap untuk dijadikan konsumsi
masyarakat Indonesia dari berbagai kalangan.
Metode penelitian ini mencakup pengukuran beberapa TS ikan pelagis
dengan menggunakan pendekatan akustik narrowband (NB), pendekatan akustik
wideband (WB) serta analisis perbandingan dari pengukuran TS dengan
pendekatan NB dan WB. Pengukuran TS dengan akustik NB menggunakan
frekuensi tunggal 200 kHz, sedangkan akustik WB menggunakan frekuensi yang
dimodulasi 160-260 kHz menggunakan tranduser splitbeam 200 kHz. Penelitian
ini dilakukan secara in situ di atas wahana bagan apung yang beroperasi di
perairan Palabuhanratu, Sukabumi-Jawa Barat. Bahan penelitian yang diukur
sebagian besar merupakan sampel ikan dalam keadaan mati.
Pengukuran TS menggunakan NB menunjukan bahwa nilai TS untuk
kondisi ikan dalam kondisi hidup dan kondisi mati untuk ikan jenis yang sama
tidak memiliki perbedaan nilai TS yang signifikan. Pengukuran TS menggunakan
WB menghasilkan nilai TS yang berbeda untuk setiap individu ikan berdasarkan
rentang frekuensi WB yang dipakai. Hasil pengukuran WB menunjukan hubungan
ukuran dan nilai TS terhadap frekuensi menunjukan fungsi pangkat 4 (f4). | id |
